Tanjungpinang (Antara Kepri) - Pulau Basing yang berada di Kota Tanjungpinang dapat menjadi andalan pariwisata sejarah apabila pemerintah daerah dapat lebih memperhatikan pulau tersebut.
Dalam kunjungan ke Pulau Basing, artis Tukul Arwana menyarankan agar Pemerintah Daerah Kota Tanjungpinang memperkuat sektor pariwisata yang ada, terutama potensi pariwisata di Pulau Basing yang telah memikatnya untuk melakukan syuting program 'Mister Tukul Jalan-Jalan'.
"Infrastrukturnya sudah bagus, hanya yang perlu diperhatikan itu fasilitas transportasinya 'Pompong' kalau bisa diberi pernak pernik agar menarik dan dioperasikan secara gratis untuk para pengunjungnya,"kata Tukul Arwana, Sabtu.
Tukul yang berandai jadi walikota tersebut mengaku selain urusan transportasi, Pulau Basing baiknya difasilitasi dengan kolam renang serta diberi tempat angkringan bernuansa musik Nusantara secara bergantian. Sehingga pengunjung tidak bosan berlama-lama di pulau tersebut.
Ia yakin, dengan saran tersebut, sektor pariwisata Kota Tanjungpinang khusus Pulau Basing akan berkembang.
Sementara untuk destinasi Pulau Penyengat, Tukul menilai sudah lebih baik dari Pulau Basing. Hanya saja perlu promosi khusus dengan pembiayaan spesial untuk promosi objek pariwisata yang ada di Tanjungpinang.
Tanpa jemu, Tukul mengaku wisata Pulau Basing dengan peninggalan sejarahnya merupakan suatu destinasi luar biasa dan ia optimis selain Penyengat, Basing juga akan mendunia dan dikenal semua orang terutama fansnya.
"Ini pertama kali saya ke Basing, mudah-mudahan dengan kedatangan kali ini dapat membantu memperkenalkan Basing yang 'Gol-nya' pariwisata Kota Tanjungpinang lebih dikenal luas," paparnya pada Antara.
Fokus pada Pulau Basing, kononnya pulau yang berada di depan Tanjung Siambang Kecamatan Bukit Bestari, dipercaya masyarakat Tanjungpinang sebagai pulau pengasingan tahanan oleh penjajah Belanda.
Namun, muncul versi baru setelah hasil terawang Ustadz Sholeh Pati dalam syuting episode Mister Tukul Jalan-Jalan (11/9) malam di Pulau Basing menyatakan, bahwa pengasingan yang terjadi di pulau tersebut bukan dilakukan oleh Belanda, melainkan dilakukan oleh penjajah Jepang.
Serta, ketidakmampuan penjajah Belanda pada waktu itu dikarenakan kerajaan Melayu di Tanjungpinang terlalu kuat untuk ditaklukkan.
Menurut Produser Mister Tukul Jalan-Jalan, Novyanti, pendapat yang disampaikan Ustadz Sholeh Pati tersebut tidak serta merta mematahkan sejarah yang ada. Tetapi mencoba membuktikan fakta yang tidak tercatat dalam sejarah.
"Kami mencari fakta baru yang secara ilmiah tidak ditemukan, untuk itu kami coba melalui penerawangan," tegas Novyanti.
Sementara itu di dalam kunjungan tersebut, Wakil Walikota Tanjungpinang, Syahrul berharap, Tukul bersama rombongannya bisa lebih memperkenalkan Kota Tanjungpinang, terutama dalam memperjelas paradigma Tanjungpinang dengan Pangkal Pinang.
"Pada umumnya, masyarakat Indonesia selalu salah persepsi tentang Tanjungpinang yang sering disebut Pangkal Pinang, untuk itu sebagai ujung tombaknya Tukul dapat memberikan pemahaman yang jelas tentang Tanjungpinang yang sering diasumsikan sebagai Pangkal Pinang," papar Syahrul.
Lagi pula, Kota Tanjungpinang sudah ada sebelum Provinsi Kepri terbentuk dan menjadi provinsi ke-33 di Indonesia. Sementara Pangkal Pinang merupakan Ibukota Bangka Belitung.
"Saya juga berharap Tukul berserta rombongan dapat mengambil manfaat dan dapat memperkenalkan Tanjungpinang lebih luas lagi," ucap Syahrul yang mengaku fans Tukul Arwana tersebut. (Antara)
Editor: Evy R. Syamsir
Dalam kunjungan ke Pulau Basing, artis Tukul Arwana menyarankan agar Pemerintah Daerah Kota Tanjungpinang memperkuat sektor pariwisata yang ada, terutama potensi pariwisata di Pulau Basing yang telah memikatnya untuk melakukan syuting program 'Mister Tukul Jalan-Jalan'.
"Infrastrukturnya sudah bagus, hanya yang perlu diperhatikan itu fasilitas transportasinya 'Pompong' kalau bisa diberi pernak pernik agar menarik dan dioperasikan secara gratis untuk para pengunjungnya,"kata Tukul Arwana, Sabtu.
Tukul yang berandai jadi walikota tersebut mengaku selain urusan transportasi, Pulau Basing baiknya difasilitasi dengan kolam renang serta diberi tempat angkringan bernuansa musik Nusantara secara bergantian. Sehingga pengunjung tidak bosan berlama-lama di pulau tersebut.
Ia yakin, dengan saran tersebut, sektor pariwisata Kota Tanjungpinang khusus Pulau Basing akan berkembang.
Sementara untuk destinasi Pulau Penyengat, Tukul menilai sudah lebih baik dari Pulau Basing. Hanya saja perlu promosi khusus dengan pembiayaan spesial untuk promosi objek pariwisata yang ada di Tanjungpinang.
Tanpa jemu, Tukul mengaku wisata Pulau Basing dengan peninggalan sejarahnya merupakan suatu destinasi luar biasa dan ia optimis selain Penyengat, Basing juga akan mendunia dan dikenal semua orang terutama fansnya.
"Ini pertama kali saya ke Basing, mudah-mudahan dengan kedatangan kali ini dapat membantu memperkenalkan Basing yang 'Gol-nya' pariwisata Kota Tanjungpinang lebih dikenal luas," paparnya pada Antara.
Fokus pada Pulau Basing, kononnya pulau yang berada di depan Tanjung Siambang Kecamatan Bukit Bestari, dipercaya masyarakat Tanjungpinang sebagai pulau pengasingan tahanan oleh penjajah Belanda.
Namun, muncul versi baru setelah hasil terawang Ustadz Sholeh Pati dalam syuting episode Mister Tukul Jalan-Jalan (11/9) malam di Pulau Basing menyatakan, bahwa pengasingan yang terjadi di pulau tersebut bukan dilakukan oleh Belanda, melainkan dilakukan oleh penjajah Jepang.
Serta, ketidakmampuan penjajah Belanda pada waktu itu dikarenakan kerajaan Melayu di Tanjungpinang terlalu kuat untuk ditaklukkan.
Menurut Produser Mister Tukul Jalan-Jalan, Novyanti, pendapat yang disampaikan Ustadz Sholeh Pati tersebut tidak serta merta mematahkan sejarah yang ada. Tetapi mencoba membuktikan fakta yang tidak tercatat dalam sejarah.
"Kami mencari fakta baru yang secara ilmiah tidak ditemukan, untuk itu kami coba melalui penerawangan," tegas Novyanti.
Sementara itu di dalam kunjungan tersebut, Wakil Walikota Tanjungpinang, Syahrul berharap, Tukul bersama rombongannya bisa lebih memperkenalkan Kota Tanjungpinang, terutama dalam memperjelas paradigma Tanjungpinang dengan Pangkal Pinang.
"Pada umumnya, masyarakat Indonesia selalu salah persepsi tentang Tanjungpinang yang sering disebut Pangkal Pinang, untuk itu sebagai ujung tombaknya Tukul dapat memberikan pemahaman yang jelas tentang Tanjungpinang yang sering diasumsikan sebagai Pangkal Pinang," papar Syahrul.
Lagi pula, Kota Tanjungpinang sudah ada sebelum Provinsi Kepri terbentuk dan menjadi provinsi ke-33 di Indonesia. Sementara Pangkal Pinang merupakan Ibukota Bangka Belitung.
"Saya juga berharap Tukul berserta rombongan dapat mengambil manfaat dan dapat memperkenalkan Tanjungpinang lebih luas lagi," ucap Syahrul yang mengaku fans Tukul Arwana tersebut. (Antara)
Editor: Evy R. Syamsir