BP Batam paparkan usulan proyek unggulan dalam Rakor Program BBK

id BP Batam

BP Batam paparkan usulan proyek unggulan dalam Rakor Program BBK

Anggota Bidang Kebijakan Strategis BP Batam, Enoh Suharto (Arfan NK)

Batam (ANTARA) - Badan Pengusahaan (BP) Batam, melakukan pengembangan core business industri yang saling mendukung, dan infrastruktur yang terkoneksi antar kawasan, untuk pengembangan dan pengelolaan kawasan Batam, Bintan dan Karimun (BBK). 

Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI, Wahyu Utomo, mengatakan diperlukan harmonisasi regulasi dan kelembagaan untuk kemudahan berinvestasi dan optimalisasi KPBPB, sesuai amanat Presiden RI, Joko Widodo. 

Sebagai contoh, Batam akan dijadikan hub logistik internasional, industri kedirgantaraan, industri light and valuable, pusat keuangan dan wisata kesehatan terintegrasi. 

“Karena Batam, Bintan dan Karimun adalah ujung tombak perekonomian di Indonesia, sehingga perlu dilakukan pengembangan sesuai dengan kelebihan wilayahnya masing-masing dengan mengedepankan sektor yang berdaya saing," ungkap Wahyu dalam Rapat Koordinasi Usulan Program/Proyek Prioritas dalam Rencana Induk BBK. Rakor digelar pada Selasa (8/6/2021), bertempat di Ruang Tunggu A2 Bandar Udara Internasional Hang Nadim Batam.

Wahyu melanjutkan, asumsi skenario pertumbuhan ekonomi rencana pengembangan dalam rencana induk KPBPB BBK menargetkan Rp5.924 triliun total kebutuhan investasi hingga Tahun 2045. Sedangkan program atau proyek dalam rencana induk kawasan BBK mengusung Tahap Short Term (2021-2025) yang mencakup sebanyak 109 proyek, dengan total indikasi investasi Rp 629 triliun. 

“Tentunya ini angka yang tidak sedikit, dan kita harus bersinergi untuk memperbaiki regulasi, mekanisme dengan menyinergikan kinerja dari Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Pusat,” kata Wahyu 

Dalam kesempatan yang sama, Anggota Bidang Kebijakan Strategis BP Batam, Enoh Suharto, memaparkan rencana pengembangan Bandara Internasional Hang Nadim Batam seluas 354 hektare. Konsesi dilakukan selama 25 tahun, dengan lingkup proyek Renovasi Terminal 1, Pembangunan Terminal 2, dan Pengelolaan Cargo. 

"Indikasi invetasinya sendiri lebih-kurang senilai Rp6,7 triliun. Kami harapkan nantinya Bandara Hang Nadim mampu menampung lebih dari 40 juta penumpang. Proses lelang selesai pada Maret 2021 lalu yang dimenangkan oleh Konsorsium PT Angkasa Pura I bersama dengan Incheon International Airport Corporation (IIAC) dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA)," ujar Enoh. 

Selain itu, kawasan Bandara Hang Nadim Batam juga tengah mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Aero Technic seluas 30 hektare, serta pembangunan runway kedua. 

Rakor ini digelar untuk meninjau langsung dan memahami kebutuhan-kebutuhan penting dari masing-masing kawasan, guna membangun perekonomian setelah terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2021Tentang Penyelenggaraan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas. 

Turut hadir dalam kegiatan, Gubernur Provinsi Kepulauan Riau Ansar Ahmad, Wakil Bupati Karimun Azhar Hasyim, Wakil Walikota Batam Amsakar Ahmad, Asisten Deputi Penataan Ruang dan Pertanahan Kemenko RI, dan pejabat lainnya dari Pusat dan Daerah.

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE