Dolar pangkas kenaikan karena imbal hasil obligasi turun

id kurs dolar,indeks dolar,sikap Fed,pertemuan ECB,pasar kerja AS

Dolar pangkas kenaikan karena imbal hasil obligasi turun

Dokumentasi. Karyawan menghitung uang di salah satu gerai penukaran uang asing di Jakarta, Jumat (6/11/2020). Berdasarkan data kurs referensi Bank Indonesia Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) hingga pukul 16.00 WIB, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat ke posisi Rp14.321 per dollar AS atau 0,82 persen dibandingkan hari sebelumnya. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/wsj.

New York (ANTARA) - Dolar memangkas kenaikannya pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), karena imbal hasil obligasi pemerintah AS turun setelah pejabat Federal Reserve menawarkan pandangan dovish tentang ekonomi, dan sehari menjelang keputusan kebijakan Bank Sentral Eropa (ECB).

Presiden Fed Bank New York John Williams mengatakan bahwa lebih banyak kemajuan diperlukan di pasar tenaga kerja untuk mencapai "kemajuan lebih lanjut yang substansial" guna tujuan pekerjaan maksimum Fed.

Namun dia menambahkan, mungkin tepat bagi Federal Reserve untuk mulai mengurangi laju pembelian asetnya akhir tahun ini jika ekonomi terus membaik.

“The Fed jelas dalam sikap menunggu dan melihat selama beberapa bulan ke depan untuk melihat bagaimana ekonomi bertahan. Williams dari Fed menyampaikan beberapa komentar dovish yang mendukung gagasan bahwa The Fed dapat melakukan tapering paling cepat adalah Desember," Edward Moya, analis pasar senior di OANDA di New York, mengatakan dalam sebuah laporan.

Secara terpisah, The Fed mengatakan dalam Beige Book terbarunya bahwa ekonomi AS "sedikit turun" pada Agustus karena gelombang baru virus corona menghantam tempat makan, perjalanan, dan pariwisata.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap eanam mata uang rivalnya, naik 0,14 persen menjadi 92,66, setelah sebelumnya naik ke 92,86, tertinggi sejak 27 Agustus.

Imbal hasil obligasi acuan 10-tahun AS turun menjadi 1,33 persen, setelah sebelumnya diperdagangkan di 1,38 persen. Imbal hasil telah meningkat sejak data pada Jumat (3/9/2021) menunjukkan bahwa pertumbuhan pekerjaan AS melambat sementara inflasi upah lebih tinggi dari yang diperkirakan.

Kenaikan inflasi memperumit gambaran bagi para pejabat Fed yang ingin melihat kemajuan lebih lanjut dalam pekerjaan sebelum mengurangi pembelian obligasi.

“Paling buruk, ada beberapa kekhawatiran bahwa upah nominal masih tertinggal dari kenaikan harga-harga konsumen oleh siklus ekstrem ... dan bahwa upah nominal berjuang untuk mengikuti harga, begitulah spiral harga upah berkembang,” Alan Ruskin, ahli strategi makro di Deutsche Bank, mengatakan dalam sebuah laporan pada Selasa (7/9/2021).

Data pada Rabu (8/9/2021) menunjukkan bahwa lowongan pekerjaan AS naik menjadi hampir 11 juta pada Juli.

Euro merosot sebelum pertemuan Bank Sentral Eropa pada Kamis waktu setempat. ECB dapat memperketat kebijakan lebih cepat daripada yang diperkirakan banyak orang karena tekanan inflasi dapat terbukti berkelanjutan, pembuat kebijakan ECB Robert Holzmann mengatakan dalam kontribusinya kepada Majalah Eurofi pada Rabu (8/9/2021).

Analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan pembelian obligasi PEPP (Program Pembelian Darurat Pandemi). "PEPP kemungkinan turun hingga 60 miliar euro per bulan dari 80 miliar saat ini, sebelum penurunan lebih lanjut awal tahun depan dan skema berakhir pada Maret.

Mata uang tunggal terakhir turun 0,13 persen menjadi 1,1823 dolar AS.

Greenback juga menguat terhadap dolar Kanada di tengah kekhawatiran bahwa prospek ekonomi global memburuk bahkan ketika bank sentral Kanada (Bank of Canada) terlihat melewati titik lemah dalam ekonomi domestiknya.

Sterling turun setelah pemerintah Inggris pada Selasa (7/9/2021) mengumumkan kenaikan pajak untuk mendanai pengeluaran kesehatan dan perawatan sosial.

Sementara itu, mata uang kripto berjuang untuk pulih dari kerugian besar pada Selasa (7/9/2021), ketika El Salvador menjadi negara pertama yang mengadopsi Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah dan beberapa platform perdagangan mengatakan mereka mengalami masalah kinerja.

Bitcoin turun 1,22 persen menjadi 46.283 dolar AS setelah tenggelam ke level 42.900 dolar AS pada Selasa (7/9/2021).



 

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE