Kepala BI: Transaksi Non Tunai Lebih Efektif

id Kepala BI: Transaksi Non Tunai Lebih Efektif

Kepala BI: Transaksi Non Tunai Lebih Efektif

Kepala BI Perwakilan Kepri Gusti Raizal Eka Putra (antarakepri.com/Messa Haris)

Sesuai dengan surat edaran Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri) seluruh pembayaran di instansi pemerintah wajib dilakukan dengan cara non tunai pada 2018
Batam (Antara Kepri) - Transaksi non tunai dianggap lebih efektif, aman serta bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Hal ini dikatakan Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Kepulauan Riau Gusti Raizal Eka Putra. 

Gusti mengatakan salah satu negara yang sukses menerapkan gerakan non tunai adalah India. Menurutnya gerakan non di negara tersebut didukung informasi teknologi (IT) dan masyarakatnya lebih senang melakukan transaksi non tunai. 

"Di Indonesia juga kita lakukan sejak 2014 BI bersama asosiasi gubernur seluruh Indonesia sudah mensosialisikan," kata Gusti, di Batam, Selasa, saat menjadi narasumber di acara diskusi publik dengan tema peran Perbankan dalam mendorong gerakan nasional non tunai (GNNT).

Gusti mengatakan sesuai dengan surat edaran Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri) seluruh pembayaran di instansi pemerintah wajib dilakukan dengan cara non tunai pada 2018. 

"Gerakan ini bukan hanya tugas BI saja tapi juga pemerintah dan pengusaha, dengan mendorong transaksi non tunai kebijakan dan pengelolaan kita juga akan lebih kredible dan proaktif," katanya. 

Visi BI lanjut Gusti bagaimana menjadikan otoritas pembayaran yang kredibel di regional sehingga dapat diwujudkan pada 2024 mendatang. 

Gusti Raizal Eka Putra mengatakan kegiatan yang diadakan Perum LKBN Antara sangat membantu pihaknya dalam mensosialisasikan GNNT. Gusti berharap Perum LKBN Antara bisa mendorong masyarakat lebih maju. 

Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Pemkot Batam, Abdul Malik mengatakan pihaknya sudah melakukan uji coba GNNT sejak Juni lalu di enam Satuan Kerja Perangkat Kerja Daerah (SKPD) sejak Juni lalu, diantaranta Dinas Sosial dan Pemakaman serta Dinas Kesehatan. 

Kemudian pada September semua SKPD sudah menerapkan GNNT. "Awalnya ada kerisauan tapi setelah dijalani enak," katanya. Malik mengatakan awalnya setiap melakukan pembayaran bendahara harus mengambil uang tunai dari brankas, namun sekarang tinggal mentransfer ke rekening rekanan. 

Hal itu kata Malik juga mempemudah pimpinan SKPD untuk memonitor kinerja bawahannya. 
"Sekang bendahara tidak ada pegang uang, semua dibayarkan melalui non tunai," katanya. (Antara)

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE