Tanjungpinang (Antara Kepri) - Kreativitas sejumlah pemuda di Pulau Penyengat mendorong usaha di bidang kepariwisataan mulai berkembang, kata Kepala Dinas Pariwisata Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau, Reni Yusneli.
"Sekarang lagi berkembang usaha penyewaan pakaian adat melayu kepada wisatawan domestik maupun mancanegara," ujarnya di Tanjungpinang, Minggu.
Pemuda yang tergabung dalam Kelompok Sadar Wisata berhasil mengelola usaha tersebut, yang awalnya mendapatkan bantuan dari Dinas Pariwisata Tanjungpinang. Bantuan diberikan berupa peminjaman pakaian adat melayu.
"Ada tiga pasang pakaian adat melayu yang dipinjam, sudah kembalikan kepada kami," katanya.
Reni menambahkan satu pakaian adat melayu disewa Rp50.000. Pakaian adat itu dikembalikan Kelompok Sadar Wisata setelah berhasil memperoleh keuntungan dari usaha penyewaan pakaian tersebut. Kini, Kelompok Sadar Wisata Pulau Penyengat berhasil membeli 12 pasang pakaian adat melayu.
"Usaha mereka maju, dan terus kami bina agar semakin berkreasi dan membuahkan keuntungan," ucapnya.
Ia menginginkan pengembangan sektor pariwisata tidak hanya sekadar usaha mendatangkan para wisatawan. Sektor pariwisata harus berkembang, dan mampu memberi dampak positif kepada maayarakat sekitar.
Pulau Penyengat sebagai salah satu kawasan wisata yang ramai dikunjungi warga Tanjungpinang. Kunjungan wisatawan dari berbagai daerah dan negara itu merupakan peluang bagi para pemuda setempat untuk melakukan berbagai kegiatan positif yang daoat menghasilkan uang.
Usaha kreativitas Kelompok Sadar Wisata Pulau Penyengat patut menjadi contoh. Selain menyewakan pakaian adat, mereka juga mendorong agar lingkungan tetap bersih.
"Kami akan mendorong para pemuda berkreasi meningkatkan pendapatan keluarga dari pengelolaan potensi yang ada melalui usaha kreativitas," ujarnya.(Antara)
Editor: Dedi
"Sekarang lagi berkembang usaha penyewaan pakaian adat melayu kepada wisatawan domestik maupun mancanegara," ujarnya di Tanjungpinang, Minggu.
Pemuda yang tergabung dalam Kelompok Sadar Wisata berhasil mengelola usaha tersebut, yang awalnya mendapatkan bantuan dari Dinas Pariwisata Tanjungpinang. Bantuan diberikan berupa peminjaman pakaian adat melayu.
"Ada tiga pasang pakaian adat melayu yang dipinjam, sudah kembalikan kepada kami," katanya.
Reni menambahkan satu pakaian adat melayu disewa Rp50.000. Pakaian adat itu dikembalikan Kelompok Sadar Wisata setelah berhasil memperoleh keuntungan dari usaha penyewaan pakaian tersebut. Kini, Kelompok Sadar Wisata Pulau Penyengat berhasil membeli 12 pasang pakaian adat melayu.
"Usaha mereka maju, dan terus kami bina agar semakin berkreasi dan membuahkan keuntungan," ucapnya.
Ia menginginkan pengembangan sektor pariwisata tidak hanya sekadar usaha mendatangkan para wisatawan. Sektor pariwisata harus berkembang, dan mampu memberi dampak positif kepada maayarakat sekitar.
Pulau Penyengat sebagai salah satu kawasan wisata yang ramai dikunjungi warga Tanjungpinang. Kunjungan wisatawan dari berbagai daerah dan negara itu merupakan peluang bagi para pemuda setempat untuk melakukan berbagai kegiatan positif yang daoat menghasilkan uang.
Usaha kreativitas Kelompok Sadar Wisata Pulau Penyengat patut menjadi contoh. Selain menyewakan pakaian adat, mereka juga mendorong agar lingkungan tetap bersih.
"Kami akan mendorong para pemuda berkreasi meningkatkan pendapatan keluarga dari pengelolaan potensi yang ada melalui usaha kreativitas," ujarnya.(Antara)
Editor: Dedi