Batam (ANTARA) - Dinas Perikanan (Diskan) Kota Batam, Kepulauan Riau mencatat total ekspor komoditas perikanan dari Januari hingga Juni 2025 bernilai Rp129 miliar yakni mencapai 51 persen dari target tahunan.
Kepala Dinas Perikanan Kota Batam Yudi Admajianto menyatakan bahwa capaian semester pertama ini masih berjalan positif.
“Sejauh ini masih normal, sesuai target. Kalau tren ini berlanjut, mudah-mudahan hingga Desember bisa tercapai Rp250 miliar,” ujarnya saat dihubungi di Batam, Selasa.
Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, nilai ekspor perikanan Batam menunjukkan peningkatan tipis.
Pada semester pertama 2024, ekspor tercatat sebesar Rp126 miliar. Meski hal tersebut, Yudi mengakui ada penurunan volume produksi pada bulan April dan Mei 2025.
Menurutnya pula, tantangan cuaca menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas nelayan.
“Cuaca buruk biasanya terjadi saat musim angin utara, sekitar bulan Oktober hingga Desember. Pada periode itu, hasil tangkapan bisa menurun karena gelombang tinggi,” katanya.
Ia menambahkan bahwa dampak cuaca buruk tidak hanya dirasakan oleh nelayan kecil, tetapi juga pengusaha perikanan skala besar.
“Semua terdampak. Tetapi, nelayan tradisional biasanya mencari alternatif seperti menjaring gamat, tripang, udang di sekitar perairan pulau, atau mengandalkan budidaya di kelong,” tambahnya.
Sebagai upaya antisipasi, Diskan Batam terus mendorong pemberdayaan nelayan melalui Kelompok Usaha Bersama (KUB).
“Dengan sistem KUB, kita dorong sistem menabung. Jadi saat tidak bisa melaut karena cuaca buruk, mereka masih punya simpanan,” ujarnya.
Diskan Batam optimistis target ekspor perikanan tahun ini bisa tercapai, dengan catatan periode sebelum musim angin dimaksimalkan.