Petani Bukit Belah Sulit Pasarkan Pisang

id Petani, Desa Bukit Belah Singkepbarat, Kabupaten Lingga, kesulitan, memasarkan, pisang, karena, minim infrastruktur

Petani Bukit Belah Sulit Pasarkan Pisang

Anggota DPRD Lingga Neko Wesha Pawelloy melakukan kunjungan kerja di perkebunan pisang di Desa Bukit Belah Singkepbarat, Senin (Nurjali)

Kebun pisang ini sudah ada beberapa tahun yang lalu, ditanam oleh warga memanfaatkan lahan bekas proyek sawah yang gagal, tetapi kami masih terkendala pemasaran
Lingga (Antara Kepri) - Petani Desa Bukit Belah Singkepbarat, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepri kesulitan memasarkan pisang, karena minimnya infrastruktur. 

Hal ini disampaikan oleh Kepala Desa Bukit Belah Eddy Sumantri, di Desa Bukit Belah, Senin.

Saat ini, kata dia Desa Bukit Belah memiliki 30 hektare lahan perkebunan pisang, yang mulai menjadi tumpuan perekonomian masyarakat. Rencananya, hasil panen akan dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa Bukit Belah.

"Kebun pisang ini sudah ada beberapa tahun yang lalu, ditanam oleh warga memanfaatkan lahan bekas proyek sawah yang gagal, tetapi kami masih terkendala pemasaran," kata Eddy Sumantri saat menerima kunjungan Anggota DPRD Lingga, Neko Wesha Pawelloy.

Perkebunan pisang ini, menurut dia sudah menjadi salah satu mata pencaharian masyarakat, namun hasil panen yang banyak kadang-kadang tidak mampu ditampung oleh pasar. Hal ini membuat para petani menjual dengan harga yang relatif murah.

Bahkan terkadang harga jual pisang tersebut tidak sesuai dengan modal awal, pembelian pupuk dan perawatan sehingga tidak untung.

"Kalau panen melimpah, mau tidak mau dijual dengan harga murah, karena penampung tidak mampu membeli dengan harga tinggi kalau hasil panen melimpah," ujarnya.

Selain itu, kata dia saat ini kondisi alam di lahan perkebunan pisang Desa Bukit belah, juga menjadi persoalan utama. Jika hujan deras akhir-akhir ini  perkebunan pisang ini terendam banjir, bahkan akses jalan menuju ke lokasi perkebunan juga terputus akibat tingginya debit air.

Pihak desa sendiri sudah mengupayakan penimbunan jalan, namun anggaran Dana Desa sendiri sagat terbatas sehingga tidak mampu melakukan pendalaman alur sungai dan membuat akses jalan permanen karena membutuhkan anggaran yang tidak sedikit.

Menanggapi hal tersebut Anggota DPRD Lingga Neko Wesha Pawelloy mengatakan, akses jalan menjadi salah hal yang sangat penting dibangun oleh pemerintah. Dengan infrastruktur yang baik, akan memudahkan pembeli untuk mengangkut hasil pertanian di Desa Bukit Belah ini.

"Kendala pemasaran dapat diatasi, dengan infrastrutur atau akses jalan yang memudahkan pembeli untuk mengangkut hasil pertanian di Desa Bukit Belah ini," Kata Neko kepada Antara Kepri.

Pembeli dalam cakupan besar, akan berminat membeli pisang dari perkebunan di Bukit belah ini jika akses menuju ke lokasi mudah. Karna hal tersebut tentu akan mengurangi biaya modal dari para pembeli, apalagi meurutnya pembeli dari luar lingga membutuhkan stok yang tidak sedikit dalam setiap pembeliannya.

"Sekali beli mereka membutuhkan dalam hitungan ton, dan itu rutin harus dipenuhi akses jalan juga menjadi penentu, karna pembeli tentu punya hitung-hitungan sendiri," terangnya.(Antara)

Editor: Niko

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE