Arif Fadillah Melenggang Jadi Sekda Kepri

id arif,fadillah,melenggang,jadi,sekda,kepri

Arif Fadillah Melenggang Jadi Sekda Kepri

Sekretaris Daerah Provinsi Kepri TS Arif Fadillah berfoto bersama keluarga. (antarakepri.com/Istimewa)

Jadi, kalau ada kesempatan, kenapa tidak. Itu sangat lumrah kalau pendidikan sudah memenuhi syarat, begitu juga kualifikasi kepangkatan.
Nama Tengku Said Arif Fadillah santer dibicarakan kalangan politisi dan pengamat Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), ketika dia mencalonkan diri sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kepri.
        
Di tengah proses seleksi calon Sekda Kepri yang dilakukan panitia seleksi bentukan Pemrov Kepri, sejumlah pihak berpolemik, ada yang pro dan ada pula yang kontra dengan majunya Arif Fadillah.
         
Pihak yang kontra menuding Arif Fadillah merupakan bagian dari sebuah "skenario" untuk mendudukkan orang-orang dekat Gubernur Nurdin Basirun saat menjabat Bupati Karimun selama dua periode. Beberapa politikus bersuara di media menolak "dinasti Karimun" dalam tataran birokasi pemerintahan Gubernur Nurdin Basirun.
        
"Pro dan kontra itu biasa. Niat saya untuk maju semata untuk mengembangkan karir sebagai seorang birokrat. Dan kebetulah gubernur (Nurdin Basirun-red) adalah mantan bupati (Karimun) kita," kata Arif Fadillah.
         
Meski menuai pro dan kontra, Arif Fadillah yang masih menjabat Sekda Kabupaten Karimun  melenggang menduduki jabatan setingkat pejabat tinggi madya pemerintahan provinsi kepulauan di perbatasan itu.
         
Arif dilantik sebagai Sekda Provinsi Kepri pada Senin (10/10) di Gedung Daerah Tanjungpinang, berdasarkan Keputusan Presiden No 103/TPA tahun 2016 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau, setelah mengikuti berbagai rangkaian seleksi terbuka.
        
Dia menyisihkan dua pesaingnya, Naharuddin yang menjabat Kepala Bappeda Provinsi Kepri dan Syamsul Bachrum Asisten Tata Pemerintahan Sekdaprov Kepri.
        
Dalam rangkaian seleksi secara terbuka, Arif meraih nilai tertinggi 82,98 yang merupakan akumulasi dari penilaian administrasi, makalah, assesment centre, dan wawancara akhir terhadap calon pengisi jabatan Sekda Provinsi Kepri.
        
Menurut Arif, Undang-undang No 5 tahun 2014 membuka peluang bagi dirinya dan pegawai mana saja untuk meniti karir, tidak hanya di tingkat daerah, tetapi juga sampai ke tingkat pusat.

Dia menuturkan, sejak undang-undang tersebut diberlakukan, banyak pejabat daerah yang sukses menunjukkan kemampuan diri dalam mengikuti seleksi sebuah jabatan. Dia mencontohkan seorang deputi di Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Kemenpan) yang dulunya Kepala Dinas Kebersihan di Bandung. Kemudian, seorang temannya yang dulu Sekda di sebuah kabupaten di Kalimantan, kini menjadi staf ahli di kementerian.
         
"Jadi, kalau ada kesempatan, kenapa tidak. Itu sangat lumrah kalau pendidikan sudah memenuhi syarat, begitu juga kualifikasi kepangkatan. Diklat yang saya jalani juga sudah memenuhi syarat. Ketika yang lain masih Adumla, saya sudah Spada eselon V dan baru pindah ke Adumla untuk eselon IV," tutur Arif.

Sebagai putra daerah, pria kelahiran Tanjung Balai Karimun pada Februari 1966 silam itu mengaku merasa terpanggil untuk mengabdi membangun daerah, serta ingin memberi masukan kepada pimpinan dalam hal ini gubernur.

Berbicara soal jabatan sekda, Arif menuturkan bahwa jabatan sekda adalah hal yang biasa dalam sebuah tataran birokrasi pemerintahan di Indonesia. Arif mengibaratkan jabatan sekda itu seperti koki atau juru masak. Jika pimpinan menginginkan masakan asam pedas. Maka sekda harus mampu menghidangkan masakan asam pedas yang lezat dan enak.

Untuk menghidangkan masakan yang enak, maka sekda dibantu oleh pimpinan SKPD yang diberi tugas untuk membuat bumbu masakan yang pas agar asam pedas yang disajikan sesuai selera yang dia ibaratkan sebagai visi dan misi pimpinan, yang dituangkan dalam rencana kerja SKPD.

Hanya saja, sejak era otonomi daerah jabatan sekda kerap dibawa ke ranah politik, dan kerap dipolemikkan oleh kalangan politikus maupun pengamat politik dan pemerintahan.

"Kesannya seperti itu, sejak sekda dipilih melalui proses seleksi. Padahal, sekda itu tidak ada urusannya dengan politik. Tugas sekda mengimplementasikan visi dan misi pimpinan. Jadi, tugas sekda saya rasa wajar-wajar saja. Namun karena pemilihan, timbul kesan sekda itu jabatan politis," tuturnya.

Perjalanan Karir
   
Perjalanan karir Arif tergolong cemerlang, bahkan melangkahi beberapa seniornya yang menjaba kepala dinas di lingkungan Pemerintah Kabupaten Karimun.  
   
Selama menjabat Sekda Karimun, Arif mengaku sangat cerewet dan selalu memperhatikan setiap pekerjaan, mulai dari yang besar hingga paling kecil sekalipun. Ia berprinsip semua tugas dan pekerjaan terlaksana dengan benar dan sempurna.
        
"Saya tidak terbiasa bekerja sendiri. Saya biasa bekerja secara tim. Saya ini ibarat manajer, harus memperhatikan dan memanej semua hal. Kalau ada yang kurang, pegawai yang diberi tanggung jawab saya panggil dan saya tanya dimana kendalanya," katanya.
        
Arif juga mengaku rela bekerja lembur sampai pagi untuk menuntaskan pekerjaan yang bersifat penting dan mendesak. Dia mencontohkan dalam beberapa hari terakhir, bekerja lembur bersama beberapa asisten dan pimpinan SKPD untuk menuntaskan draft Perda SOTK.
       
"Terus terang, cara saya bekerja belajar dari almarhum Gubernur Pak Sani, semasa beliau masih menjadi Bupati Karimun. Waktu itu, saya menjabat Kabag Humas, banyak ilmu yang saya peroleh dari beliau," tuturnya.
        
Dalam meniti karir ada beberapa hal yang ia jadikan pijakan dan pedoman. Pertama, dia meyakini bahwa apa yang diraih dan dicapai merupakan anugerah dari Allah, dan dia anggap sebagai amanah yang harus dijalani dan dipertanggungjawabkan.
       
Kedua, sungguh-sungguh dalam menjalankan tugas yang diamanahkan pimpinan. memahami tugas pokok dan fungsi (tupoksi) sangat penting sehingga menghasilkan output sesuai dengan keinginan pimpinan.
       
"Pimpinan itu maunya apa. Itulah yang harus kita kuasai dan laksanakan sesuai tupoksi yang dimiliki," ujarnya.
       
Ketiga, pendidikan. Dia berpandangan bahwa pendidikan sangat penting untuk mendukung tugas-tugas sebagai aparatur pemerintahan. Sehingga dia tak jarang mengingatkan para juniornya untuk terus belajar dan belajar. Sekolah memang banyak mengeluarkan uang. Apalagi seperti dirinya mengambil gelar S2 di Surabaya, bolak-baik naik pesawat. Sulitnya menemui profesor.
       
"Saat itu, saya kuliah dengan Pak Suhajar Diantoro (mantan Sekdaprov Kepri) dan Pak Asman Abnur (sekarang Menpan RB). Sampai-sampai Bang Suhajar bilang, beginilah lika-liku kuliah Rif. Lalu saya bilang, disuruh latihan militer tiga bulan pun, saya sanggup Bang," kenang Arif.
        
Bagi dirinya, ilmu memang perlu untuk digapai, Rasulullah saja sudah pernah menyampaikan, tuntutlah ilmu itu dari buaian sampai ke liang lahat atau kejarlah ilmu itu sampai ke negeri Cina.
        
Sebagai seorang sekda, Arif mengaku punya resep khusus agar bisa menata birokrasi dengan berbagai sifat, watak dan karakter birokrat. Kepada yang muda, dia senantiasa memberikan kesempatan untuk mengembangkan diri dengan berinovasi saat menjalankan tugas dan pekerjaan.
        
Sedangkan kepada yang tua, dia sangat menghargai senioritas. Di lingkungan Pemkab Karimun, cerita Arif, semua asisten merupakan seniornya, bahkan Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Alwi Hasan merupakan mantan atasannya, atau Kepala Dinas Kesehatan Sensissiana juga seniornya.
       
"Senior tetap kita hargai. Pak Aryandi (Kadishub) itu juga senior saya. Pak Arnadi Supaat (mantan asisten) juga senior saya. Sampai sekarang saya memanggil mereka abang atau bapak. Kita inikan orang Melayu, orang berbudaya, menghargai yang muda dan menghormati yang tua," ujarnya.
         
Mengenai jabatan barunya sebagai Sekda Provinsi Kepri, Arif Fadillah mengatakan jabatan adalah sebuah amanah yang harus dijalankan dengan "nawaitu" (niat) yang tulus dan ikhlas untuk membantu pimpinan. Sebagai sekda, dia akan berupaya untuk menggerakkan mesin pemerintahan, dengan merangkul semua elemen dan perangkat pemerintahan.
       
Birokrasi itu, menurut dia, ibarat sebuah sistem tak bisa dipisahkan yang harus dijalankan mengikuti prosedur dan tata cara sehingga tidak berbenturan satu sama lain.
       
Sebagai sekda, dia merasa punya tanggung jawab untuk memperhatikan semua orang dan segala hal, mulai dari pegawai cleaning service sampai pejabat eselon.
        
Yang terpenting, menurut Arif, dalam menjalankan tugas sebagai sekda, dia dituntut untuk terus berinovasi, berestetika, berpikiran positif dan mengayomi sesuai dengan tugas seorang pamong.
       
"Sebenarnya, tugas sekda kabupaten lebih berat, memikirkan orang mulai lahir sampai meninggal. Kalau sekda provinsi hanya pada tataran kebijakan dan mengaplikasikan kebijakan pusat untuk disinkronisasikan ke kabupaten/kota. Dan yang harus dipahami, seorang ASN harus bisa bekerja sesuai dengan visi dan misi, serta rencana kerja masing-masing," ujarnya.
        
Arif juga mengatakan, sebagai seorang insan yang beriman kepada Tuhan, dia selalu menjaga keseimbangan tugas dan keluarga. Meski kesehariannya disibukkan dengan tugas-tugas sebagai aparatur, dia idak melupakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga. Baginya, menjaga hubungan dengan keluarga ada sebuah ibadah yang wajib ia jaga.

Arif yang aktif sebagai Ketua Umum Pengurus Masjid Agung Karimun mengaku senantiasa mengajak dan mengingatkan anak istrinya untuk beribadah ke masjid, shalat subuh bersama dan mengikuti pengajian-pengajian.
        
"Hubungan rumah tangga itu ibadah. Keluarga sakinah, mawaddah, warahmah itu harus kita jaga. Dengan anak-anak saya sangat dekat. Meski sibuk, saya selalu bersama anak-anak. Saya menelepon anak-anak, dimanapun saya berada.
        
Saya selalu pantau mereka. Kami juga punya grup WA, namanya 'Arif Family'. Dengan keponakan pun saya dekat. Saya memang dekat dengan anak-anak. Itu kebahagiaan saya. Intinya, jabatan, karir dan pekerjaan salah satunya ingin membahagiakan keluarga," tutur Arif Fadillah.

Riwayat Hidup:

Nama : Dr H TS Arif Fadillah SSos MSi
Lahir : Tanjung Balai Karimun, Februari 1966

Riwayat Jabatan :
Sekretaris Daerah Kabupaten Karimun (2013-saat ini)
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Karimun (2011-2013)
Kepala Dinas Pendapatan Daerah Karimun (2006-2011)
Kepala Dinas Kependudukan dan Capil Kabupaten Karimun (2005-2006)
Kepala Bagian Kepegawaian Setkab Karimun (2004-2005)
Kepala Bagian Sosial Setkab Karimun (2002-2004)
Camat Moro Kabupaten Karimun (2001-2002)
Kepala Bagian Humas Setkab Karimun (2000-2001)
Kepala Sub Bagian Pemberitaan Kabupaten Karimun (2000-2001)
Sekretaris Camat Moro (1999-2000)
Kasi Pemerintahan Kecamatan Moro (1998-1999)
Pjs Kaur Pemerintahan Kecamatan Moro (1991-1998)
Plt Kepala Perwakilan Urung 1991
Pjs Kaur ADM Kec Kundur (1990-1991)

Riwayat Pendidikan:

Pendidikan Formal:
-Doktor Ilmu Pemerintahan Universitas Padjadjaran Bandung
-Magister Ekonomi Universitas Airlangga Surabaya
-Sarjana Adm Negara USU Medan
-Sarjana Muda APDN Pekanbaru
-Sekolah Menengah Pembangunan Persiapan 49 Pekanbaru (IPA)
-SMP Negeri 1 Karimun
-SD Negeri 1 Sei. Pakning, Bengkalis

Pendidikan Non-Formal
SPADA 1993
ADUMLA 1999
SPAMA 2001
Diklatpim Tk II 2004
Diklatpim Tk I 2016

Penghargaan yang Diterima lainnya:
Satyalancana Karya Satya 10 Tahun
Satyalancana Karya Satya 20 Tahun
Satyalencana Karya Satya 30 Tahun
Lencana Dharma Bakti Pramuka
Lencana Melati Pramuka diberikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

(Antara)

Editor: Dedi

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE