Batam (Antara Kepri) - Wali Kota Batam Provinsi Kepulauan Riau Muhammad Rudi meresmikan sistem penyediaan air minum di Pulau Sarang untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga.
"Ini merupakan langkah yang dilakukan pemkot dalam pengentasan kemiskinan," kata Rudi usai meresmikan sistem penyediaan air minum (SPAM) Pulau Sarang, Kota Batam, Kepulauan Riau, Senin.
Air bersih itu dialirkan dari waduk tadah hujan buatan di Pulau Mecan yang sudah dibangun Pemkot Batam pada 2013.
Wali Kota menyatakan warga pulau-pulau pengangga selama ini kesulitan mendapatkan air bersih karena terbatasnya mata air.
Apalagi, warga pulau dilarang menggali sumur untuk mendapatkan air bersih, demi menghindari terjadinya penurunan tanah pada pulau yang bisa menyebabkan tenggelam.
"Maka dicari bagaimana solusinya, sehingga mereka punya air," kata dia.
Cara paling mudah dan murah adalah dengan membuat penampungan air hujan, yang kemudian dialirkan ke mastarakat.
Wali Kota menegaskan telah berupaya menepati komitmennya untuk membangun infrastruktur di pulau-pulau penyangga, mulai dari air, listrik, pendidikan hingga kesehatan.
"Bagaimana agar orang pulau bisa menikmati apa yang bisa warga kota nikmati," kata dia.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Yumasnur menyatakan Sistem Penyediaan Air Minum di Pulau Sarang merupakan pengadaan 2016 dengan nilai Rp4,2 miliar.
Sistem itu terhubung dengan Waduk Tadah Hujan di Pulau Mecan berkapasitas 7.500 kubik air, yang dibangun tiga tahun sebelumnya.
"Kami sudah bangun waduk tadah hujan yang menampung air hujan, kemudian lakukan proses pembersihan terhadap air, dan kami alirkan ke Pulau Sarang," kata dia.
Untuk mengalirkan air dari Pulau Mecan ke Pulau Sarang, Pemkot membangun pipa bawah laurt sepanjang 1,4 km.
"Air dari Pulau Mecan dapat memenuhi kebutuhan air bersih 82 KK warga Pulau Mecan dan 32 KK warga Pulau Sarang," kata dia.
Pemkot tidak mengenakan biaya sedikitpun kepada warga yang ingin mendapatkan sambungan air baru, termasuk pemasangan pipa hingga ke dalam rumah.
Warga hanya dikenakan biaya Rp5.000 per kubik air yang digunakannya kepada Unit Pelaksana Teknis Air Bersih milik Dinas PU.
Menurut Yumasnur, harga air yang dikelola UPT Air Bersih lebih murah ketimbang harga yang harus dibayarkan warga selama ini Rp10.000 hingga Rp15.000 per drum yang berisi 0,2 kubik.
"Sambung baru tidak kena biaya sampai depan rumah, hanya membayar pemaiakaian air tiap bulan," katanya.(Antara)
Editor: Dedi
Berita Terkait
BP Batam sebut rumah contoh di Rempang Eco City sudah dialiri listrik dan air
Jumat, 19 April 2024 18:27 Wib
Natuna-Kepri berstatus siaga darurat bencana kekeringan
Jumat, 19 April 2024 13:49 Wib
Bareskrim Polri ungkap 2 karyawan Lion Air terlibat jaringan narkoba
Kamis, 18 April 2024 16:52 Wib
Pemkab Natuna cari solusi atasi krisis air bersih Pulau Bunguran Besar
Kamis, 18 April 2024 15:20 Wib
Pemkab Natuna gelar jelajah Pulau Setanau guna tarik minat wisatawan
Selasa, 16 April 2024 17:58 Wib
Basarnas siagakan personel di pulau terluar Indonesia di Natuna
Minggu, 14 April 2024 19:19 Wib
Kurang air bersih, PBB sebut penyakit merebak di Jalur Gaza
Sabtu, 13 April 2024 17:48 Wib
Pemkab Natuna sediakan kapal untuk warga mudik ke Pulau Laut
Senin, 8 April 2024 16:16 Wib
Komentar