Natuna (ANTARA) - Berawal dari pelaksanaan Survei Seismik 3D pencarian sumur minyak dan gas bumi di perairan Natuna oleh Satuan Kerja Khusus (SKK) Migas bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) pada tahun 2018, negara kembali mendapatkan cadangan migas baru di Laut Natuna.
Kesuksesan tersebut tidak terlepas dari peran dan dukungan masyarakat setempat khususnya nelayan tradisional dengan melibatkan diri secara langsung demi tercapainya target 1 juta barel migas nasional.
"Saya selama sebulan terlibat langsung dalam kegiatan seurvey migas saat itu", kata Rudi Hartanto salah satu nelayan Teluk Baruk, Desa Sepempang, Kecamatan Bunguran Timur, Senin (25/10).
Ia mewakili nelayan Natuna turut serta menjadi tim survei migas, menceritakan selama berada di atas kapal survei milik Elnusa, tugasnya meyakinkan para nelayan untuk tidak berada di lokasi survei selama kegiatan berlangsung.
"Mendukung suksesnya kegiatan survei, hal itu tidak sulit bagi nelayan Natuna, karena apa, karena nelayan Natuna masih memegang tradisi dan kearifan lokal menangkap ikan dengan cara pancing ulur, jadi alat kita tidak akan mengganggu jalannya survei tersebut", kata Rudi.
Menurutnya, selama satu bulan berada di atas kapal tidak ditemukan satu pun nelayan asal Natuna yang menghambat jalannya kegiatan survei karena terbangun komunikasi antara pihak survei dan nelayan setempat.
"Iya, karena kita sebelumnya sudah melakukan sosialisasi, semua nelayan asal Natuna dari jauh saja, mereka sudah menghindar karena tau kapal survei mau lewat, justru yang banyak kita hampiri dan kita minta menghindar nelayan luar Natuna, bahkan kapal ikan asing yang sengaja meninggalkan jaring mereka di jalur sirvei, terpaksa diamankan dulu jaringnya agar tidak mengganggu", kata Rudi.
Saat itu PT. Medco E & P yang merupakan salah satu Kontraktor KKS Migas sedang melakukan eksplorasi seismik 3D di prospek Area Tuna Timur yang berjarak 20 mil dari bibir pantai Pulau Subi.
"Baru pertama ini kami nelayan dilibatkan secara langsung, dan kami sangat mendukung, nelayan juga tidak merasa dirugikan karena memang dari dulu masih memegang tradisi cara tangkap ramah lingkungan dan tidak mengunakan jaring, ataupun alat yang bisa mempengaruhi jalannya kegiatan survei meskipun kita berada dilokasi yang sama", kata Rudi.
Hal senada juga disampaikan, Yuli koordinator sosialisasi bagi Nelayan Kecamatan Pulau Subi untuk suksenya kegiatan survei 3D di laut Natuna Timur.
"Nelayan sudah tau, sudah kenal kapalnya sesuai gambar yang beredar, jadi kita semua pasti mendukung, tanpa di perintah pun semua nelayan kami pasti memberi ruang, demi kepentingan negara", ungkapnya.
Ia juga mengucapkan terima kasih saat itu kegiatan SKK Migas melibatkan mereka dan merasa dihargai meskipun keberadaan mereka jauh di perbatasan.
Berita Terkait
BPBD Natuna padamkan kebakaran lahan di Kecamatan Bunguran Selatan
Jumat, 19 April 2024 16:00 Wib
Natuna Juara I Lomba Teknologi Tepat Guna tingkat Kepri
Jumat, 19 April 2024 15:28 Wib
Natuna-Kepri berstatus siaga darurat bencana kekeringan
Jumat, 19 April 2024 13:49 Wib
Lanud RSA jalin kerja sama dengan Pemkab Natuna tangani kekeringan
Jumat, 19 April 2024 11:20 Wib
KPU Natuna rekrut ulang badan adhoc
Jumat, 19 April 2024 9:47 Wib
Pemkab Natuna cari solusi atasi krisis air bersih Pulau Bunguran Besar
Kamis, 18 April 2024 15:20 Wib
Kodim 0318 Natuna naik jadi tipe A
Kamis, 18 April 2024 14:55 Wib
Pemkab Natuna perpanjangan pendaftaran pelatihan kerja
Rabu, 17 April 2024 19:11 Wib
Komentar