Surat tes PCR palsu digunakan pekerja migran Indonesia ke Batam

id pmi masuk batam, pemulangan pmi lewat batam, karantina pmi di batam

Surat tes PCR palsu digunakan pekerja migran Indonesia ke Batam

Seorang warga menyerahkan dokumen bukti surat PCR kepada petugas setibanya di Pelabuhan Internasional Batam Centre, beberapa waktu lalu. (ANTARA/ Naim)

Batam (ANTARA) - Petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Batam mensinyalir adanya surat hasil tes PCR palsu yang digunakan pekerja migran Indonesia yang pulang ke Tanah Air ketika masuk melalui pelabuhan internasional di Kota Batam, Kepulauan Riau.

"Ditengarai ada yang menggunakan (surat) PCR yang palsu," kata Kepala Bidang Pengendalian Karantina dan Survailance Epidemiologi KKP Batam Romer Simanungkalit di Batam, Selasa.

Ia mengatakan informasi itu didapat dari petugas di Konsulat Jenderal Indonesia di Johor.



"Kita informasikan kepada mereka bahwa ada kasus yang meningkat di sini yang datang dari Malaysia," kata Romer.

Saat masuk ke Batam, para PMI membawa surat PCR yang menyatakan mereka negatif COVID-19. Namun, ketika tes usap dilakukan, ternyata hasilnya positif terinfeksi virus corona.

Namun, Romer tidak dapat memastikan jumlah surat PCR yang dipalsukan dari Malaysia.



Pihaknya kesulitan mengonfirmasi keabsahan surat PCR negatif yang dibawa PMI ketika masuk ke Batam, karena keterangan itu dikeluarkan pihak pemeriksa sampel usap di Malaysia.

"Kami tidak punya kapasitas sampai jauh ke sana," kata dia.

Pihaknya meminta bantuan Konjen di Malaysia untuk memastikan kebenaran surat dari klinik yang menerbitkan.

Sebagai antisipasi, pihaknya juga meminta KBRI untuk melakukan pengawasan.



"Karena kami tidak tahu. Bagaimana membuktikan palsu atau tidak, tentunya harus dari sana," kata dia.

Pada kesempatan yang sama, Wali Kota Batam Kepulauan Riau Muhammad Rudi juga meminta bantuan Konjen di Johor untuk melakukan pengawasan, sebelum PMI tiba di Batam.

"Tidak boleh yang sakit sampai ke sini," kata dia.

Sementara itu, Kepala RSKI Pulau Galang Kolonel Khairul Ihsan Nasution mengatakan pihaknya saat ini tengah merawat 90 orang PMI yang positif COVID-19.
 

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE