Jakarta (ANTARA) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian ESDM mempertimbangkan kembali memperluas zona bahaya erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur menjadi dalam radius 10 km usai gunung api itu mengalami erupsi susulan yang lebih dahsyat pada Jumat siang.
“Dalam pertimbangan. Masih akan dianalisa dulu kondisi di lapangan apakah radiusnya kembali di perluas. Sementara yang masih berlaku pada radius 7-8 kilometer dari puncak,” kata Kepala PVMG Kementerian ESDM Hadi Wijaya dalam siaran konferensi pers terkait perkembangan situasi Gunung Lewotobi Laki-Laki diikuti dari Jakarta, Jumat.
Dua erupsi susulan yang terjadi pada siang tadi sekitar pukul 13:55 Wita menjadi acuan bagi tim PVMBG untuk mempertimbangkan memperluas zona bahaya. Adapun zona bahaya bermakna kalau tidak boleh ada aktivitas manusia di dalam zona dengan radius yang ditentukan tersebut karena berisiko tinggi terdampak langsung erupsi gunung api.
Hadi menjelaskan erupsi pertama Gunung Lewotobi Laki-Laki melontarkan abu vulkanik setinggi lebih kurang empat kilometer ke udara. Satu menit setelahnya terjadi erupsi kedua yang lebih dahsyat karena gunung api itu melontarkan abu vulkanik setinggi lebih kurang 8-10 kilometer ke udara dan disertai suara gemuruh yang menggelegar.
Hadi yang berada di lokasi kejadian menerangkan bahwa erupsi tersebut tidak hanya menghembuskan abu vulkanik tetapi juga awan panas yang mengandung pasir dengan ketebalan yang pekat. Awan panas yang sebelumnya mengarah ke barat siang tadi juga sudah menyebar ke segala arah.
Sebanyak delapan orang petugas pos pemantau yang sedang memonitor aktivitas Gunung Lewotobi Laki-Laki di Desa Pululera, Wulanggitang terpaksa mengungsi hingga sejauh delapan kilometer akibat dari rentetan erupsi tersebut.
“Kondisi ini yang kami sosialisasikan kepada masyarakat mengapa mereka harus mengikuti rekomendasi dari pemerintah,” kata dia, seraya menambahkan bahwa status aktivitas Gunung Lewotobi Laki-Laki saat ini masih berada pada level IV atau Awas.
“Potensi pergerakan tanah berada di sekitar puncak gunungnya,” kata Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Muhammad Wafid saat ditemui di Jakarta, Jumat.
Dia menjelaskan pergerakan tanah itu berpotensi terjadi karena sisa-sisa material vulkanik yang dilontarkan selama gunung mengalami erupsi akan bertumpuk dan mengendap di sekitaran puncak.
Meski membutuhkan pengamatan yang lebih lanjut, namun pihaknya mengestimasi jumlah tumpukan material tersebut bisa mencapai ratusan ribu meter kubik terakumulasi dari endapan erupsi sebelum-sebelumnya.
“Nanti akan dimonitor memakai drone ketika kondisi di lapangan memungkinkan. Belum sekarang karena erupsinya masih berlangsung,” kata dia, seraya menambahkan selain itu lapisan tanah di bagian puncak Gunung Lewotobi Laki-Laki, seperti jenis tanah andosol yang tergolong gembur juga memperbesar potensi pergerakan tanah terjadi.
Menurutnya, material-material erupsi yang diperkirakan masih akan terus terakumulasi dalam beberapa waktu ke depan ini sangat rentan runtuh ke bawah, apalagi bila diguyur hujan dengan intensitas yang cukup deras maka akan menghantam semua yang dilintasinya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Zona bahaya akan diperluas jadi 10 km imbas erupsi dahsyat Lewotobi