Telur Penyu Marak Diperjualbelikan Secara Online ke Malaysia

id Telur,Penyu,kepulauan,riau,kepri,Diperjualbelikan,tanjungpinang,Online,Malaysia

Hal ini kami buktikan berdasarkan studi 2016 di Pulau Mapur, dari 30 ekor penyu yang ada, 13 di antaranya hanya naik ke pantai, dan langsung kembali ke laut tanpa bertelur
Tanjungpinang (Antara Kepri) - Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Padang Satker Tanjungpinang mengatakan, telur penyu di Provinsi Kepri marak diperdagangkan ke Malaysia, mulai dari jalur kaki lima sampai online.

"Pernah ada hasil kajian PKSPL Umrah, telur penyu di Kepri masuk sampai ke perdagangan Malaysia," kata Koordinator BPSPL Padang Satker Tanjungpinang, Ince M Risqan, Rabu.

Dijelaskan oleh Ince, bahwa habitat peneluran penyu jenis penyu sisik dan penyu hijau sangat banyak di Kepri, khusunya di Kecamatan Tambelan yang perdagangannya pernah masuk Malaysia.

Aksi tersebut mengakibatkan berkurangnya populasi penyu. Karena sebelumnya, populasi penyu sudah semakin berkurang akibat dari limbah minyak, dan pergeseran kemiringan lahan akibat pemanasan global.

"Hal ini kami buktikan berdasarkan studi 2016 di Pulau Mapur, dari 30 ekor penyu yang ada, 13 di antaranya hanya naik ke pantai, dan langsung kembali ke laut tanpa bertelur," ucapnya.

Menurut Ince, masyarakat Bintan dan Kepri pada umumnya masih memiliki budaya mengkonsumsi telur penyu. Padahal, status penyu tersebur merupakan hawan yang dilindungi penuh.

"Artinya, penyu tak boleh dimanfaatkan, baik penyu maupun telurnya," tegas Ince.

Budaya masyarakat Kepri ini, sambungnya menjadi sorotan dunia. Sebab itu konsumsi dan perdagangan telur penyu menjadi program utama BPSPL untuk diselesaikan.

"Sosialisasi terkait aturan dan regulasinya sudah kami lakukan. Tapi untuk serta merta melarang dan menangkap pelaku belum bisa dilakukan, karena pertimbangan mata pencahariannya," ucap Ince.

Artinya, perlu ada solusi mata pencaharian alternatif dari menjual telur penyu ke pekerjaan yang lain. Sehingga tidak berdampak buruk pada kebutuhan hidup masyarakat.

Setakat ini, BPSPL Satker Tanjungpinang telah bekerjasama dengan Pemkab Bintan untuk mengatasi pengurangan penyu di Bintan melalui pelepasliarkan tukik yang digandeng dengan sektor wisata di Kampung Baru Lagoi.

"Keuntungan melepasliarkan tukik ini Artinya menjaga kelestariannya, aspek perlindungannya juga terjaga. Selain itu, dari segi ekonomi tentu dapat dirasakan masyarakat yang tergabung dalam kelompok konservasi tersebut," tuturnya.

Mengingat  BPSPL Satker Tanjungpinang belum memiliki data spesifik tentang populasi penyu di Kepri. Kedepan, direncanakan untuk melakukan upaya penandaan penyu.

"Supaya kami bisa tau seberapa banyak penyu yang naik dalam satu habitat. Studi kasus ini akan kami lakukan di Pulau Mapur," katanya. (Antara)

Editor: Rusdianto

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE