Batam (ANTARA) - Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menginginkan kuliner khas Provinsi Kepulauan Riau dapat dikenal luas oleh masyarakat tidak hanya di tingkat nasional, tapi juga internasional.
Kepala Biro Hukum dan Komunikasi Publik Bekraf, Mariaman Purba, di Batam, Kamis, mengatakan salah satu kuliner di Provinsi Kepulauan Riau yang bisa diangkat ke kancah internasional adalah gonggong.
"Makanan (gonggong) ini saya rasa hanya bisa ditemukan di sini," katanya.
Menurut dia, dari 16 subsektor di Bekraf, kuliner merupakan sektor yang paling tinggi menyumbangkan pemasukan ke negara mencapai 70 persen.
"Pendapatan domestik bruto dari sektor kuliner itu Rp 1.100 triliun," ujarnya. Kata dia, selain kuliner di Kota Batam produk kerajinan tangan dari laut juga dapat dikembangkan kembali hingga bisa menembus pasar internasional.
Kota Batam, kata dia, berbatasan langsung dengan Singapura dan Malaysia, sehingga harus dibangun ekosistem penunjang pertumbuhan digital.
"Ini agar produk kuliner dan kerajinan tangan olahan Batam bisa lebih dikenal mancanegara dan Batam memiliki potensi pengusaha milenial," ujarnya.
Bekraf memberikan pelatihan kepada mahasiswa di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau mengenai kewirausahaan digital dalam program Bekraf Young Technology Entrepreneurs (BYTE).
BYTE merupakan program pelatihan kewirausahaan bagi mahasiswa yang fokus pada optimalisasi strategi bisnis di era digital.
Melalui pelatihan itu diharapkan kemampuan mahasiswa Kota Batam meningkat dan mampu mempertahankan hingga bersaing mengembangkan bisnisnya.
BYTE menargetkan sekitar tiga ratus pengusaha milenial dari lima kota yaitu Jember, Manado, Kupang, Batam dan Jayapura.(Antara)
Baca juga: Pameran kuliner tiga negara digelar di Batam
Baca juga: Produk Gonggong di Harganas Lampung Terjual Habis
Baca juga: BP Batam-Bekraf kerja sama pengembangan UMKM
Kepala Biro Hukum dan Komunikasi Publik Bekraf, Mariaman Purba, di Batam, Kamis, mengatakan salah satu kuliner di Provinsi Kepulauan Riau yang bisa diangkat ke kancah internasional adalah gonggong.
"Makanan (gonggong) ini saya rasa hanya bisa ditemukan di sini," katanya.
Menurut dia, dari 16 subsektor di Bekraf, kuliner merupakan sektor yang paling tinggi menyumbangkan pemasukan ke negara mencapai 70 persen.
"Pendapatan domestik bruto dari sektor kuliner itu Rp 1.100 triliun," ujarnya. Kata dia, selain kuliner di Kota Batam produk kerajinan tangan dari laut juga dapat dikembangkan kembali hingga bisa menembus pasar internasional.
Kota Batam, kata dia, berbatasan langsung dengan Singapura dan Malaysia, sehingga harus dibangun ekosistem penunjang pertumbuhan digital.
"Ini agar produk kuliner dan kerajinan tangan olahan Batam bisa lebih dikenal mancanegara dan Batam memiliki potensi pengusaha milenial," ujarnya.
Bekraf memberikan pelatihan kepada mahasiswa di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau mengenai kewirausahaan digital dalam program Bekraf Young Technology Entrepreneurs (BYTE).
BYTE merupakan program pelatihan kewirausahaan bagi mahasiswa yang fokus pada optimalisasi strategi bisnis di era digital.
Melalui pelatihan itu diharapkan kemampuan mahasiswa Kota Batam meningkat dan mampu mempertahankan hingga bersaing mengembangkan bisnisnya.
BYTE menargetkan sekitar tiga ratus pengusaha milenial dari lima kota yaitu Jember, Manado, Kupang, Batam dan Jayapura.(Antara)
Baca juga: Pameran kuliner tiga negara digelar di Batam
Baca juga: Produk Gonggong di Harganas Lampung Terjual Habis
Baca juga: BP Batam-Bekraf kerja sama pengembangan UMKM