Kairo (ANTARA) - Gerakan perlawanan Palestina Hamas menuduh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) membunuh beberapa tawanan Israel di Jalur Gaza melalui serangan pengeboman.

"Para (enam) tawanan ini dan lainnya sebenarnya bisa kembali hidup-hidup ke keluarga mereka sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran, tetapi desakan tentara pendudukan (Israel), Netanyahu, dan pemerintah ekstremisnya menyebabkan kematian orang-orang ini dalam pengeboman. Beberapa tawanan musuh ditembak mati oleh tentara pendudukan," kata Khalil al-Hayya, anggota biro politik Hamas yang bertanggung jawab atas pertukaran tawanan, dalam wawancara dengan Al Jazeera.

Pada Ahad pagi, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengumumkan nama enam sandera yang jasadnya ditemukan di sebuah terowongan bawah tanah di kota Rafah di wilayah Palestina bagian selatan.

Di antara mereka terdapat seorang warga Rusia berusia 32 tahun, Alexander Lobanov, dan seorang warga AS berusia 23 tahun, Hersh Goldberg-Polin.

IDF percaya bahwa enam sandera yang jasadnya ditemukan di Jalur Gaza pada Sabtu malam dibunuh oleh Hamas beberapa saat sebelum ditemukan.

Hamas sebelumnya mengatakan bahwa Israel bertanggung jawab atas kematian tawanan Israel di Jalur Gaza.

Sumber : Sputnik-OANA


AS berencana...
 
Dalam pemberitaan terpisah disebutkan, Amerika Serikat (AS) berencana menyajikan kesepakatan gencatan senjata versi final di Jalur Gaza dalam beberapa pekan mendatang.

Jika kesepakatan itu tidak diterima, hal itu bisa berarti berakhirnya peran AS dalam negosiasi antara Israel dan gerakan Palestina Hamas.
 
Surat kabar Washington Post pada Selasa menyampaikan bahwa AS tengah berunding dengan Mesir dan Qatar mengenai garis besar batas kesepakatan akhir 'terima atau tinggalkan', mengutip pejabat senior pemerintahan Presiden Joe Biden yang tidak mau namanya disebut. 

Jika kedua belah pihak tidak menerimanya, hal itu dapat menandai berakhirnya negosiasi yang dipimpin AS, lanjut surat kabar itu.

“Anda tidak bisa terus menerus bernegosiasi. Proses ini harus dihentikan pada titik tertentu,” kata pejabat tersebut.

AS tengah menggodok kesepakatan dengan Mesir dan Qatar sebelum militer Israel menemukan jasad enam sandera yang diculik pada bulan Oktober oleh gerakan Palestina Hamas.

Seorang pejabat senior menekankan bahwa penemuan jasad-jasad tersebut akan "menambah urgensi tambahan" pada tahap akhir negosiasi antara Israel dan Hamas.

Pejabat tersebut mengatakan bahwa AS juga yakin bahwa keenam sandera tersebut telah ditembak di kepala sesaat sebelum jasad mereka ditemukan.

Sumber: Sputnik-OANA

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Hamas tuduh tentara IDF bunuh tawanan Israel di Gaza

Pewarta : Primayanti
Editor : Yuniati Jannatun Naim
Copyright © ANTARA 2024