Tanjungpinang, Kepri (ANTARA) - Perum Bulog Cabang Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri), mendistribusikan beras Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Langan (SPHP) dan Minyakita melalui gerakan pangan murah (GPM) di halaman Kantor Kecamatan Tanjungpinang Kota.
"Beras SPHP satu ton, lalu minyak goreng 300 liter," kata Kepala Bulog Cabang Tanjungpinang Arief Alhadihaq di Tanjungpinang, Senin.
Arief menyebut Bulog hanya mendistribusikan beras medium dan Minyakita pada kegiatan GPM yang digelar Dinas Pertanian Peternakan dan Pangan (DP3) Kota Tanjungpinang tersebut.
Baca juga: Disdik Kepri bangun dua SMK baru di Batam
Sementara bahan pangan lainnya, seperti gula dan telur dijual oleh vendor komoditas pokok hingga pelaku UMKM lokal.
Menurut Arief, Bulog Tanjungpinang menjual bahan pangan dengan harga terjangkau atau di bawah pasaran.
Untuk beras SPHP atau beras medium kemasan lima kilogram dijual Rp55 ribu, dari yang biasanya Rp57 ribu.
Sedangkan Minyakita dijual Rp14 ribu per liter, dari harga eceran tertinggi (HET) Rp15,700 per liter. Masyarakat dibatasi hanya boleh membeli dua kantong beras atau minyak per orang.
Baca juga: Pemkab Natuna tingkatkan indeks pembanguna manusia lewat beasiswa dan bantuan usaha
"Antusias warga membeli cukup tinggi. Selain dijual murah, kualitas beras SPHP dan Minyakita tak kalah saing dengan komoditas serupa yang dijual di pasaran," ungkap Arief.
Ia menambahkan Bulog Tanjungpinang ikut andil dalam GPM ini guna membantu masyarakat mendapatkan bahan pangan dengan harga murah.
Hal ini sejalan dengan program pemerintah dalam menjaga stabilitas harga pangan sekaligus mengendalikan inflasi yang bersumber dari bahan pokok masyarakat.
"Dalam bulan ini, ada sekitar empat titik GPM yang digelar bersama DP3 Kota Tanjungpinang," ujar dia.
Baca juga: Kepri alokasikan Rp50 miliar untuk SPP gratis pada 2026
Salah seorang warga Yusnita merasa terbantu dengan adanya GPM Tanjungpinang, karena terdapat perbedaan harga antara komoditas pangan yang dijual melalui pasar murah dengan harga di pasaran.
"Perbedaannya sekitar Rp2 ribu sampai Rp3 ribu per komoditas. Tentu lebih hemat kalau belanja melalui GPM," katanya usai berbelanja di GPM.
Yusnita berharap GPM rutin digelar guna membantu masyarakat memenuhi kebutuhan dapur dengan harga murah, apalagi dalam situasi ekonomi yang saat ini dinilainya belum stabil.
Baca juga:
10.503 pencari kerja di Batam terserap hingga September 2025
Diskum Batam salurkan dana bergulir hingga Rp2,9 M ke 28 pelaku UMK

Komentar