Punahnya Atlet Selam di Negeri Anak Pulau

id Punahnya Atlet Selam di Negeri Anak Pulau

Nasir menyayangkan sikap pemerintah yang masih sebelah mata untuk menumbuhkembangkan olahraga selam
Tanjungpinang  (Antara Kepri) - Negeri yang berjuluk Segantang Lada ini memang terkenal dengan wilayah laut yang mencapai 96 persen dari daratannya. 

Tidak heran, gugusan pulau yang beragam  memberikan panorama berbeda dari setiap daratan-daratan kecil yang di kelilingi lautan tersebut. 

Geografis bak surga tropis ini, membuat masyarakat Kepri dominan memiliki mata pencaharian di laut yang tentu deburan ombak dan pekatnya biru laut seakrab teman sejawat.

Dengan kondisi lingkungan yang berkultur budaya maritim tersebut, ternyata belum menjamin bakat yang terbentuk dari alam itu mampu menimbulkan minat para anak pulau untuk mengharumkan nama daerah dalam kompetisi. Salah satunya, kompetisi dalam olahraga selam.

Hal ini jelas disampaikan pelatih selam khusus atlet, Muhammad Nasir Afan yang miris dengan minimnya minat generasi muda Provinsi Kepulauan Riau dalam olahraga selam.

"Kepri ini sangat minim atlet selam, padahal Kepri ini adalah provinsi kepulauan," kata warga asli Pulau Penyengat Kota Tanjungpinang itu.

Kalimat yang dilontarkan pria kelahiran Tanjungpinang, 30 Maret 1950 ini bukan hanya obrolan kedai kopi yang biasa dilakukan masyarakat ibukota provinsi tersebut. Namun, lebih kepada satu di antara pengalaman yang ia dapat selama 25 tahun terjun ke dunia selam.

Dalam hal ini, Nasir yang juga menyandang sebagai Pembina Atlet dan Prestasi di Persatuan Olahraga Selam Indonesia (Posi) Provinsi Kepri tersebut juga prihatin dengan respon pemerintah daerah untuk menyelamatkan atlet selam dari ancaman kepunahan.

Mengingat itu pemerintah, Nasir juga sadar diri sebagai masyarakat yang membutuhkan bantuan, ia harus mengikuti alur. Namun, sadar diri itu bukanlah jawaban, karena banyaknya proposal yang diajukan untuk memperoleh uluran tangan pemerintah, tidak menghilangkan rasa "kempunan" untuk mendapat bantuan pemerintah, yang sebenarnya tujuan bantuan itu adalah untuk pembinaan dan untuk nama daerah itu sendiri.

Terlebih, pandangan kepada pemerintah daerahnya sendiri, yakni Pemkot Tanjungpinang melalui Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Tanjungpinang dan Komite Olahraga Nasional Indonesia (Koni) Kota Tanjungpinang.

"Saya tidak menyalahkan siapa-siapa, karena saya juga tau keuangan daerah mengalami defisit, saya juga tau 2015 lalu anggaran itu digunakan untuk membayar bonus atlet," ucapnya.

Sebagai masyarakat Tanjungpinang yang turut mengharumkan nama Ibukota Kepri ini di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON). Mulai dari sebelum terbentuk Kepri pada PON Palembang, lanjut pada  PON Kaltim, PON Riau, dan PON Jabar yang akan diselenggarakan pada pertengahan 2016 nanti, Nasir menyayangkan sikap pemerintah yang masih sebelah mata untuk menumbuhkembangkan olahraga selam di daerah yang wilayah laut ini.

"Karena mereka selalu beranggapan olahraga selam ini adalah olahraga yang mahal," ucap Nasir.

Akhirnya, Nasir yang sempat ikut berpartisipasi mengikuti Indonesia dalam Selam Massal memecahkan rekor dunia Guinness World Record di Malalayang Manado beberapa tahun silam, melakukan pembinaan selam dengan peralatan yang diperolehnya dari biaya sendiri sebagai seorang buruh.

"Saya tau kelengkapan alat selam untuk bertanding itu ada di gudang mereka, tetapi kalau tak digunakan untuk atlet olahraga yang berkompeten, tak akan berguna," tegasnya.

Meskipun menggunakan alat selam pribadi miliknya dan tanpa istilah bapak angkat untuk modal pembiayaan pembinaannya, namun atlet binaan Nasir mampu mendapatkan 2 medali perak dan 1 perunggu di nomor kolam pada kejuaraan Gubernur Cup di Surabaya September 2015  lalu.

Bahkan meski hanya dua kali melatih dalam seminggu, 4 atlet binaan Nasir yang terdiri dari 3 atlet Batam dan 1 atlet Penyengat tersebut sudah lulus Pra PON Jabar yang akan bertanding pada pertengahan 2016 nanti.

Menurutnya, meski kondisi olahraga Kepri dan Tanjungpinang khususnya menyedihkan. Namun secara Nasional, Kepri masih diperhitungkan dan masuk skala 6 besar untuk nomor kolam. 

"Sementara untuk nomor selam laut, banyak yang harus jadi perhatian pemda untuk mendukung atlet Kepri bisa disegani di nomor selam laut. Sangat disayangkan kita daerah laut, tapi tak ada atlet untuk selam laut," papar Nasir.

Diusianya yang terbilang tua itu, ia berharap agar generasi muda Kepri, bisa meneruskan olahraga selam dan mengharumkan nama Kepri dikancah nasional bahkan internasional dalam olahraga selam.

"Dan saya berharap, ada generasi muda yang dapat menggantikan saya," tutupnya.(Antara)

Editor: Evy R. Syamsir

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE