Seorang Pasien Meninggal Diduga Akibat Kelalaian Dokter

id Rohaini (45), warga, Kelurahan Sei Enam Laut, Kecamatan Bintan Timur, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, dikabarkan, pihak keluarganya, meninggal dunia

Seorang Pasien Meninggal Diduga Akibat Kelalaian Dokter

Abang ipar dari almarhumah Rohaini, Sadiman bersama anak Rohaini, Alamsyah saat berdoa dimakam Rohaini, di TPU Sei Nam Laut, Kecamatan Bintan Timur, Kabupaten Bintan. (Aji Anugraha)

Saya sampaikan kepada dokter itu, adek saya ini nampaknya sakit. Saya minta ditangani, tetapi dokter itu malah mengatakan adek saya tidak sakit, hanya kurang makan. Dan menurut SOP IGD di rumah sakit, adik saya sudah 4 jam sehingga sudah harus keluar
Bintan (Antara Kepri) - Rohaini (45), warga Kelurahan Sei Enam Laut, Kecamatan Bintan Timur, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau dikabarkan pihak keluarganya meninggal dunia karena tidak mendapatkan pertolongan dari RSUD di Kijang.
    
Sadiman (49), abang ipar dari Rohaini, dijumpai dikediamannya, di Bintan, Rabu, mengatakan korban tidak mendapatkan pelayanan maksimal dari pihak RSUD Bintan pada Selasa sore (19/9) hingga akhirnya meninggal dunia.
    
Ia menceritakan seorang dokter yang sedang bertugas di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Bintan pada saat itu tidak membenarkan Rohaini diinapkan di RSUD. Dokter dan beberapa perawat menyuruh pihak keluarga membawa pulang korban karena dianggap tidak sakit.
    
"Saya sampaikan kepada dokter itu, adek saya ini nampaknya sakit. Saya minta ditangani, tetapi dokter itu malah mengatakan adek saya tidak sakit, hanya kurang makan. Dan menurut SOP IGD di rumah sakit, adik saya sudah 4 jam sehingga sudah harus keluar, kalau tidak dirawat," katanya dengan rawut wajah yang sedih.
    
Lantaran keterbatasan ekonomi, keluarga Rohaini menunjukkan Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan KTP beserta fotokopi KTP 3 lembar. Sadiman menunjukkan KIS dan KTP itu agar pihak rumah sakit mau menangani sakit Rohaini secara serius.
    
"Saya lihat muka Rohaini kuning, takut sakit liver. Tetapi dokter malah mengatakan ia lebih tahu, dan mengatakan adik saya hanya kurang makan," ucapnya bercerita.
    
Awalnya, kabar sakitnya Rohaini diterima Sadiman dari anaknya. Rohaini meminta keluarga mengantarkannya ke Rumah Sakit. Suami Rohaini menderita kelumpuhan, tidak dapat berbuat banyak. "Almarhumah minta dirawat, mau bernafas susah," katanya.
    
Karena keterbatasan biaya dan proses KIS tidak dapat digunakan di RSUD Bintan, akhirnya Rohaini dibawa keluarga pulang ke rumah. Sehari setelah dipulangkan ke rumah, Rohaini meninggal dunia. 
    
Jasad korban dimakamkan di tempat pemakaman umum setempat.
    
Sadiman meminta pemerintah setempat mengambil sikap atas pelayanan yang diberikan oknum dokter dan perawat di RSUD Bintan kepada Rohaini.
    
"Saya tidak menuntut apa-apa, hanya saja orang yang membuat sampai nyawa adik saya tidak tertolongkan harus bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan perbuatannya," ujarnya.
    
Rohaini meninggalkan seorang suami dalam kondisi lumpuh sejak 5 tahun lalu dan 3 anaknya, Riduan Saputra (25), Alamsyah (17), Cici Lia Anggiska (8).(Antara)

Editor: Niko

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE