Warga Sulit Pasarkan Hasil Panen Rumput Laut

id Rumput Laut, Serasan, Natuna

Warga Sulit Pasarkan Hasil Panen Rumput Laut

Hasil Panen Salah Satu Warga Desa Tanjung Setelung (Cherman/Antara)

Natuna ( Antara Kepri ) - Usaha Rumput Laut semakin meredup tetapi tidak untuk Zahir (59) warga Desa Tanjung Setelung Kecamatan Serasan Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau.

Bagi Zahir penanaman Rumput Laut justru menjanjikan dan menjadi berkah tersendiri, terbukti 10 Tahun mengeluti usaha sebagai petani rumput laut telah 4 kali melakukan Umroh ke tanah suci.

" semenjak saya menanam Rumput Laut, telah empat kali pergi umroh, semuanya dari hasil panen Rumput Laut " katanya.

Rumput laut sempat menjadi perimadona bagi warga Natuna beberapa tahun yang lalu. sekarang semakin ditinggalkan para Petani karena dinilai tidak menjanjikan.

" iya banyak petani yang lain meninggalkan usaha ini karena harga murah, dan tidak ada pembeli " ukap Zahir.

Zahir, bertahan sampai saat ini sempat berbagi pengalaman.

" pertama, waktu efektif penanaman ada tiga siklus, dimulai dari bulan Agustus sampai dengan Maret intinya tidak pada musim panas, satu siklus ada dua bulan.
Kedua, meski harga murah jika hasil panennya banyak hasilnya juga akan banyak.
Ketiga, Kita harus turun langsung mulai dari penanaman sampai dengan proses panen "

Menanggapi tidak ada pembeli Zahir mengatakan itu tidak benar.

" pembeli ada tetapi dengan jumlah besar minimal 11 Ton, jadi memang tidak bisa cepat menikmati hasilnya "

Zahir juga mengatakan Sukses atau tidak juga turut didukung pada pemilihan lokasi tanam, hal lain yang membuat Zahir mampu bertahan saat ini karena Ia telah bisa melakukan pembibitan benih Rumput Laut secara mandiri.

" Saat ini kondisi harga dipasaran kisaran Rp. 6.500. Yang dulunya bisa mencapai harga Rp 9.500/Kg.
Jika kita hitung satu siklus panen bisa capai 12 ton tetapi jika gagal kita hanya panen 2 ton itu untuk lokasi kurang lebih satu Hektar". Ungkap Zahir.

Rumput Laut yang banyak dibudidayakan Zahir Jenis Katoni.

Zahir mengaku usahanya tidak terlepas dari berbagai kendala salah satunya modal terbatas.

" biaya awal saja membutuhkan Rp. 25.000.000,- itu untuk penanaman dan bibit ditambah lagi biaya tranportasi, belum lagi pasca panen pembeli hanya mau datang jadi saya harus kumpulkan 11 ton baru bisa di jual. Kendala jika Harga terus turun berdampak pada pengurangan tenaga kerja ". Ujar Zahir, saat ini Ia juga masih membutuhkan penambahan parak penjemuran Rumput Laut.

Pemerintah diharap serius perhatikan petani rumput laut, karena dapat menunjang perekonomian warga.

" sampai saat ini Pengolahan rumput laut pasca panen belum ada. Bantuan yang ada selama ini tidak epektif, contoh parak penjemuran diletakkan di darat dan kadang bantuan tidak tepat Waktu ". Keluh Zahir. (Antara)

Editor : Evi Syamsir

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE