Jakarta (ANTARA) - Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal I Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Djustini Septiana menilai salah satu tantangan dalam memaksimalkan potensi ekonomi syariah yaitu keuangan syariah di Indonesia saat ini belum sepenuhnya terintegrasi dengan ekosistem industri halal.
"Hal ini mempengaruhi peningkatan market share keuangan syariah yang terbatas. Di Januari 2021 masih sebesar 10 persen dari aset industri keuangan nasional," ujar Djustini dalam sebuah seminar daring di Jakarta, Selasa.
Tantangan berikutnya, lanjut Djustini, adalah permodalan yang terbatas. Masih terdapat enam bank syariah yang memiliki modal inti di bawah Rp2 triliun dari 14 bank umum syariah per Desember 2020.
Sementara itu indeks literasi keuangan syariah masih sangat rendah yaitu sebesar 8,93 persen, jauh tertinggal dibandingkan indeks literasi keuangan nasional sebesar 38,03 persen.
Sedangkan indeks inklusi keuangan syariah sebesar 9,1 persen, juga masih jauh tertinggal dibandingkan dengan indeks inklusi keuangan nasional 76,19 persen.
"Selanjutnya yaitu terbatasnya sumber daya di industri keuangan syariah antara lain disebabkan kebutuhan SDM yang handal dan memiliki kompetensi tinggi di bidang perbankan syariah ini masih rendah," kata Djustini.
Ia menambahkan daya saing produk dan layanan keuangan syariah juga relatif belum setara dibandingkan keuangan konvensional.
"Dalam hal ini diversifikasi produk keuangan syariah yang business matching menjadi hal yang sangat krusial," ujar Deputi Komisioner OJK itu.
Tantangan terakhir yaitu rendahnya penelitian dan pengembangan (R&D) dalam pengembangan produk dan layanan keuangan syariah yang lebih inovatif.
Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang lebih dari 87 persen dari populasinya atau setara dengan 230 juta penduduk adalah umat Islam.
Selain itu penduduk Indonesia terdiri dari 56,7 persen tinggal di perkotaan dan 43,3 persen tinggal di pedesaan. Pertumbuhan ekonomi syariah juga tinggi di mana pada 2019 tercatat 5,72 persen, di atas pertumbuhan ekonomi nasional 5,02 persen.
"Industri halal Indonesia juga semakin meningkat yang ditunjukkan oleh nilai perdagangan industri halal di Indonesia pada 2020 telah mencapai 3 miliar dolar AS dengan tren yang meningkat," kata Deputi Komisioner OJK Djustini.
Berita Terkait
Rudi: Industri digital jadi mesin penggerak ekonomi baru
Kamis, 28 Maret 2024 13:22 Wib
Rusdi Kirana: Masa depan industri penerbangan RI menjanjikan
Jumat, 22 Maret 2024 14:17 Wib
Mantan Ketua HKI Kepri OK Simatupang meninggal dunia
Rabu, 20 Maret 2024 17:19 Wib
OJK Kepri tingkatkan sinergi wujudkan pertumbuhan sektor jasa keuangan di Kepri
Rabu, 20 Maret 2024 15:37 Wib
OJK catat pasar modal di Kepri tumbuh jadi 185.796 investor
Rabu, 20 Maret 2024 13:22 Wib
BP Batam beri pelatihan pertanian hidroponik kepada warga Rempang Eco City
Selasa, 19 Maret 2024 15:14 Wib
Kepri jadi produsen produk halal domestik dan global
Sabtu, 16 Maret 2024 7:30 Wib
Wapres sebut Kepri jadi pionir pengembangan ekosistem rantai nilai halal
Jumat, 15 Maret 2024 16:13 Wib
Komentar