Tanjungpinang (Antara Kepri) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tanjungpinang menyatakan Provinsi Kepulauan Riau berpotensi dikepung asap tebal dari Riau, Jambi dan Kalimantan.
"Kami mencatat arah angin tidak menguntungkan bagi Kepri, karena asap tebal berpotensi dibawa angin dari Kalimantan, Jambi dan Riau ke Kepri. Asap sempat mencemari Batam, namun tidak lama," kata Kepala BMKG Tanjungpinang Dhira Utama di Tanjungpinang, Selasa.
Berdasarkan hasil pantauan BMKG melalui Satelit Himawari, kata dia jarak pandang tadi pagi masih normal yakni 5-6 KM. Pada siang hari jarak panjang bisa mencapai 8-9 KM.
Dalam kondisi itu, transportasi laut dan udara masih dapat beroperasi seperti biasa.
"Kami sudah berkoordinasi dengan pihak Bandara Raja Haji Fisabilillah. Penerbangan masih berjalan normal, tidak terganggu asap tebal," ujarnya.
Sementara terkait pencemaran udara di Kepri, khususnya Tanjungpinang akibat asap dari Kalimantan, Jambi dan Riau, belum diketahui. BMKG tidak memiliki alat untuk mengukur pencemaran asap terhadap udara di Kepri.
Alat itu hanya dimiliki Badan Lingkungan Hidup Tanjungpinang atau Kepri.
"Pemerintah daerah memiliki andil untuk mencari tahu seberapa besar pengaruh asap tebal itu bagi kesehatan masyarakat," tuturnya.
Beberapa hari lalu, kata Dhira, Satelit Himawari memantau titik api di Dabo Singkep, Kabupaten Lingga, Kepri.
"Ada satu titik api di Dabo yang sampai sekarang belum padam," katanya.
Dhira kembali mengingatkan kepada masyarakat Kepri untuk tidak membuka lahan saat musim kering seperti sekarang ini. Pembukaan lahan melalui pembakaran pohon-pohon dapat mencemari udara.
"Pohon-pohon yang terbakar mudah menjalar, api membesar dan asap semakin tebal mencemari udara. Jangan membuka lahan dengan cara membakar pohon-pohon," katanya. (Antara)
Editor: Rusdianto

Komentar