Tanjungpinang (ANTARA) - Dinas Pariwisata Provinsi Kepulauan Riau mengimbau wisatawan mancanegara dan domestik mengurangi aktivitas di laut selama musim angin utara.
Kepala Dinas Pariwisata Kepri Buralimar, di Tanjungpinang, Minggu, mengatakan, wisman dan wisatawan domestik perlu mengurangi aktivitas di perairan Bintan dan Batam karena gelombang tinggi dan arus kuat selama musim angin utara.
"Keselamatan wisatawan di kawasan wisata harus diutamakan sehingga memang harus diwaspadai gelombang tinggi dan arus laut yang kuat, yang terjadi seperti sekarang ini," kata Buralimar.
Buralimar mengemukakan jumlah kunjungan wisatawan domestik maupun wisman pada bulan ini meningkat. Hal itu disebabkan pada bulan ini banyak hari libur.
Bagi pengunjung kawasan pariwisata di pantai sebaiknya tidak berenang atau menggunakan alat transportasi laut yang membahayakan keselamatan mereka.
"Pihak pengelola objek pariwisata harus mengutamakan keselamatan wisatawan," ucapnya.
Sebelumnya, prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi dsn Geofisika Kota Tanjungpinang, Bhakti Wira Kusuma, mengimbau pengelola resort di wilayah Kepri membatasi aktivitas di laut, karena cuaca buruk.
"Pengunjung resort sebaiknya tidak beraktivitas di laut karena gelombang tinggi, hujan deras, yang disertai angin kencang," katanya.
Bhakti mengatakan kondisi cuaca saat musim angin utara perlu diwaspadai oleh wisatawan dan pengelola resort. Apalagi saat awan hitam menyelimuti kawasan pesisir tertentu.
Wisatawan yang menikmati hari libur pada hari ini dan besok sebaiknya tidak beraktivitas di laut karena gelombang saat musim angin utara cukup tinggi, dan membahayakan keselamatan.
Angin utara sejak beberapa hari lalu mulai terjadi di wilayah Kepri.
"Kondisi cuaca potensial semakin buruk ketika ada awan hitam yang berlapis-lapis. Berpotensi terjadi angin puting beliung di pesisir," ujarnya.
Angin puting beliung, menurut dia tidak dapat terpantau oleh Satelit Himawari, yang dipergunakan BMKG untuk memantau cuaca. Hal itu disebabkan angin puting beliung bersifat lokal.
"Meski demikian cukup berbahaya," ucapnya.
Ia mengemukakan gelombang laut di timur Kabupaten Bintan bisa mencapai 2-3,5 meter, namun realitasnya bisa lebih. Hal itu disebabkan cuaca kerap berubah, terutama saat muncul awan hitam berlapis.
Perairan di Natuna dan Anambas, kata dia gelombang laut bisa mencapai 4-6 meter. Dalam praktiknya, gelomban laut bisa lebih dari 6 meter.
"Perairan di utara Natuna dan Anambas gelombang laut sangat tinggi. Ini perlu diwaspadai," katanya.
Kepala Dinas Pariwisata Kepri Buralimar, di Tanjungpinang, Minggu, mengatakan, wisman dan wisatawan domestik perlu mengurangi aktivitas di perairan Bintan dan Batam karena gelombang tinggi dan arus kuat selama musim angin utara.
"Keselamatan wisatawan di kawasan wisata harus diutamakan sehingga memang harus diwaspadai gelombang tinggi dan arus laut yang kuat, yang terjadi seperti sekarang ini," kata Buralimar.
Buralimar mengemukakan jumlah kunjungan wisatawan domestik maupun wisman pada bulan ini meningkat. Hal itu disebabkan pada bulan ini banyak hari libur.
Bagi pengunjung kawasan pariwisata di pantai sebaiknya tidak berenang atau menggunakan alat transportasi laut yang membahayakan keselamatan mereka.
"Pihak pengelola objek pariwisata harus mengutamakan keselamatan wisatawan," ucapnya.
Sebelumnya, prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi dsn Geofisika Kota Tanjungpinang, Bhakti Wira Kusuma, mengimbau pengelola resort di wilayah Kepri membatasi aktivitas di laut, karena cuaca buruk.
"Pengunjung resort sebaiknya tidak beraktivitas di laut karena gelombang tinggi, hujan deras, yang disertai angin kencang," katanya.
Bhakti mengatakan kondisi cuaca saat musim angin utara perlu diwaspadai oleh wisatawan dan pengelola resort. Apalagi saat awan hitam menyelimuti kawasan pesisir tertentu.
Wisatawan yang menikmati hari libur pada hari ini dan besok sebaiknya tidak beraktivitas di laut karena gelombang saat musim angin utara cukup tinggi, dan membahayakan keselamatan.
Angin utara sejak beberapa hari lalu mulai terjadi di wilayah Kepri.
"Kondisi cuaca potensial semakin buruk ketika ada awan hitam yang berlapis-lapis. Berpotensi terjadi angin puting beliung di pesisir," ujarnya.
Angin puting beliung, menurut dia tidak dapat terpantau oleh Satelit Himawari, yang dipergunakan BMKG untuk memantau cuaca. Hal itu disebabkan angin puting beliung bersifat lokal.
"Meski demikian cukup berbahaya," ucapnya.
Ia mengemukakan gelombang laut di timur Kabupaten Bintan bisa mencapai 2-3,5 meter, namun realitasnya bisa lebih. Hal itu disebabkan cuaca kerap berubah, terutama saat muncul awan hitam berlapis.
Perairan di Natuna dan Anambas, kata dia gelombang laut bisa mencapai 4-6 meter. Dalam praktiknya, gelomban laut bisa lebih dari 6 meter.
"Perairan di utara Natuna dan Anambas gelombang laut sangat tinggi. Ini perlu diwaspadai," katanya.