Mesin Pengolah Air Bersih Belakangpadang Beroperasi Maret

Batam (Antara Kepri) - Pemerintah Kota Batam memperkirakan mesin pengolaan air laut menjadi air minum (sea water reverse osmosis/SWRO) di Pulau Belakangpadang mulai beroperasi pada Maret 2017, untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga pulau itu.

"Perkiraan kami pertengahan Maret sudah bisa beroperasi," kata Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kota Batam, Suhar di Batam, Kepulauan Riau, Rabu.

Sejatinya, mesin itu harus beroperasi pada akhir Desember 2016, sesuai dengan target Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat saat awal membangun. Namun, masih ada bagian mesin yang disempurnakan, sehingga berlarut.

Suhar menyatakan secara fisik, bangunan SWRO telah selesai, termasuk waduk yang akan menampung air hasil pengolahan.

Kementerian Pekerjaan Umum bersama pemerintah daerah juga sudah membangun jaringan air bersih ke rumah-rumah di pulau yang berseberangan dengan Singapura itu.

"Jaringan yang terbangun sudah 250, sebanyak 200 sambungan dari kementerian dan 50 sambungan dari dana APBD," kata dia.

Rencananya, pada tahun ini, Pemda akan menambah jaringan air bersih dari SWRO ke 500 rumah lagi menggunakan APBD, hingga total 1.000 rumah sambungan SWRO pada 2018, sesuai dengan kapasitas mesin.

Sementara itu, air bersih menjadi isu penting bagi warga pulau penyangga, karena sulitnya sumber air.

Saat ini, sebagian warga Pulau Belakangpadang masih mengandalkan air yang bersumber dari waduk tadah hujan yang dibangun oleh pemerintah Belanda.

Sedangkan sebagian warga lain menampung air tadah hujan sendiri dan atau membeli air melalui jeriken dari pulau utama, Pulau Batam.

Pada musim kemarau, debit air baku menurun secara drastis, hingga distribusi diatur dengan pola sehari hidup dan tiga hari mati. (Antara)

Editor: Rusdianto