Staf Khusus Presiden Buka Sarasehan Koran Peduli

id Staf, Khusus, Presiden, Buka, Sarasehan, Koran, Peduli,felix,wanggai,tanjungpinang,bual,duli,tanjungpinang,melayu

Tanjungpinang (ANTARA Kepri) - Staf Khusus Presiden RI, Felix Wanggai membuka sarasehan Harian Koran Peduli di Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau, Selasa.

"Kami menyambut baik acara ini, karena dapat mendorong pembangunan daerah," ujar Felix setelah membuka sarasehan "Bual Pak Duli" yang bertema "Membangun Kepulauan Riau Dengan Kebersamaan".

Ia mengemukakan, pembangunan di daerah harus mengacu pada regulasi otonomi daerah dan dapat berjalan lancar jika didukung semua pihak.

Lembaga legislatif baik di tingkat provinsi hingga kabupaten/kota juga harus memperhatikan dan menjadikan regulasi otonomi daerah dalam mengontrol dan membuat kebijakan yang berhubungan dengan persoalan tersebut.

Hingga sekarang permasalahan ego sektoral masih dianggap sebagai hambatan dalam melaksanakan otonomi daerah. Seharusnya pemerintah pusat dan daerah sejalan dalam melaksanakan otonomi daerah.

"Permasalahan otonomi daerah hingga sekarang masih hangat dibicarakan di pusat maupun daerah, terutama yang menyangkut ego sektoral antara pusat dengan daerah," ungkapnya di hadapan sekitar 300 orang peserta sarasehan.

Sementara itu, pendiri Koran Peduli, Alias Wello, yang juga moderator dalam sarasehan tersebut mengatakan, dana bagi hasil migas yang diterima Kepulauan Riau (Kepri) tidak sebanding dengan kontribusi pajak migas yang disalurkan ke pusat.

Hal itu terjadi karena regulasi pembagian dana bagi hasil ke daerah dihitung berdasarkan jumlah penduduk dan luas daratan.

Kebijakan itu, kata dia, merugikan Kepri yang 96 persen wilayahnya terdiri dari lautan. Luas daratan yang hanya 4 persen menyebabkan Kepri sedikit mendapatkan dana bagi hasil.

"Kami menitipkan permasalahan ini kepada Pak Felix untuk segera disampaikan kepada presiden," ujarnya.

Alias Wello yang juga mantan Ketua DPRD Kabupaten Lingga, Kepri, mengemukakan, sarasehan "Bua-Bual Pak Duli" diadopsi dari kebiasaan sebagian masyarakat Melayu yang sering bercerita di kedai kopi.

Masyarakat Melayu sangat terbuka, mudah berbaur dan ramah dengan masyarakat dari etnis lainnya.

"Acara ini dibuat untuk membangun kebersamaan seluruh masyarakat di tanah Melayu," katanya.

(KR-NP/A013)

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE