Tanjungpinang (Antara Kepri) - Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia menyatakan pemerintah tidak serius menertibkan pertambangan bauksit ilegal di Kota Tanjungpinang dan Bintan, Provinsi Kepulauan Riau.
"Penambangan bauksit ilegal dan perusakan lingkungan akibat penambangan bukan permasalahan baru, melainkan sudah belasan tahun terjadi. Jika pemerintah serius menanganinya, maka permasalahan itu tidak akan terjadi lagi," ungkap Ketua Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia Tanjungpinang Askarmin Harun, Rabu.
Ia menyatakan, GMNI mendukung rencana DPRD Kepri membentuk panitia khusus menangani persoalan pertambangan. Namun panitia khusus harus bekerja serius sehingga permasalahan ini dapat diatasi secara cepat dan tepat.
"Pansus Pertambangan DPRD Tanjungpinang sudah pernah dibentuk, tetapi hasilnya tidak maksimal. Kami berharap kinerja Pansus Pertambangan Kepri lebih baik, dan jangan permainkan amanah rakyat," ujarnya.
Selama ini, menurut dia, penanganan permasalahan pertambangan dilakukan secara sporadis sehingga tidak membuahkan hasil yang maksimal. Penambangan bauksit ilegal hanya tutup sementara, kemudian buka kembali.
Sementara lingkungan yang rusak tidak hanya disebabkan oleh penambangan bauksit ilegal, tetapi juga oleh perusahaan penambangan yang legal. Lahan pascatambang ditinggalkan tanpa dihijaukan kembali sehingga merusak lingkungan.
"Lahan pascatambang tidak ada yang terlihat hijau. Bahkan itu berada tidak jauh dari pusat Pemerintah Tanjungpinang," ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Tanjungpinang/Bintan Rio Wanis mengatakan, persoalan pertambangan lebih efektif ditangani pemerintah kabupaten/kota. Namun hingga sekarang Pemerintah Tanjungpinang/Bintan dinilai tidak mampu menangani permasalahan itu.
Padahal pertambangan di Tanjungpinang merupakan permasalahan serius, yang harus ditangani secara terpadu dan menyeluruh.
"Kami peringatkan pemerintah untuk tidak tutup mata terhadap permasalahan itu," ujarnya.
Ia mengungkapkan, Pansus Pertambangan yang direncanakan dibentuk DPRD Kepri harus menjamin permasalahan pertambangan bauksit, pasir dan granit dapat diatasi. Pansus harus dapat mendorong pemerintah dan pengusaha untuk membenahi lahan yang rusak.
"Pansus harus menyelamatkan potensi alam dan keuangan negara," katanya.
Rio mengatakan, mahasiswa dari berbagai organisasi telah berulang kali mendesak agar penambangan bauksit ilegal ditutup. Namun aspirasi yang disampaikan tidak dilaksanakan pemerintah sehingga masyarakat jangan heran permasalahan itu hingga sekarang tidak selesai.
"Kerugian negara dan masyarakat terlalu besar sehingga rasanya aneh jika aktivitas itu tetap berjalan," katanya.
Rencana pembentukan Pansus Pertambangan DPRD Kepri semula diusulkan oleh Fraksi Keadilan Sejahtera.
Wakil Ketua DPRD Kepri, Ing Iskandarsyah, yang juga anggota Fraksi Keadilan Sejahtera mengatakan, pansus itu perlu segera dibentuk, karena pertambangan terjadi hampir di seluruh Kepri, dan menimbulkan berbagai dampak sosial, hukum dan lingkungan.
Pertambangan yang di atas lahan yang bermasalah, tidak memiliki izin dan merusak lingkungan sering menimbulkan permasalahan yang menyita perhatian publik.
"Karena itu, kami menilai pertambangan merupakan permasalahan yang serius untuk diperhatikan bersama. Banyak pertambangan yang dilakukan tidak prosedural, dan cenderung merusak lingkungan. Hal itu disebabkan lahan pascatambang tidak dihijaukan kembali," ungkap Iskandarsyah. (Antara)
Editor: Rusdianto
Berita Terkait
734 jamaah calon haji Batam lunasi Bipih
Sabtu, 20 April 2024 18:56 Wib
Singapura minta Natuna jadi penyedia bahan pangan di negaranya
Sabtu, 20 April 2024 18:55 Wib
Keberangkatan 1.324 calon haji Kepri dibagi dalam tiga kloter
Sabtu, 20 April 2024 16:18 Wib
KKP beri dukungan pada 376 UPI UMKM di 12 provinsi Indonesia, termasuk Kepri
Sabtu, 20 April 2024 15:46 Wib
KONI Kepri : Atlet lolos PON 2024 ikut pelatda mulai Mei
Sabtu, 20 April 2024 13:08 Wib
Kepri dapat rekor MURI untuk Kebaya Labuh dan kue Tepung Gomak
Sabtu, 20 April 2024 7:04 Wib
Pj Wali Kota Tanjungpinang terancam penjara 8 tahun
Sabtu, 20 April 2024 6:17 Wib
BP Batam sebut rumah contoh di Rempang Eco City sudah dialiri listrik dan air
Jumat, 19 April 2024 18:27 Wib
Komentar