Sawah Bukit Langkap Dilanda Banjir

id Sawah,Bukit,Langkap,Dilanda,Banjir

Sawah Bukit Langkap Dilanda Banjir

Areal persawahan di Desa Bukit Langkap digenangi air luapan sungai pasca hujan, setinggi pinggang orang dewasa, Sabtu (4/3). (Istimewa)

Tidak sempat kami antisipasi, karena biasanya bulan Maret 'kan kemarau
Lingga (Antara Kepri) - Puluhan hektare sawah bantuan pusat tahun 2016 di Desa Bukit Langkap Kecamatan Lingga Timur, Kabupaten Lingga, dilanda banjir sejak pagi tadi, Sabtu.

Banjir akibat luapan sungai yang diperkirakan setinggi pinggang orang dawasa tersebut juga ikut merendam sejumlah rumah penduduk dan jalan lintas Lingga Timur Pulau Lingga.

Sudarmin, Kepala Desa Bukit Langkap, saat di hubungi Antara membenarkan kondisi tersebut. Menurutnya, banjir kali ini merupakan yang terburuk sepanjang satu tahun terakhir.

"Memang hampir setiap tahun kebanjiran. Kalau melihat dari siklus tahunan, bisanya pada bulan-bulan Desember sampai Januari. Kali ini di luar prediksi," kata dia.

Dia menjelaskan, kawasan hutan yang saat ini sudah menjadi area persawahan Desa Bukit Langkap tersebut merupakan kawasan langganan banjir tahunan.

Sehingga, pada bulan Desember hingga Januari yang lalu, pihaknya telah menyiapkan beberapa langkah mengantisipasi datangnya banjir.

Namun, banjir yang terjadi pada tahun ini diluar prediksi biasanya. Sehingga pemerintah dan masyarakat setempat lalai.

"Tidak sempat kami antisipasi, karena biasanya bulan Maret 'kan kemarau," tuturnya.

Tentang kerugian, dikatakan Darmin, ada satu hektar lahan yang sudah dalan fase tanam dan satu hektar lagi yang akan dilakukan pindah tanam, terendam oleh luapan air.

"Hujannya hampir setiap hari sejak satu minggu ini. Tapi genangan paling parah baru hari ini. Kendaraan roda dua tidak bisa lewat di jalan lintas sekitar sawah itu, dibantu angkut oleh truk," terangnya.

Dia meyakini, air genangan banjir tersebut akan segera surut sekitar sore hari ini (sabtu), jika tidak tejadi lagi hujan susulan.

"Kalau tidak ada lagi hujan susulan, sore ini juga sudah surut lah," ungkapnya.

Sementara itu, terkait hubungan antara bencana banjir dan keberadaan sawah puluhan hektar, dipastikan Darmin, itu tidak ada kaitannya.

"Dari sebelum di cetak sawah, lokasi ini langganan banjir. Jadi bukan karena pembukaan hutan yang menjadi penyebab banjir," ujarnya.

Menurutnya, penyebab banjir masih seperti sebelum-sebelumnya, yakni akibat dari saluran pembuangan air yang masih mengandalkan aliran sungai utama dan satu-satunya. Aliran sungai tersebut, belum pernah tersentuh oleh program normalisasi sungai.

"Belum ada pembenahan pada sistem pembuangan air ini. Sungai belum pernah di normailisasi," tuturnya.

Selain itu, sawah yang di cetak oleh Opsus TNI AD di desa tersebut, juga tidak disertai dengan pembangunan irigasi. Hanya sebatas membuat aliran air dari sungai ke petakan sawah secara sederhana saja.

Untuk itu, pada Musrenbang tingkat Kecamatan Lingga Timur yang di gelar beberapa minggu lalu, pihak Desa Bukit Langkap memfokuskan usulan pembangunan desa pada sistem irigasi skunder dan tertier serta normalisasi sungai. Usulan itu akan menjawab persoalan banjir yang terjadi selama ini.

"Kalau diamini pemerintah daerah, saya yakin usulan itu akan menjawab permasalahan banjir di desa kami," ujarnya.

Dia berharap, kegagalan penanaman padi akibat bencana banjir kali ini tidak membuat masyarakat setempat kehilangan semangat untuk terus berbuat.

"Mudah-mudahan petani kami tidak patah semangat 'lah dengan bencana ini," tutupnya. (Antara)

Editor: Evy R Syamsir

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE