Moskow (ANTARA) - Kepala otoritas pertahanan Israel, Israel Katz, pada Senin (23/12) mengakui bahwa Israel berada di balik pembunuhan pemimpin biro politik kelompok perjuangan Palestina, Hamas, Ismail Haniyeh di Teheran.
"Kami akan menyerang infrastruktur strategis (Houthi) dan memenggal kepala pemimpin mereka. Sama seperti yang kami lakukan terhadap Haniyeh, (pemimpin Hamas, Yahya) Sinwar, dan (pemimpin Hizbullah, Hassan) Nasrallah, di Teheran, Gaza, dan Lebanon — kami akan melakukannya di Hodeidah dan Sanaa," kata Katz, seperti dikutip surat kabar Times of Israel.
Pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh tewas akibat ledakan bom yang diselundupkan dua bulan sebelumnya di tempat dia menginap di Teheran, menurut laporan New York Times (NYT) pada 1 Agustus.
Laporan NYT tersebut mengutip seorang pejabat AS yang tidak disebutkan namanya, dua pejabat Iran, dan lima pejabat Timur Tengah.
Haniyeh dibunuh pada Rabu dini hari di dalam kamar, tempatnya menginap di sebuah kompleks yang dikelola Garda Revolusi Iran (IRGC) saat mengunjungi Teheran untuk menghadiri pelantikan presiden. Seorang pengawalnya juga tewas dalam ledakan tersebut.
Menurut para pejabat, bom tersebut diledakkan dari jarak jauh. Ledakan itu mengguncang bangunan, menghancurkan beberapa jendela, dan meruntuhkan sebagian dinding luar, menurut dua pejabat IRGC.
Israel biasanya tidak mengaku bertanggung jawab secara terbuka atas pembunuhan yang mereka lakukan di Iran.
Namun, Hamas, pejabat Iran, dan beberapa pejabat AS mengonfirmasi bahwa Israel memang bertanggung jawab atas pembunuhan Haniyeh.
Sumber: Sputnik-OANA
Bahan peledak dekat rumah sakit...
Sementara itu, pasukan tentara Israel telah menempatkan sebuah kotak berisi bahan peledak di dekat gerbang Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza Utara, menurut sebuah video yang ditunjukkan pada Senin.
Cuplikan video yang dibagikan oleh Direktur Rumah Sakit, Hussam Abu Safiya, menunjukkan sebuah kendaraan Israel yang menurunkan sebuah kotak kayu dengan simbol berbahaya ( segitiga dengan tanda seru) di luar salah satu gerbang rumah sakit tersebut.
“Kendaraan pendudukan Israel, menggunakan perangkat robotik, menempatkan kotak peledak di gerbang rumah sakit,” kata Abu Safiya dalam sebuah postingan di Facebook.
Ia menambahkan bahwa pasukan Israel baru-baru ini meledakkan bangunan-bangunan tempat tinggal di dekat rumah sakit menggunakan perangkat peledak serupa.
Pada Senin pagi, Abu Safiya memperingatkan bahwa fasilitas medis tersebut menghadapi pemboman oleh Israel setiap hari, yang menurutnya adalah bagian dari perbuatan sengaja untuk membunuh dan pemindahan paksa.
Israel telah melanjutkan operasi darat berskala besar di Gaza Utara sejak 5 Oktober yang diklaim untuk mencegah kelompok perlawanan Palestina, Hamas, untuk berkumpul kembali.
Namun, warga Palestina menuduh Israel berusaha untuk menduduki wilayah tersebut dan memindahkan penduduknya secara paksa
Sejak saat itu, tidak ada bantuan kemanusiaan yang memadai, termasuk makanan, obat-obatan, dan bahan bakar, yang diizinkan masuk ke wilayah tersebut, sehingga meninggalkan penduduk yang tersisa berada di ambang kelaparan yang segera terjadi.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Israel akui dalang di balik pembunuhan pemimpin Hamas Haniyeh