Mimpi Batam Kota Gas 2018

id Catatan,Akhir,Tahun,Mimpi,Sebelah,Tangan,Batam,Kota,Gas,2018

Batam sudah siap secara infrastruktur, sudah ada jaringan dari ujung ke ujung sepanjang 143 km
"Batam Kota Gas 2018" adalah mimpi yang dipupuk bersama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah dan Perusahaan Gas Negara pada awal 2015.

Namun hingga 2016 berakhir, belum banyak persiapan yang dilakukan untuk membangun mimpi itu.

"Kota Gas" diartikan dengan penggunaan gas bumi sebagai bahan bakar utama seluruh mesin di kota itu, mulai dari di kawasan industri, pembangkit listrik, rumah tangga hingga kendaraan roda empat yang lalu-lalang di kota itu.

Tidak heran jika pemerintah pusat kala itu getol sekali menjadikan Batam sebagai Kota Gas terbaik di Indonesia. Bagaimana tidak, Pulau Batam merupakan jalur transit pipa gas dari Sumatera dan Natuna menuju Singapura.

Pemerintah pusat ingin Batam sebagai pintu masuk gas ke negara jiran semodern layaknya negara maju itu, menggunakan bahan bakar yang bersih.

Mimpi yang digadang Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral pun disambut Gubernur Kepri kala itu, Muhammad Sani.

Muhammad Sani, malah yang menentukan target, tahun 2018 Batam menjadi Kota Gas. Pemda siap mendukung apa pun yang dibutuhkan untuk mewujudkan mimpi bersama itu.

Sebelah tangan

Waktu berjalan, tahun berganti.

Namun mimpi Batam Kota Gas tetap dipegang Muhammad Sani yang ikut bertarung dalam Pilkada, dan membawanya ke puncak pemerintahan provinsi dengan memenangkan pemilihan gubernur.

Sayang, Muhammad Sani meninggal, hanya sekira sebulan setelah dilantik sebagai Gubernur Kepri 2016-2021.

Dan mimpi menjadikan Batam Kota Gas 2018 seperti ikut terkubur bersama dirinya.

Usai Muhammad Sani meninggal pada 8 Apri 2016, dan Wakil Gubernur Nurdin Basirun ditetapkan sebagai Gubernur Kepri, provinsi itu terlalu sibuk dengan urusan politik pemilihan calon wakil gubernur, yang hingga kini tak kunjung selesai.

Upaya menjadikan Batam Kota Gas 2016 tenggelam dalam hiruk-pikuk politik dan urusan lainnya.

Setali tiga uang dengan Pemkot Batam. Bila awalnya Pemkot ikut tergerak dengan mimpi Pemprov, namun pemerintahan yang baru memiliki fokus pembangunan yang lain, yaitu pembangunan infrastruktur jalan dan drainase.

Wakil Wali Kota Batam Amsakar Achmad pernah menegaskan, bahwa menjadikan Batam Kota Gas 2018 tidak masuk tujuan utama pemerintahannya.

"Belum menjadi prioritas, masih banyak masalah lain yang harus diselesaikan," kata Amsakar Achmad yang sebelumnya menjabat Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian, Energi dan Sumber Daya Mineral.

Padahal, saat menjadi Kepala Dinas, Amsakar termasuk salah satu pejabat yang turut mendukung Batam Kota Gas 2018.

Meski nampaknya tidak mendapat dukungan dari pemerintah daerah,  PGN dan pemerintah pusat pelan-pelan tetap mempersiapkan diri.

PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) akan membangun pipa gas bumi sepanjang 600 km, yang menghubungkan sumber gas dengan konsumen di Kepulauan Riau.

PGN membangun pipa yang menghubungkan sumber migas di Laut Natuna ke pulau utama di Kepri seperti Batam dan Bintan, juga pipa gas dari ruas West Natuna Transmission System (WNTS) ke Pulau Pemping, Kepri sejauh enam kilometer.

PGN juga membangun berbagai infrastruktur di dalam kota untuk berbagai segmen pelanggan mulai rumah tangga, transportasi, UKM, komersial, industri dan kelistrikan.

Kepala Sales Area PGN Batam Amin Hidayat, pun meyakinkan, Batam siap menjadi Kota Gas 2018. Kesiapan itu karena infrastruktur di kota itu sudah memadai dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia.

"Batam sudah siap secara infrastruktur, sudah ada jaringan dari ujung ke ujung sepanjang 143 km," kata Amin.

Apalagi, tambahnya, setelah memasang jaringan gas sepanjang 143 km, PGN masih akan menambah jaringan lagi, hingga optimistis menjangkau seluruh pulau utama pada 2018. Saat ini, jaringan pipa masih di jalur utama, namun siap untuk diperpanjang hingga ke perumahan, komersil, industri dan sosial di sepanjang jalur.

"Di Batam, gas bumi digunakan untuk segala kebutuhan bahan bakar, mulai dari keperluan rumah tangga, industri, pembangkit listrik, hingga sebagai bahan bakar kendaraan. Batam di semua segmen," kata dia.

Terancam gagal

Dirjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral IGN Wiratmaja mengakui kurangnya kepedulian dan antusiasme pemerintah daerah dalam menyukseskannya Batam Kota Gas membuat program itu terancam gagal.

Ia mengatakan, awalnya pemerintah mencanangkan Kota Gas di Bali, Tarakan dan Batam. Namun, Pemda Batam kurang antusias maka, sehingga pemerintah pusat lebih fokus pada Kota Gas di Bali dan Tarakan, dan selanjutnya Prabumulih.

"Setelah diskusi dengan pimpinan di daerah yang antusias Bali dan Tarakan, Batam mungkin belum menganggap penting," kata dia.

Padahal, Ditjen Migas sangat berharap Batam dapat menjadi Kota Gas, mengingat jaringan gas di kota itu sudah sangat baik.

Apalagi, kualitas gas di Batam relatif lebih bagus dibanding daerah lain. Ditjen Migas pun akan terus mendorong agar Batam menjadi Kota Gas.

"Kami harapkan di Batam, karena jaringan gas sudah ada. Tapi pemerintah pusat tidak bisa kerja sendiri. Mungkin belum prioritas," kata dia. (Antara)

Editor: Rusdianto

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE