Batam (ANTARA) - Menteri Riset dan Teknologi / Badan Riset dan Inovasi Nasional, Prof. Bambang Permadi Soementari Brodjonegoro, melakukan kunjungan kerja ke Batam, Sabtu (3/4) untuk melihat penerapan teknologi jaringan 5G di PT. Sat Nusapersada, Tbk.
Bambang mengaku, tujuan utama ke PT. Sat Nusapersada Tbk, untuk melihat kemampuan perusahaan tersebut dalam membuat berbagai teknologi terkini.
"Terutama yang menjadi perhatian kami adalah teknologi 5G, pembuatan handphone, dan juga pembuatan produk seperti baterai hingga produk-produk elektronik yang banyak lainnya," ungkapnya.
Ditempat yang sama, dirinya juga mengatakan akan mendorong kegiatan riset dan pengembangan terkait 5G.
"Kami akan mendorong kegiatan riset dan pengembangan terkait 5G. Sehingga, kalau 5G dipakai di Indonesia secara penuh, Indonesia mempunyai peran yang cukup signifikan, paling tidak di pasar Indonesia sendiri," ucapnya.
Bambang juga mengatakan, bahwa pihaknya tidak ingin masalah kerahasiaan data, keamanan cyber menjadi beresiko, jika bergantung pada teknologi yang 100 persen dari luar Indonesia.
"Intinya, setelah pulang ke Jakarta, kami akan mendorong tim riset untuk fokus pada pengembangan teknologi 5G ini," tegasnya.
Selanjutnya, Direktur Utama PT Sat Nusapersada, Abidin Hasibuan mengatakan, bahwa pihaknya telah memproduksi 5G di beberapa Handphone.
"Kita sudah produksi 5G untuk ASUS dan XiaoMi, sudah dilihat langsung oleh pak Menteri tadi dan tanggapannya positif, jadi kami siap,"ucapnya.
Tidak hanya itu, dalam kesempatan kali ini, Bambang juga melihat bagaimana upaya riset dan inovasi nasional. Yaitu upaya riset dan inovasi yang dilakukan oleh PT. Tata Sarana Makmur (TSM).
"Itu nanti bisa nyambung antara PT. Tata Sarana Makmur (TSM) dengan PT. Sat Nusapersada Tbk. Kita ingin mengaitkan PT. Sat Nusapersada sebagai manufaktur pabrik dengan pihak risetnya," ucapnya.
Dirinya juga mengungkapkan masalah Handphone dan produk elektronik lainnya sangatlah penting. Pasalnya, pasar elektronik, khususnya di Indonesia lumayan besar. Terlebih saat ini banyak yang bergantung kepada hubungan digital.
"Di Indonesia, pasar elektronik lumayan besar. Apa lagi saat ini sedang berada di tengah pandemi COVID-19, maka semakin banyak orang yang bergantung kepada hubungan secara digital atau hubungan telekomunikasi, tentunya dengan peralatan yang memenuhi syarat. Maka dari itu keberadaan alat telekomunikasi sangat penting," jelasnya.
Selain itu, dirinya juga menyebut bahwa pihaknya akan memikirkan langkah berikutnya untuk mengurangi ketergantungan import elektronik ke Indonesia. Salah satunya untuk mengembangkan teknologi seperti laptop.
"Ya kita berharap, jika nantinya ada laptop buatan Indonesia yang di desain dan dikembangkan oleh Indonesia, ketergantungan Impor dapat dikurangi," ucapnya.
Berita Terkait
Pelni Batam tambah kapasitas 2.000 penumpang saat angkutan mudik lebaran
Kamis, 28 Maret 2024 15:35 Wib
MTI Kepri minta Kemenhub sikapi kenaikan tarif kapal ferry Batam-Singapura
Kamis, 28 Maret 2024 15:26 Wib
Pemkot Batam berkomitmen untuk tingkatkan kualitas pengelolaan pemda lewat MCP
Kamis, 28 Maret 2024 15:00 Wib
Rudi: Industri digital jadi mesin penggerak ekonomi baru
Kamis, 28 Maret 2024 13:22 Wib
Perusahaan manufaktur Tiongkok rencana kembangkan usaha di Batam
Kamis, 28 Maret 2024 12:58 Wib
200 peserta mudik gratis di Batam ke Jakarta naik KM Kelud
Rabu, 27 Maret 2024 19:14 Wib
Pemko Batam siapkan Rp62 miliar untuk THR ASN
Rabu, 27 Maret 2024 17:15 Wib
Kemlu RI kunjungi BP Batam, bahas peluang investasi
Rabu, 27 Maret 2024 14:58 Wib
Komentar