Thailand Jajaki Kerjasama Pertanian Organik di Lingga

id Thailand,Jajaki,Kerjasama,Pertanian,Organik,di,Lingga

Thailand Jajaki Kerjasama Pertanian Organik di Lingga

Pakar pertanian organik Thailand, Prof. Danuwat Pengont (kanan) bersama Peraih Anugerah Pahlawan Inovasi Teknologi Indonesia Tahun 2015, Ady Indra Pawennari (kiri) di lokasi sawah Desa Sungai Besar, Lingga Utara, Kepri, Minggu (15/1). (Istimewa)

Ini pilihan yang sangat tepat jika kita ingin menggarap pasar pangan dunia. Jangan pernah berharap bisa ikut berkompetisi di pasar pangan global jika masih menggunakan pupuk kimia dan pestisida
Lingga (Antara Kepri) - Konsep penguatan pembangunan pertanian berbasis organik yang akan dikembangkan pemerintah pusat di daerah perbatasan Kepulauan Riau (Kepri), mengundang perhatian sejumlah pengusaha dan pakar pertanian dari Thailand.

Salah seorang pakar pertanian organik Thailand, Prof. Danuwat Pengont usai menemui Bupati Lingga Alias Wello di Dabosingkep Kabupaten Lingga, Minggu (15/1) mengatakan, kunjungannya tersebut sekedar menyaksikan langsung potensi Lingga yang saat ini digadang-gadang menjadi daerah penghasil beras organik oleh pemerintah RI.

"Kita datang ke sini untuk melihat langsung konsep pertanian organik yang sedang dikembangkan di Indonesia, khususnya di Kabupaten Lingga," kata dia.

Menurut Danuwat, konsep pertanian berbasis organik yang ditetapkan Menteri Pertanian RI di Kabupaten Lingga Kepri, merupakan pilihan yang sangat tepat di tengah meningkatnya kebutuhan konsumen dunia terhadap ketersediaan pangan organik.

"Ini pilihan yang sangat tepat jika kita ingin menggarap pasar pangan dunia. Jangan pernah berharap bisa ikut berkompetisi di pasar pangan global jika masih menggunakan pupuk kimia dan pestisida," ungkapnya.

Dalam kunjungannya ke Lingga selama dua hari tersebut, Danuwat turut didampingi dua orang koleganya dari perusahaan pupuk organik hayati Nano Bio Thailand Co. Ltd, yakni Wisit Tosakulwong dan Joe Barlian.

Sebelum melakukan pertemuan dengan Bupati Lingga, Danuwat dan rombongan juga sempat menyaksikan langsung penerapan konsep pertanian organik yang di Desa Sungai Besar, Kecamatan Lingga Utara.

Dalam kunjungan tersebut, rombongan diterima oleh Direktur PT. Multi Coco Indonesia, Ady Indra Pawennari.

Bupati Lingga, Alias Wello yang ditemui di lokasi penanaman buah-buahan organik Tanah Putih, Kecamatan Singkep Barat, menyambut baik kedatangan rombongan Prof. Danuwat di Lingga.

"Ini kunjungan biasa. Mereka ingin melihat langsung konsep pertanian organik yang kita kembangkan di Lingga. Bahkan, mereka siap berbagi ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pertanian organik," ujarnya.

Sementara itu, Direktur PT. Multi Coco Indonesia, Ady Indra Pawennari mengatakan, kunjungan pengusaha dan pakar pertanian organik Thailand itu ke Lingga merupakan salah satu bentuk penjajakan kerjasama bisnis pertanian organik antara perusahaannya dengan Nano Bio Thailand Co. Ltd.

"Mereka menawarkan kerjasama bisnis pertanian organik dengan menggunakan teknologi Nano Bio. Sebagai tahap awal, kita sepakati buat lahan Demplot seluas 1 hektar. Tugas kita menyiapkan benih dan tenaga kerja. Sedangkan teknologinya dari Thailand," jelasnya.

Menurut peraih Anugerah Pahlawan Inovasi Teknologi Tahun 2015 ini, penjajakan kerjasama teknologi pertanian organik seperti ini, tidak hanya dilakukan oleh perusahaannya dengan perusahaan Thailand, tapi juga dengan beberapa perusahaan dalam negeri.

"Sebagai pemain baru dalam pengembangan pertanian organik ini, kami tentu ingin hasil yang terbaik. Apalagi Menteri Pertanian sudah menaruh harapan besar agar Lingga bisa jadi pengekspor beras organik ke Singapura," tuturnya.

Sebagaimana diketahui, Kabupaten Lingga yang selama ini dikenal kaya akan sumber daya alamnya di bidang pertambangan, tiba-tiba memproklamirkan diri ingin menjadi lumbung padi terbesar di Kepri.

Bersama Kementerian Pertanian dan Mabes TNI AD, Pemerintah Kabupaten Lingga di bawah kepemimpinan Bupati Lingga, Alias Wello bertekad menghentikan dominasi "beras selundupan" dari luar negeri di Kepri.

Mentri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman dalam sebuah Rapat Koordinasi Pangan di Kendari, Sulawesi Tenggara, Jumat (13/1) lalu, menyampaikan tekadnya menjadikan wilayah-wilayah perbatasan RI, seperti salah satunya Kepulauan Riau, jadi lumbung pangan sekaligus pengekspor komoditas pangan ke negara tetangga, bukan sebaliknya jadi sasaran empuk pasar impor produk pangan dari negara tetangga.

"Saya datang ke Kabupaten Lingga, ada lahan tidur, masyarakatnya tidur, puluhan tahun merdeka mereka nggak kenal batang padi. Kami minta kirimkan alat mesin pertanian hari itu juga, tanam di perbatasan," ungkapnya.

Selain Kepri, Mentan pun turut memetakan sejumlah wilayah perbatasan jadi sentra pangan masing-masing serta bisa memasok ke negara terdekatnya.

"Ini mimpinya, Kepri selesaikan (ekspor ke) Singapura, Entikong selesaikan Malaysia. Kemudian Sulawesi bantu Maluku sediakan Filipina. Sulawesi Utara ekspor jagung langsung ke Filipina," singkatnya. (Antara)

Editor: Evy R Syamsir

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE