Kepri bina 100 desa wisata untuk wisata aman 2022

id desa wisata kepri, desa wisata batam, kepala dinas pariiwsata dan kebudayaan batam, ardiwinata, kepala dinas pariwisata

Kepri bina 100 desa wisata  untuk  wisata aman 2022

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batam Ardiwinata dan Kepala Dinas Pariwisata Kepri Buralimar berfoto bersama disela-sela pembinaan Desa Wisata di Batam, Rabu. (ANTARA/HO-Pemkot Batam)

Batam (ANTARA) - Dinas Pariwisata Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) membina 100 desa wisata dan kelompok sadar wisata (Pokdarwis) untuk menggairahkan kembali industri pariwisata setempat menuju Wisata Aman 2022.

"Kegiatan ini bertujuan memacu semangat anggota Pokdarwis Kota Batam saat pandemi COVID-19, terlebih saat ini Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif fokus memajukan pariwisata," kata Kepala Dinas Pariwisata Kepri Buralimar di Batam, Rabu.

Saat ini, sebanyak 100 anggota Pokdarwis dan pengelola wisata swasta Kota Batam mengikuti pembinaan yang menghadirkan narasumber pelaku wisata di daerah setempat.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batam Ardiwinata menambahkan Desa Wisata dan Pokdarwis memiliki peran penting memajukan sektor pariwisata di daerah.

Ia mengingatkan, seorang anggota Pokdarwis harus melengkapi dirinya dengan pemahaman Sapta Pesona atau konsep sadar masyarakat sadar wisata sebagai tuan rumah destinasi yaitu aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah, dan memberikan kenangan.

"Jangan bicara profit dulu, tetapi apa yang harus kita siapkan. Bagaimana mengelola pariwisata yang baik karena kita adalah pelaku pariwisata," kata dia.

Sapta pesona, kata dia, juga musti diterapkan di tempat wisata serta dipromosikan lewat media sosial.

"Misalnya kita harus menjaga kebersihan, memberikan rasa nyaman, wisata yang indah ada tanaman-tanamannya, ramah kepada wisatawan, sehingga memberikan kenangan kepada pengunjung untuk datang kembali," kata dia.

Ia melanjutkan, dalam mengembangkan pariwisata, terdapat konsep 3A yang harus diperhatikan, yaitu aksesbilitas, amenitas, dan atraksi.

Aksesbilitas, kata dia, telah dikembangkan Wali Kota Batam Muhammad Rudi dengan infrastruktur kota yang memadai dan indah. Lalu amenitas, dukungan objek wisata seperti adanya rumah sakit, restoran, dan lainnya.

"Community Based Tourism juga harus ada amenitas. Kalau wisatawan lapar ada tempat makan, kalau mereka sakit setidaknya ada obat, dan tempat tinggal mereka yakni homestay," kata dia.

Kemudian atraksi yang terdiri atas dua macam yaitu atraksi alam seperti hutan mangrove serta pantai, dan atraksi buatan yaitu penampilan budaya dan sebagainya.

 

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE