Batam (ANTARA) - DPRD Kota Batam, Kepulauan Riau mendorong penyelesaian persoalan air bersih yang masih dirasakan sebagian masyarakat, menjaga stabilitas dan kondusivitas wilayah setempat. 

Wakil Ketua II DPRD Kota Batam Aweng Kurniawan di Batam, Senin mengatakan pihaknya bersama BP Batam, PT Moya Batam hingga PT Air Batam Hilir menyepakati langkah jangka pendek berupa penyediaan tangki dan tandon air. 

Sedangkan untuk jangka panjang, pemerintah merencanakan pembangunan jaringan pipa baru yang ditargetkan selesai pada Juni 2026.

Menurutnya, penyelesaian persoalan air menjadi penting agar iklim investasi dan pembangunan di Batam tidak terganggu. 

“Kita ingin masyarakat tenang, kebutuhan dasar terpenuhi, sehingga situasi Batam tetap kondusif,” kata Aweng.

Aweng juga apresiasi kepada warga Kelurahan Sengkuang dan Batu Merah yang datang berdialog langsung bersama pihak terkait untuk mencari solusi. 

Ia menilai langkah musyawarah jauh lebih baik dibandingkan aksi demonstrasi.

“Batam saat ini sedang dalam kondisi baik setelah bangkit dari COVID-19. Ekonomi sedang pulih, ini harus kita jaga bersama. Karena itu kami sangat menghargai masyarakat yang memilih jalur dialog,” ujarnya.

Menanggapi persoalan air bersih tersebut, Kepala BP Batam Amsakar Achmad memberikan peringatan kepada PT Air Batam Hilir (ABH) terkait solusi persoalan air di Kelurahan Batu Merah, dan Sengkuang.

Ia mengingatkan PT ABH bisa bekerja lebih maksimal dalam menyelesaikan persoalan air di dua kelurahan di Kecamatan Batuampar.

"Persoalan air ini masuk dalam 15 program prioritas unggulan Amsakar-Li Claudia. Jadi saya tidak mau persoalan ini berlarut-larut," ujar dia. 

Baca juga: DPRD Batam terima penjelasan Wali Kota terkait ranperda APBD 2026

Solusi jangka pendek yang bisa dilakukan saat ini adalah menambah atau meningkatkan pasokan suplai air bersih. 

"Nanti ditambah ke sana suplai airnya. Sementara ini yang bisa kami berikan, sembari menunggu solusi jangka panjang yang Insya Allah akan diselesaikan di Juni 2026 mendatang," kata dia.

Mengenai kinerja ABH ini, Amsakar meminta dengan serius agar masalah ini bisa diselesaikan, dan dicarikan solusinya.

BP Batam mengajukan anggaran kurang lebih Rp2,7 Triliun untuk perbaikan dan peningkatan fasilitas pipa dan lainnya, untuk mendukung suplai air bersih di Kota Batam ini.

Sebelumnya, warga Kelurahan Tanjung Sengkuang dan Batu Merah menyampaikan keluhannya dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama Kepala BP Batam, dan Komisi III DPRD Batam.

Terdapat sekitar 450 Kepala Keluarga (KK) masih kesulitan dalam mendapatkan suplai air bersih. 

Warga Sengkuang Ulil Amri menyampaikan ABH diminta tidak harus menunggu telepon dari warga, baru bekerja untuk menyuplai air bersih.

"Saya mau BP Batam atau ABH ini menjadwalkan sehingga warga tidak lagi menunggu atau menghubungi kalian untuk mengirimkan air bersih," ujarnya.

Baca juga: Prabowo reshuffle 5 kementerian strategis dan lantik Menteri Haji dan Umrah


Pewarta : Jessica Allifia Jaya Hidayat
Editor : Nadilla
Copyright © ANTARA 2025