Batam (Antaranews Kepri) - Bank Indonesia kantor perwakilan Kepulauan Riau memberikan bantuan senilai Rp125 juta untuk menunjang pengembangan sarana dan prasarana objek wisata di Kampung Terih, Kota Batam.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Riau, Gusti Raizal Eka Putra, di Batam, Minggu, mengatakan, bantuan yang diberikan berupa barang-barang yang diperlukan untuk menunjang objek wisata tersebut.
"Paling besar yang kita berikan itu boat rescue, dan kita harapkan nantinya bisa digunakan sebagai alat untuk
menyelamatkan para pengunjung apabila terjadi hal-hal tidak diinginkan di sekitar laut di Kampung Terih," kata Gusti.
Gusti menambahkan alasan utama pihaknya memberikan boat rescue adalah banyaknya para pengunjung yang berenang di objek wisata Kampung Terih.
Selain itu, pihaknya juga memberikan puluhan life jacket dan seribu bibit mangrove yang akan ditanam di sekitar area objek wisata Kampung Terih.
Bantuan tersebut merupakan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) yang dilakukan setiap tahunnya kepada masyarakat, dan sudah dilakukan oleh BI sejak 2005.
"Bantuan yang kita berikan bukan dalam bentuk uang tapi perlengkapan-perlengkapan yang diperlukan," ujarnya.
Gusti mengatakan, PSBI di Provinsi Kepri sudah lakukan di berbagai bidang. Mulai dari pembinaan UMKM hingga pengembangan destinasi wisata, salah satunya di Kampung Terih.
"Kami sengaja datang ke sini sebagai bentuk komitmen kami untuk mendorong pariwisata berbasis lingkungan yang ada di Kota Batam," ucapnya.
Menurut dia, wisata berbasis lingkungan sangat baik untuk dikembangkan. Terlebih, komunitas Gerakan Pesona Indonesia (Genpi) berkolaborasi dengan masyarakat sekitar.
"Sehingga ini dapat dirasakan langsung oleh masyarakat dan kami sangat mengapresiasi sekali atas apa yang dilakukan Genpi," tuturnya.
Ketua Penjelajah Alam Kepri (Pari), Nunung Sulitianto mengatakan akan memaksimalkan bantuan yang diberikan BI sebagai fasilitas pelengkap di objek wisata Kampung Terih.
"Harapan kami dari apa yang dilakukan BI bisa menggugah pihak lainnya baik swasta maupun pemerintah untuk bisa memberikan bantuan, karena disini kita memberdayakan masyarakat sekitar," kata dia.
Ia menambahkan, pihaknya saat ini akan terus membenahi fasilitas yang ada di Kampung Terih sehingga dapat terus mengaet wisatawan lokal dan mancanegara agar berkunjung ke Kampung Terih.
"Apa yang bisa kita bangun akan kita bangun, tapi apabila ada sarana yang menjadi tanggungjawab pemerintah bisa dibangun oleh pemerintah," ucapnya.
Saat ini yang menjadi kendala utama objek wisata Kampung Terih kata Nunung adalah jaringan internet serta toilet. Karena lanjut Nunung, dengan adanya jaringan internet yang kuat pengunjung yang berfoto di sekitar Kampung Terih dapat segera menampilkannya di media sosial mereka.
"Itu akan menjadi bentuk promosi yang sangat luar biasa, terlebih saat ini merupakan era digital," katanya.
Sementara untuk toilet saat ini lanjut Nunung telah dibantu dari komunitas Sugeng.
Nunung berharap, objek wisata di Kepri harus memiliki konsep 3A yaitu Atraksi, Aksesbilitas, dan Amenitas. Hal itu dapat terwujud bila pemerintah mau turun tangan membeahi destinasi wisata berbasis lingkungan, seperti di Kampung Terih. (Antara)
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Riau, Gusti Raizal Eka Putra, di Batam, Minggu, mengatakan, bantuan yang diberikan berupa barang-barang yang diperlukan untuk menunjang objek wisata tersebut.
"Paling besar yang kita berikan itu boat rescue, dan kita harapkan nantinya bisa digunakan sebagai alat untuk
menyelamatkan para pengunjung apabila terjadi hal-hal tidak diinginkan di sekitar laut di Kampung Terih," kata Gusti.
Gusti menambahkan alasan utama pihaknya memberikan boat rescue adalah banyaknya para pengunjung yang berenang di objek wisata Kampung Terih.
Selain itu, pihaknya juga memberikan puluhan life jacket dan seribu bibit mangrove yang akan ditanam di sekitar area objek wisata Kampung Terih.
Bantuan tersebut merupakan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) yang dilakukan setiap tahunnya kepada masyarakat, dan sudah dilakukan oleh BI sejak 2005.
"Bantuan yang kita berikan bukan dalam bentuk uang tapi perlengkapan-perlengkapan yang diperlukan," ujarnya.
Gusti mengatakan, PSBI di Provinsi Kepri sudah lakukan di berbagai bidang. Mulai dari pembinaan UMKM hingga pengembangan destinasi wisata, salah satunya di Kampung Terih.
"Kami sengaja datang ke sini sebagai bentuk komitmen kami untuk mendorong pariwisata berbasis lingkungan yang ada di Kota Batam," ucapnya.
Menurut dia, wisata berbasis lingkungan sangat baik untuk dikembangkan. Terlebih, komunitas Gerakan Pesona Indonesia (Genpi) berkolaborasi dengan masyarakat sekitar.
"Sehingga ini dapat dirasakan langsung oleh masyarakat dan kami sangat mengapresiasi sekali atas apa yang dilakukan Genpi," tuturnya.
Ketua Penjelajah Alam Kepri (Pari), Nunung Sulitianto mengatakan akan memaksimalkan bantuan yang diberikan BI sebagai fasilitas pelengkap di objek wisata Kampung Terih.
"Harapan kami dari apa yang dilakukan BI bisa menggugah pihak lainnya baik swasta maupun pemerintah untuk bisa memberikan bantuan, karena disini kita memberdayakan masyarakat sekitar," kata dia.
Ia menambahkan, pihaknya saat ini akan terus membenahi fasilitas yang ada di Kampung Terih sehingga dapat terus mengaet wisatawan lokal dan mancanegara agar berkunjung ke Kampung Terih.
"Apa yang bisa kita bangun akan kita bangun, tapi apabila ada sarana yang menjadi tanggungjawab pemerintah bisa dibangun oleh pemerintah," ucapnya.
Saat ini yang menjadi kendala utama objek wisata Kampung Terih kata Nunung adalah jaringan internet serta toilet. Karena lanjut Nunung, dengan adanya jaringan internet yang kuat pengunjung yang berfoto di sekitar Kampung Terih dapat segera menampilkannya di media sosial mereka.
"Itu akan menjadi bentuk promosi yang sangat luar biasa, terlebih saat ini merupakan era digital," katanya.
Sementara untuk toilet saat ini lanjut Nunung telah dibantu dari komunitas Sugeng.
Nunung berharap, objek wisata di Kepri harus memiliki konsep 3A yaitu Atraksi, Aksesbilitas, dan Amenitas. Hal itu dapat terwujud bila pemerintah mau turun tangan membeahi destinasi wisata berbasis lingkungan, seperti di Kampung Terih. (Antara)