Tim Pemenangan SAH Bantah Lakukan Politik Uang

id Tim,Pemenangan,SAH,Politik,Uang,calon,gubernur,pilkada,kepri,soerya,ansar

Beliau (orang yang diamankan aparat keamanan) adalah bendahara PAC Bengkong. Dan beliau adalah penanggung jawab saksi untuk daerah Bengkong
Batam (Antara Kepri) - Tim pemenangan pasangan calon gubernur-wakil gubernur Kepulauan Riau, Soerya-Ansar untuk Kepri Hebat (SAH) membantah pemberitaan yang menyebutkan timnya melakukan politik uang di Kecamatan Bengkong Kota Batam.

Bendahara DPC PDIP Kota Batam Nuryanto di Batam, Rabu mengatakan uang sebesar Rp20 juta yang ditemukan di rumah bendahara PAC PDIP Bengkong, Alex, adalah honor transpor serta uang makan untuk saksi.

Uang itu akan dibagikan kepada para saksi yang akan ditugaskan di TPS-TPS di Bengkong, kata Nuryanto dalam rilis.

"Beliau (orang yang diamankan aparat keamanan) adalah bendahara PAC Bengkong. Dan beliau adalah penanggung jawab saksi untuk daerah Bengkong," kata Nuryanto.

Menurut Nuryanto, Alex juga bertanggung jawab pada pembagian kelengkapan para saksi saat bertugas.

"Jadi bukan hanya uang. Ada baju saksi, topi, pulpen, kertas dan semua kebutuhan untuk saksi disimpan di rumah beliau," jelas pria yang juga menjabat sebagai Ketua DPRD Batam itu.

Ia mengecam cara-cara aparat Babinsa yang mendatangi dan menginterogasi Alex selaku koordinator saksi tim SAH untuk wilayah Bengkong.

Menurut dia, tindakan tersebut sebagai bentuk intimidasi kepada pasangan SAH.

Apalagi, yang bertanggung jawab dan memiliki kewenangan pengawasan Pemilu adalah Bawaslu.

"Ada tiga orang berseragam lengkap dan memakai senjata laras panjang. Ada empat orang lagi di luar berpakaian preman mendatangi rumahnya. Selanjutnya, aparat tersebut rencananya akan membawa Alex ke Kodim. Apa kewenangan mereka di situ," tanya Nuryanto.

Ia mengatakan intimidasi tidak hanya dialami bendahara PAC PDIP Bengkong, relawan SAH lain juga mengalami hal serupa oleh petugas berseragam.

"Relawan kami Edi Susilo, didatangi dan diintimidasi delapan orang berbaju tentara," kata dia.

Ia mengatakan intimidasi itu sudah mengganggu jalannya pilkada serentak.

"Khusus di Kota Batam, saya melihat masifnya peran oknum aparat. Ini preseden buruk demokrasi kita ke depan," katanya. (Antara)

Editor: Rusdianto

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE