RSUD Bintan Usulkan Dokter Lalai Dinonaktifkan

id Pihak Rumah Sakit Umum Daerah, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, mengusulkan, dokter, perawat, dinonaktifkan, karena, diduga, lalai, dalam, menangani,

RSUD Bintan Usulkan Dokter Lalai Dinonaktifkan

Direktur RSUD Bintan, Benni Antoni (Aji Anugraha)

Kami sudah berkoordasi dengan BKD, untuk sementara demi rasa keadilan masyarakat, maka satu dokter bernisial I dan perawat dinonaktifakan, dan satu perawat lagi dilakukan pembinaan
Bintan (Antara Kepri) - Pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, mengusulkan agar dokter dan perawat dinonaktifkan karena diduga lalai dalam menangani penyakit yang diderita Rohaini (45) sehingga mengakibatkan meninggal dunia.
    
Direktur RSUD Bintan, Benni Antoni, di Bintan, Rabu mengatakan pihaknya sudah mengusulkan ke Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Bintan untuk menonaktifkan seorang dokter dan seorang perawat yang bertugas di Instalasi Gawat Darurat saat korban dirawat, sementara satu perawat lainnya dalam pembinaan RSUD.
    
"Kami sudah berkoordasi dengan BKD, untuk sementara demi rasa keadilan masyarakat, maka satu dokter bernisial I dan perawat dinonaktifakan, dan satu perawat lagi dilakukan pembinaan," kata Beni saat ditemui di ruangannya.
    
Tindakan menonaktifkan seorang dokter dan pegawai di RSUD Bintan itu mengingat kejadian yang menimpa Rohaini, seorang warga Kelurahan Sei Enam Laut, Kecamatan Bintan Timur, Kabupaten Bintan yang sempat menghebohkan publik.
    
Rohaini dikabarkan pihak keluarganya meninggal dunia sehari setelah sempat dirawat selama kurang dari 4 jam di IGD pada Selasa sore (19/9). Menurut keterangan pihak keluarga, korban disuruh pulang oleh dokter yang bertugas di IGD tersebut karena dianggap sehat, dan hanya kurang makan. Sementara pihak keluarga curiga bila korban menderita sakit liver karena tubuhnya menguning.
    
Terkait permasalahan itu, Beni menjelaskan, menurut keterangan dokter dan perawat yang bertugas, pasien Rohaini merupakan pasien dengan keluhan muntah. Pihak rumah sakit kemudian melakukan terapi, dan pasien dianggap sehat setelah dilakukan uji klinis.
    
Rohaini dianggap sehat untuk sementara. Kepada pihak keluarga, dokter yang bersangkutan menganjurkan berobat jalan, dan dianjurkan untuk pulang ke rumah.
    
"Hasil uji klinis, dari keterangan yang didapatkan dari dokter yang saat itu bertugas, diduga pasien mengalami Mah Akut, kami juga tidak tahu kalau keesokan harinya pasien meninggal dunia," ujarnya.
    
Beni mengatakan, pihaknya sudah mengambil sikap untuk menanggapi permintaan keluarga, atas tindakan yang diambil dokter di RSUD tersebut.
    
Menurutnya, SOP pelayanan di RSUD Bintan menganut  standart operasional yang sudah baku.
   
"Kami minta maaf yang sebesar-besarnya. Ke depan kami akan lebih berbenah untuk mengantisipasi permasalahan ini," katanya.(Antara)

Editor: Niko

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE