Natuna Revitalisasi Bantuan Nelayan

id Natuna, Perikanan, Keramba, Nelayan

Natuna Revitalisasi Bantuan Nelayan

Salah satu Keramba Jaring Apung di Desa Sepempang, Natuna (antarakepri.com/Cherman)

Pengalihan sasaran pengelolaan bantuan tidak langsung pada nelayan dikarenakan selama ini nelayan tidak mampu mengoperasikan budidaya ikan kerapu, khususnya Keramba Jaring Apung (KJA )
Natuna (Antara Kepri) - Pemkab Natuna tidak lagi memberikan bantunan budidaya perikanan kepada warga tidak mampu atau warga miskin, tetapi kepada pihak yang dianggap mampu mengelola budidaya ikan laut sebagai bentuk revitalisasi bantuan untuk nelayan.

"Pengalihan sasaran pengelolaan bantuan tidak langsung pada nelayan dikarenakan selama ini nelayan tidak mampu mengoperasikan budidaya ikan kerapu, khususnya Keramba Jaring Apung (KJA )," kata Kepala Bidang Pengelolaan dan Pemberdayaan Usaha Perikanan Budidaya Dinas Perikanan Natuna Zakimin Yusuf di Natuna, Kamis.

Revitalisasi bantuan KJA telah dilakukan dengan menarik bantuan berupa KJA bantuan tahun 2012 s/d 2013.

Sebelumnya bantuan serupa telah diberikan kepada nelayan sebanyak 520 lobang KJA yang tersebar di beberapa kecamatan di Natuna.

"160 lobang kerambah telah kita tarik kembali, karena program tidak jalan, nelayan kewalahan pada biaya pakan, dulu bantuan diberikan tetapi tidak memikirkan pakan, jadi kedepan kita alihkan bantuan pada orang yang mampu, mampu mengelola namun tetap melalui kelompok," kata Zakimin.

Ia menilai, sejak awal memang sasaran bantuan kepada kelompok yang kurang tepat.

"Tahun ini 40.000 ekor bibit akan dibantu oleh KKP, dengan jumlah 4 kelompok dengan 80 lobang kerambah pada nelayan Kelurahan Sedanau," kata dia.

Dia juga menjelaskan bantuan akan didampingi oleh pihak ketiga, yang mereka sebut dengan "Bapak Angkat".

"Harus ada bapak angkat untuk menanggung biaya pakan, ya kalau nelayan tidak mampu, ya tidak bisa, mereka untuk makan saja sehari-hari sulit, jika harus menanggung lagi beban pakan ikan akan semakin sulit, sekarang sudah dibuatkan MoU antara bapak angkat dengan kelompok," kata dia.

Zakimin mengatakan pihak ketiga yang telah ditujuk orang tempatan sendiri.

"Iya, telah ada MoU kepada bapak angkat mereka yaitu Grup Nato, tepatnya PT Putri Jaya Ayu, mereka memang eksportir ikan sejak lama. Selama ini kita bersyukur dengan adanya mereka, kita Natuna mendingan dibandingkan daerah lain, untuk menjual ikan hidup tidak sulit," jelasnya.

Menurut dia, selama ini pemerintah tidak boleh memberikan dana operasional karena dikhawatirkan terjadinya penyelewengan,

"Kita hanya bantu benih saja," katanya.

Pengakuan Zakimin MoU kelompok dengan pihak ketiga dilakukan oleh KKP.

"MoU dilakukan oleh pusat, karena ini dana bantuan dari pusat, sementara untuk bibit diadakan oleh BBL Batam kita hanya memfasilitasi saja," kata dia.

Diketahui Aset yang sudah ditarik di antaranya Bunguran Utara, kelarik 60 unit, Pengadah 30 unit.

"Kondisi memang tidak utuh, jaring kerambanya sudah rusak, nanti kita bantu lagi dengan jaring yang baru," tambahnya.

Menurutnya realisasi ada tiga tahap mulai April, Agustus dan November.

Saat ditanya kenapa Sedanau yang dipilih, ia mengatakan di samping tempatnya yang memang strategis, 40 sampai 60 persen nelayan budidaya ada di Sedanau.

"Kita juga telah uji kelayakan Sedanau cukup baik untuk budidaya ikan," kata dia.

Direncanakan program tersebut akan menargetkan bisa dilakukan panen raya.

"Kita juga diagendakan untuk mencapai target karena panen raya akan dilakukan di Sedanau oleh presiden, Itu rencana," ucapnya. (Antara)

Editor: Rusdianto

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE