Karimun Menuju "Waterport City"

id karimun,hut,kabupaten,investasi,ftz,maritim,pelabuhan,kota,waterport,city

Karimun Menuju "Waterport City"

Penandatanganan MoU pembangunan pelabuhan internasional dalam HUT Kabupaten Karimun ke-17 oleh Bupati Karimun Aunur Rafiq dan Panbil Group. (antarakepri.com/Humas Pemkab Karimun)

Sejalan dengan itu juga dilakukan upaya-upaya untuk peningkatan kapasitas pelabuhan di Parit Rempak dan penyelesaian pembangunan Pelabuhan Petikemas Malarko di Pongkar, Tebing
PERAYAAN Hari Ulang Tahun (HUT) ke-17 Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau pada Rabu (12/10) yang lalu, digelar sangat sederhana, tanpa pameran pembangunan, tanpa acara yang "wah" yang menghabiskan banyak uang. Sama seperti tahun lalu, rangkaian peringatan HUT Karimun berlangsung di tengah penghematan dan rasionalisasi akibat defisit neraca keuangan dalam APBD.

Meski digelar sederhana, puncak perayaaan HUT Karimun ke-17 tetap meninggalkan sebuah agenda monumental sebagai pemicu dan pendorong pembangunan daerah di masa mendatang. Agenda monumental sekaligus kado istimewa itu adalah penandatanganan Nota Kesepahaman atau MoU antara Pemkab Karimun dengan Panbil Group dalam membangun sebuah kota baru di pesisir utara Pulau Karimun Besar, tepatnya tidak jauh dari jembatan II Coastal Area.

Panbil Group, perusahaan asal Batam, akan membangun sebuah pelabuhan internasional dengan fasilitas lengkap guna mewujudkan konsep kota pelabuhan atau "waterport city", yang direncanakan akan dituntaskan dalam lima tahun ke depan.

"MoU sangat positif untuk mewujudkan konsep waterport city di Coastal Area, selaras dengan visi dan misi mewujudkan Karimun sebagai pusat pertumbuhan ekonomi berbasis maritim berlandaskan iman dan takwa," kata Bupati Karimun Aunur Rafiq.

Menurut Aunur Rafiq, pembangunan ekonomi berbasis kemaritiman merupakan visi dan misi dirinya sebagai kepala daerah terpilih dalam Pilkada 2015, sekaligus menjadi visi dan misi Bupati Nurdin Basirun yang kini menjabat Gubernur Kepri.

Kawasan Coastal Area yang dibangun dengan dana ratusan miliar rupiah, menurut dia, akan menjadi sebuah kota pelabuhan sekaligus pusat perekonomian masyarakat dan sektor pariwisata.

"Konsep waterport city juga kita terapkan di pulau-pulau dengan memperbanyak pelabuhan dan dermaga rakyat," kata Aunur Rafiq yang berpasangan dengan Anwar Hasyim.

Dia memaparkan bahwa sampai saat ini telah dibangun sebanyak 97 unit pelabuhan dan dermaga, serta diiringi dengan peningkatan aksesibilitas melalui pembangunan dan peningkatan kualitas layanan pelabuhan yang juga menjadi prioritas pemerintah daerah.
 
Saat ini, pemerintah daerah juga mengupayakan untuk melakukan relokasi pelabuhan bongkar muat dari pelabuhan Taman Bunga ke Pelabuhan Parit Rempak yang berada di Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (free trade zone/FTZ).

"Sejalan dengan itu juga dilakukan upaya-upaya untuk peningkatan kapasitas pelabuhan di Parit Rempak dan penyelesaian pembangunan Pelabuhan Petikemas Malarko di Pongkar, Tebing," tuturnya.

Untuk mendukung program konektivitas antarpulau, dia mengatakan telah diusulkan sebuah rute kapal penyeberangan atau roro mini yang menghubungkan Tanjung Balai Karimun di Pulau Karimun Besar dengan Pulau Parit ke Menteri Perhubungan.

Pembangunan pelabuhan dan dermaga dan konektivitas antarpulau, salah satunya dengan rute penyeberangan roro akan tetap menjadi prioritas pembangunan yang telah dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2016-2021 yang perda-nya telah disahkan oleh DPRD Karimun beberapa pekan lalu.

Gubernur Kepulauan Riau Nurdin Basirun menyambut baik dan mendorong rencana Pemkab Karimun untuk membangun konsep dengan pengembangan jasa kepelabuhanan dan kemaritiman.
 
Rencana pembangunan waterport city di Coastal Area sesuai MoU dengan Panbil Group juga tidak terlepas dari "campur tangan" Nurdin yang menginginkan setiap kabupaten/kota di Kepri bertumbuh sesuai dengan potensi dan kekayaan alam yang dimiliki.

Nurdin dalam beberapa kali kunjungannya ke Karimun beberapa waktu lalu, sangat intens menghimpun masukan dalam rencana membangunan pelabuhan internasional menggantikan pelabuhan di Taman Bunga yang sempit, dan menurut dia sangat tidak representatif.

"Provinsi Kepri dan Kabupaten Karimun merupakan daerah perbatasan, sangat strategis dikembangkan sebagai kota pelabuhan dan kemaritiman. Bukan suatu yang mustahil daerah ini menjadi salah satu poros maritim dunia di bagian barat Indonesia, sebagaimana digagas Presiden Jokowi," katanya.

Didukung FTZ

Konsep kota pelabuhan yang digagas Pemkab Karimun juga didukung dengan status FTZ yang diberlakukan di sebagian wilayah di Pulau Karimun Besar.

Sebagian besar investor yang telah menanamkan modalnya bergerak di bidang sektor jasa kemaritiman. Sejumlah perusahaan galangan kapal atau shipyard, perusahaan terminal BBM Oiltanking, perusahaan fabrikasi anjungan minyak lepas pantai PT Saipem dan perusahaan lainnya.

Perkembangan investasi Karimun terus menggeliat ditandai dengan meningkatnya nilai investasi yang cukup berarti. Jika ditahun 2011 nilai investasi hanya sebesar Rp10,2 triliun, maka sampai 2015 sudah mencapai Rp23,3 triliun, dengan jumlah perusahaan di FTZ yang sebelumnya 9, melesat mencapai 164 perusahaan.

Selain pelabuhan laut sarana pelabuhan udara juga terus dilakukan peningkatan, saat ini Bandar Udara Sei. Bati dengan panjang landasan pacu atau runway 1.400 meter sudah memungkinkan untuk didarati pesawat bertipe ATR-72, dan sedang diupayakan agar bandara tersebut segera dioperasikan secara komersial.

Selain MoU dengan Panbil, puncak perayaan HUT Kabupaten Karimun ke-17 juga diwarnai dengan MoU investasi bidang penyimpanan BBM atau "oil storage" dengan perusahaan Singapura di Pulau Asam, Kelurahan Pasir Panjang, Kecamatan Meral Barat.

Capaian Pembangunan

Bupati Karimun Aunur Rafiq, dalam paparannya pada puncak peringatan HUT Kabupaten Karimun ke-17 juga menjelaskan soal capaian-capaian pembangunan bidang-bidang lain yang telah diraih selama 17 tahun Karimun menjadi daerah otonomi tingkat kabupaten, antara lain.

Di bidang pertumbuhan ekonomi yang sampai tahun 2015 tumbuh sebesar 6.63 persen. Lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 4,79 persen dan pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau sebesar 6,52 persen. Sedangkan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB), sampai dengan 2015 sudah mencapai Rp9,6 triliun, jauh meningkat 2011 yang hanya sebesar Rp6,1 triliun.

Kemudian, perkembangan Indek Pembangunan Manusia (IPM) juga mengalami perkembangan yang cukup baik,  jika pada 2011 baru sebesar 66,82, maka di 2015 telah mencapai 69,21.  

Di bidang pendidikan, Pemerintah Kabupaten Karimun telah membangun di semua tingkatan pendidikan baik itu sekolah baru, ruang kelas baru, rehabilitasi sekolah, revitalisasi sekolah dan membangun laboratorium dan perpustakaan sekolah.

Di bidang kesehatan guna memperluas layanan kesehatan Pemerintah Kabupaten Karimun telah menempatkan dokter keluarga dan bidan keluarga di daerah-daerah hinterland, menyediakan dana Jamkesda dan membangun pustu dan posyandu di seluruh kecamatan dan desa di seluruh wilayah Kabupaten Karimun. Upaya penanggulangan kesehatan telah berhasil meningkatkan usia harapan hidup yang saat ini mencapai 69,71 tahun.

Terhadap penyediaan sarana dan tenaga kesehatan di Kabupaten Karimun saat ini terdapat rumah sakit sebanyak 2 unit, puskesmas perawatan sebanyak 4 unit, puskesmas nonperawatan sebanyak 6 unit, puskesmas pembantu sebanyak 39 unit, puskesmas keliling sebanyak 23 unit, posyandu sebanyak 333 unit.

Di sektor ketenagakerjaan saat ini perkembangan pasar tenaga kerja Karimun cukup bergairah yang ditandai dengan meningkatnya angka kesempatan kerja, sehingga tingkat pengangguran juga cenderung menurun. Pada tahun 2015 tingkat pengangguran terbuka tercatat sebesar 5,69 persen. Jauh menurun jika dibandingkan tahun 2011 dengan tingkat pengganguran 6,9 persen.

Perkembangan angka kemiskinan di Kabupaten Karimun menunjukkan adanya perubahan yang cukup signifikan.Jika pada tahun 2005, secara makro jumlah penduduk miskin di Kabupaten Karimun mencapai 9,49 persen, maka ditahun 2015 telah turun menjadi 6,6 persen.

Selain itu, di bidang infrastruktur, pemerintah daerah juga terus melakukan upaya-upaya penyediaan dan pengembangan infrastruktur di segala bidang. Perwujudan pembangunan infrastruktur tersebut terlihat melalui pembangunan/rehabilitasi jalan dan jembatan, dimana sampai saat ini telah terbangun  sepanjang 451.99 kilometer jalan baik yang bertipe aspal hotmix, lapen, semen maupun timbunan tanah.

"Pada tahun ini, meskipun dalam kondisi keuangan daerah yang sulit. Kami tetap berupaya untuk meningkatkan kualitas jalan dengan membangun beberapa ruas jalan yang sedang berlangsung pembangunannya yakni Jalan Poros dan beberapa jalan lainnya," demikian Bupati Karimun Aunur Rafiq. (Antara)

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE