Natuna (ANTARA Kepri) - Serangan mendadak yang dilancarkan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat TNI dalam latihan gabungan Kilat XXIX di Bukit Seleman, Desa Ceruk, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, Jumat, menyebabkan Tim Penimbul Situasi (Bulsi) kocar-kacir.
Serangan tiba-tiba Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) terhadap Tim Bulsi yang dalam skenario latihan bertindak sebagai musuh dilakukan pukul 05.00 WIB, lebih cepat setengah jam dari jadwal.
PPRC yang terdiri atas dua kompi, masing-masing Kompi A Yonif Linud 330 Kostrad dan Kompi C Linud menyerang dari dua arah yang berlawanan.
Kompi A menyergap musuh pada empat target, sementara Kompi C menyerang di dua sasaran berupa perumahan warga yang dikuasai Tim Bulsi yang ditugaskan kepada personel Kompi C dan Kompi D Yonif 134/Tuah Sakti.
Kedua belah pihak terlibat kontak senjata dalam jarak dekat sekitar 20 menit.
Tim Bulsi yang mendapat serangan mendadak kocar-kacir dan satu-persatu rubuh terkena tembakan.
Serangan PPRC yang menerapkan taktik serangan permukiman itu dilanjutkan dengan penggeledahan mayat musuh dan pemeriksaan dokumen lawan.
Asisten Operasi Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) sekaligus Kawasdal Latihan PPRC Kolonel (Inf) Ainurrahman mengaku puas terhadap proses dan keseriusan prajurit melaksanakan latihan.
"Saya kaget ketika terjadi serangan disertai kontak senjata. Ini benar-benar taktik menyerang yang dapat melumpuhkan musuh," kata dia yang meninjau langsung pelaksanaan latihan.
Ainurrahman mengatakan, operasi serangan darat gabungan tersebut merupakan puncak dari latihan PPRC yang dibuka Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono di Bandara Lanud Ranai, Natuna pada Selasa (4/9).
"Latihan serangan darat gabungan untuk menguji dan melatih kemampuan PPRC dalam menerapkan taktik serangan permukiman, ketika musuh telah menduduki satu perkampungan," ucapnya.
Menurut dia, jumlah prajurit yang mengikuti latihan serangan darat gabungan sekitar 600 orang dari total 2.500 prajurit yang terlibat dalam latihan PPRC Kilat XXIX 2012 di Natuna.
Ke-600 prajurit tersebut terdiri atas Yonif 330 Linud Kostrad dan Pasukan Marinir II Wilayah Barat.
Latihan PPRC, lanjut dia, terdiri atas operasi lintas udara, operasi amfibi, operasi penggabungan dan operasi serangan darat gabungan yang didukung sejumlah sarana pengangkut, seperti enam pesawat hercules, 30 tank dan lima KRI. Kemudian didukung pula dengan persenjataan seperti senjata perorangan, senjata bantuan dan senjata artileri medan. (RDT/A013)
Editor: Jo Seng Bie
Serangan tiba-tiba Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) terhadap Tim Bulsi yang dalam skenario latihan bertindak sebagai musuh dilakukan pukul 05.00 WIB, lebih cepat setengah jam dari jadwal.
PPRC yang terdiri atas dua kompi, masing-masing Kompi A Yonif Linud 330 Kostrad dan Kompi C Linud menyerang dari dua arah yang berlawanan.
Kompi A menyergap musuh pada empat target, sementara Kompi C menyerang di dua sasaran berupa perumahan warga yang dikuasai Tim Bulsi yang ditugaskan kepada personel Kompi C dan Kompi D Yonif 134/Tuah Sakti.
Kedua belah pihak terlibat kontak senjata dalam jarak dekat sekitar 20 menit.
Tim Bulsi yang mendapat serangan mendadak kocar-kacir dan satu-persatu rubuh terkena tembakan.
Serangan PPRC yang menerapkan taktik serangan permukiman itu dilanjutkan dengan penggeledahan mayat musuh dan pemeriksaan dokumen lawan.
Asisten Operasi Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) sekaligus Kawasdal Latihan PPRC Kolonel (Inf) Ainurrahman mengaku puas terhadap proses dan keseriusan prajurit melaksanakan latihan.
"Saya kaget ketika terjadi serangan disertai kontak senjata. Ini benar-benar taktik menyerang yang dapat melumpuhkan musuh," kata dia yang meninjau langsung pelaksanaan latihan.
Ainurrahman mengatakan, operasi serangan darat gabungan tersebut merupakan puncak dari latihan PPRC yang dibuka Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono di Bandara Lanud Ranai, Natuna pada Selasa (4/9).
"Latihan serangan darat gabungan untuk menguji dan melatih kemampuan PPRC dalam menerapkan taktik serangan permukiman, ketika musuh telah menduduki satu perkampungan," ucapnya.
Menurut dia, jumlah prajurit yang mengikuti latihan serangan darat gabungan sekitar 600 orang dari total 2.500 prajurit yang terlibat dalam latihan PPRC Kilat XXIX 2012 di Natuna.
Ke-600 prajurit tersebut terdiri atas Yonif 330 Linud Kostrad dan Pasukan Marinir II Wilayah Barat.
Latihan PPRC, lanjut dia, terdiri atas operasi lintas udara, operasi amfibi, operasi penggabungan dan operasi serangan darat gabungan yang didukung sejumlah sarana pengangkut, seperti enam pesawat hercules, 30 tank dan lima KRI. Kemudian didukung pula dengan persenjataan seperti senjata perorangan, senjata bantuan dan senjata artileri medan. (RDT/A013)
Editor: Jo Seng Bie