Filipina laporkan kapal-kapal 'milisi' China telah menyebar di Laut China Selatan

id filipina,kapal china,laut china selatan

Filipina laporkan kapal-kapal 'milisi' China telah menyebar di Laut China Selatan

Dokumentasi - Sejumlah pesawat tempur dari kapal induk China Liaoning mengadakan latihan di sebuah wilayah di Laut China Selatan, Senin (2/1/2017). (ANTARA/REUTERS/Mo Xiaoliang/am.)

Manila (ANTARA) - Ratusan kapal China yang diyakini diawaki oleh milisi di Laut China Selatan (LCS) telah menyebar ke wilayah yang lebih luas, kata otoritas Filipina pada Rabu.

Sambil mengutip informasi intelijen yang dikumpulkan oleh patrolinya sendiri, gugus tugas Filipina mengatakan 44 kapal masih berada di Whitsun Reef.

Selain itu, kata gugus tugas, sekitar 200 kapal tersebar di sekitar bagian lain dari pulau Spratly, termasuk di dekat pulau-pulau buatan China --yang dilengkapi dengan keberadaan militer. Di lokasi itu, katanya, terlihat ada empat kapal angkatan laut China. 

Dalam sebuah pernyataan, satuan tugas Filipina di Laut Cina Selatan menyatakan "keprihatinan yang mendalam atas berlanjutnya kehadiran yang melanggar hukum oleh milisi maritim China, yang tidak mundur."

"Baik Filipina maupun masyarakat internasional tidak akan pernah menerima pernyataan China tentang apa yang disebut 'kedaulatan terintegrasi yang tak terbantahkan' di hampir seluruh wilayah Laut China Selatan," kata gugus tugas itu, yang mendesak penarikan segera kapal-kapal itu.

Filipina menggambarkan kehadiran kapal-kapal itu di dalam zona ekonomi eksklusif sepanjang 200 mil di Whitsun Reef sebagai "mengerumuni dan mengancam", sementara Kanada, Australia, Amerika Serikat, Jepang, dan lainnya telah menyuarakan keprihatinan tentang niat China, hingga memicu teguran dari Beijing.

Diplomat China mengatakan kapal-kapal itu berlindung dari laut yang ganas dan tidak ada milisi di dalamnya.

Sikap Filipina atas kapal-kapal China adalah salah satu yang paling sengit sejak Presiden Rodrigo Duterte mengambil alih kekuasaan pada 2016, dan berusaha berteman dengan Beijing.

Kecenderungan kebijakan Duterte itu telah membuat frustrasi para nasionalis, yang mengatakan bahwa dia bersikap lunak terhadap China, merusak hubungan dengan Amerika Serikat, dan mempertaruhkan kedaulatan nasional.

Kedutaan Besar China di Manila belum menanggapi permintaan dari Reuters untuk berkomentar.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada Senin (29/3) mengatakan Washington mendukung sekutunya, Filipina, dalam menghadapi milisi maritim China yang berkerumun di Whitsun Reef.


Sumber: Reuters

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE