Tanjungpinang (ANTARA) - Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) melepaskan tiga nelayan asal Bintan, Provinsi Kepulauan Riau yang ditangkap di perairan Malaysia.
"Tiga nelayan itu ditangkap tadi pagi, dan beberapa jam kemudian dilepaskan setelah Kedutaan Besar Republik Indonesia di Johor Bahru bernegosiasi dengan APMM," kata Asisten I Pemprov Kepri Tengku Said Arif Fadillah di Tanjungpinang, Jumat.
Sebelumnya, pihaknya menerima informasi terkait dengan penangkapan itu dari pengurus Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia Bintan. Selanjutnya, pihaknya menghubungi KBRI Johor Bahru, Malaysia.
Disebutkan bahwa satu dari tiga nelayan asal Bintan yang ditangkap APMM itu perempuan. Nama-nama nelayan yang ditangkap APMM, yakni Welly, Sinta dan Rudi. Mereka tinggal di Jalan Haji Abdul Salam, Teluk Merbau, Kecamatan Telok Sebong, Bintan.
Dijelaskan pula bahwa nelayan tersebut dilepaskan karena pertimbangan kemanusiaan, apalagi punya dua anak balita. Nelayan itu juga tidak sengaja masuk ke perairan Johor Bahru, Malaysia.
"Alhamdulillah, hasil negosiasi KBRI Johor Baru dengan APMM, positif. Tadi sore tiga nelayan itu diantar kembali ke perbatasan," ucap mantan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kepri itu.
Nelayan tradisional itu dijemput anggota Polairud Kepri di perairan perbatasan tadi sore.
"Alhamdulillah, mereka sudah dapat berkumpul dengan keluarganya," kata Arif.
Arif mengingatkan seluruh nelayan di Kepri untuk berhati-hati saat melaut. Mereka harus menyiapkan alat GPS sehingga dapat mengukur dan mengetahui posisinya saat melaut.
Ketika gelombang tinggi seperti saat ini, kata dia, sebaiknya menahan diri untuk tidak melaut dengan menggunakan perahu kecil.
Sejumlah kasus nelayan Bintan, Karimun, dan Natuna dalam 6 bulan terakhir disebabkan kapal kecil terseret gelombang hingga masuk ke perairan yang berbatasan dengan Malaysia.
"Nelayan juga harus menyiapkan pelampung saat melaut," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: APMM lepaskan tiga nelayan Bintan yang ditangkap di Perairan Malaysia
Berita Terkait
BP Batam sebut rumah contoh di Rempang Eco City sudah dialiri listrik dan air
Jumat, 19 April 2024 18:27 Wib
Kemlu RI: Veto AS atas keanggotaan Palestina di PBB mengkhianati perdamaian
Jumat, 19 April 2024 16:31 Wib
DPRD Kota Batam imbau perusahaan di Batam prioritaskan pencari kerja lokal
Jumat, 19 April 2024 16:11 Wib
BPBD Natuna padamkan kebakaran lahan di Kecamatan Bunguran Selatan
Jumat, 19 April 2024 16:00 Wib
Penumpang Bandara Tanjungpinang selama libur lebaran naik 25 persen
Jumat, 19 April 2024 15:35 Wib
Natuna Juara I Lomba Teknologi Tepat Guna tingkat Kepri
Jumat, 19 April 2024 15:28 Wib
Bapenda Batam sebut pendapatan dari jasa hotel pada April capai Rp10,9 miliar
Jumat, 19 April 2024 14:46 Wib
Natuna-Kepri berstatus siaga darurat bencana kekeringan
Jumat, 19 April 2024 13:49 Wib
Komentar