Karimun (ANTARA News) - Pendistribusian hasil benur udang jenis vanname dari Balai Benih Udang milik Dinas Perikanan dan Kelautan di Pulau Manda, Kecamatan Kudur Barat, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau, dipertanyakan anggota DPRD.
"Dari hasil kunjungan ke lokasi Balai Benih Udang (BBU) di Pulau Manda beberapa waktu lalu, kami mendapati pengelolaan sekitar 19 kolam dari 22 kolam disekitar BBU telah diserahkan kepada pengusaha oleh dinas tersebut," kata Sekretaris Fraksi PDIP DPRD Karimun, Jamaluddin, di Tanjung Balai Karimun, Senin.
Jamaluddin menjelaskan 19 dari 22 kolam udang yang berada di sekitar lokasi pembenihan disewa oleh pengusaha sejak beberapa waktu lalu.
"Sudah tentu muncul pertanyaan, ke mana benur (benih udang) hasil pembenihan BBU didistribusikan, apalagi seluruh kegiatan operasional di sana dibiayai APBD Karimun," katanya.
Bila diberikan pada pengusaha, kata Jamaluddin, sudah menyalahi ketentuan yang berlaku.
"Perlu saya ingatkan, bahwa tujuan awal didirikan BBU itu tahun 2005 untuk membantu pengadaan benur petani tambak di Karimun," jelasnya.
Dia menuturkan DPK Karimun setelah mendistribusikan benur pada petani wajib melakukan monitoring dan penyuluhan agar pemberian bantuan bibit tidak sia-sia.
"Namun dalam prakteknya sangat jauh dari yang telah direncanakan. Pendistribusian benur tidak diketahui, sejumlah kolam pembenihan beralih fungsi menjadi tempat pemeliharaan bibit ikan bandeng," tuturnya.
Sebelumnya, menurut Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Karimun, Hasmi Yuliansyah, benur hasil pembenihan sudah didistribusikan pada para petani tambak.
"Tentang kolam yang ada di sekitar BBU itu bukan milik pemerintah melainkan milik warga masyarakat. Tentu saja kami tidak berhak melarang warga menyewakan kolam miliknya," ucap Hasmi.
Berdasarkan pengamatan di lokasi, Pulau Manda yang dihuni oleh sekitar 40 KK itu. Mereka umumnya berprofesi sebagai nelayan kecil tradisional.
Tingkat kesejahteraan masyarakat setempat dapat dikategorikan sebagai penduduk prasejahtera.
Penduduk setempat umumnya mendiami rumah panggung yang terbuat dari kayu, rata-rata berukuran 4x9 meter dengan atap daun rumbia.
Menurut anggota DPRD Karimun, Rodiansyah, bila pemerintah jeli dan pembenihan serta kolam pembesaran benur berfungsi sebagaimana yang diharapkan.
"Peningkatan kesejahteraan masyarakat tidak hanya dapat dilakukan melalui hasil penjualan udang, tapi pulau itu dapat dijadikan sebagai salah satu tujuan wisata.
Dampak positif dari sektor wisata itu tentunya turut meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar.
"Ke depan kami berharap pemerintah daerah betul-betul serius memberdayakan BBU di sana," harapnya. (ANT-HAM/A027/Btm1)
Berita Terkait
BPBD Natuna padamkan kebakaran lahan di Kecamatan Bunguran Selatan
Jumat, 19 April 2024 16:00 Wib
Natuna-Kepri berstatus siaga darurat bencana kekeringan
Jumat, 19 April 2024 13:49 Wib
Lanud RSA jalin kerja sama dengan Pemkab Natuna tangani kekeringan
Jumat, 19 April 2024 11:20 Wib
BNPB sebut sebanyak 272 keluarga dievakuasi akibat letusan Gunung Ruang
Rabu, 17 April 2024 12:26 Wib
Batam jadi daerah dengan penyumbang investasi terbesar di Kepri
Selasa, 16 April 2024 20:13 Wib
Pemkab Natuna berikan izin pegawai membawa anak ke posyandu pada jam kerja
Selasa, 16 April 2024 19:54 Wib
Batam jadi daerah dengan penyumbang investasi terbesar di Kepulauan Riau
Selasa, 16 April 2024 14:56 Wib
Pemkot Batam ingatkan pegawai untuk wajib masuk kerja pada Selasa
Senin, 15 April 2024 15:12 Wib
Komentar