Tujuh Negara Dorong Bahasa Melayu Bahasa Pengetahuan

id Negara,asean,Melayu,Bahasa,Pengetahuan

Pengguna Bahasa Melayu ada 300 juta lebih, bukan jumlah kecil. Bisa menjadi bahasa internasional
Batam (Antara Kepri) - Tujuh negara ASEAN yaitu Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand, Kamboja, Laos dan Singapura mendorong Bahasa Melayu menjadi bahasa pengetahuan, dalam Kongres Bahasa Melayu di Batam, Kepri.

"Kami ingin meninggikan Bahasa Melayu menjadi bahasa pengetahuan, bahasa yang digunakan dalam ilmu pengetahuan," kata penulis Buku Sejarah Melayu, Ahmad Dahlan di Batam, Minggu.

Pria yang juga Wali Kota Batam itu mengatakan Bahasa Melayu adalah bahasa ke empat yang paling banyak digunakan di dunia, setelah Bahasa Tiongkok, Bahasa Inggris dan Bahasa Spanyol, karena itu sepatutnya Bahasa Melayu menjadi bahasa pengetahuan.

"Pengguna Bahasa Melayu ada 300 juta lebih, bukan jumlah kecil. Bisa menjadi bahasa internasional," kata Ahmad Dahlan.

Pembicara dalam Kongres Bahasa Melayu, Ketua Lembaga Adat Melayu Riau, Al Azhar mengungkapkan kekhawatirannya akan penggunaan Bahasa Melayu yang semakin tergeser dengan Bahasa Inggris dalam pengantar ilmu pengetahuan.

Ia menilai, kebanyakan ilmuan merasa lebih modern jika menggunakan Bahasa Inggris dalam penyampaian pengetahuannya. Padahal kata yang digunakan memiliki padanan dalam Bahasa Melayu.

"Ada perasaan bahwa masa kini itu cukup berjarak dengan Bahasa Melayu. Untuk menjadi bahasa dunia. Tidak cukup hanya berlandaskan dari jumlah penuturnya," kata dia.

Menurut dia, orang merasa Bahasa Melayu adalah kuno, sedang Bahasa Inggris adalah bahasa modern.

Wakil Ketua Gabungan Persatuan Penulis Nasional Malaysia Dato Zainal Abidin Borhan mengatakan penggunaan Bahasa Melayu sebagai bahasa pengetahuan di Malaysia sempat redup.

Pemerintah Malaysia lebih mendorong pengajar menggunakan Bahasa Inggris sebagai pengantar pengetahuan, seperti matematika, pengetahuan alam dan sebagainya.

"Padahal anak-anak akan lebih memahami jika bahasa pengantar adalah bahasa ibu mereka," kata dia.

Dan berkat perjuangan pemerhati kebudayaan di negara itu, maka sejak beberapa tahun terakhir, penggunaan Bahasa Melayu sebagai bahasa pengetahuan mulai ditingkatkan kembali.  (Antara)

Editor: Rusdianto

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE