Pemerintah anggarkan Rp9 Miliar bangun sanitasi Batam

id pengolahan limbah,batam

Pemerintah anggarkan Rp9 Miliar bangun sanitasi Batam

Ilustrasi pengolahan limbah (ANTARA FOTO)

Untuk sanitasi sistemnya seperti percepatan infrastruktur kelurahan


Batam (Antaranews Kepri) - Pemerintah menganggarkan Rp9 miliar untuk membangun sanitasi menggunakan sistem pengelolaan limbah domestik (SPALD) di Kota Batam, Kepulauan Riau pada 2018. 

Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kota Batam, Suhar, di Batam, Rabu, menyatakan pembangunan SPALD menggunakan Dana Alokasi Khusus dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. 

"SPALD dibangun di tiga lokasi Kecamatan Belakangpadang dan Nongsa," kata Suhar. 

Ia menjelaskan, DAK yang dialirkan terdiri dari DAK Afirmasi dan DAK Penugasan. 

DAK Afirmasi sebesar Rp4,5 miliar untuk membangun SPALD baru yang terpusat untuk skala pemukiman kombinasi Mandi Cuci Kakus di Kelurahan Kasu Kecamatan Belakangpadang dan Kelurahan Ngenang Kecamatan Nongsa. 

Sementara DAK Penugasan senilai Rp4,5 miliar digunakan untuk pembangunan SPALD terpusat skala permukiman di Kelurahan Sekanak Raya Kecamatan Belakangpadang. 

"Untuk sanitasi sistemnya seperti percepatan infrastruktur kelurahan," kata dia. 

Masyarakat didorong membentuk Kelompok Swadaya Masyarakat untuk mengelola sendiri. 

Ia menyatakan pemerintah menggesa program pembangunan SPALD dilakukan segera, agar selesai terbangun pada September atau Oktober 2018. 

Selain SPALD, pemerintah juga menganggarkan Rp12,3 miliar untuk membangun Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Kota Batam. 

Ia menjelaskan, DAK air minum terdiri dari DAK reguler, DAK afirmasi dan DAK penugasan. 

DAK reguler senilai Rp2,307 miliar digunakan untuk pembangunan SPAM di Tanjunggundap Kelurahan Tembesi Kecamatan Sagulung. 

Kemudian DAK afirmasi dan DAK penugasan masing-masing sebesar Rp5 miliar dan digunakan untuk pembangunan SPAM Pulau Geranting, Kelurahan Pulau Terong Kecamatan Belakangpadang dan SPAM Rempang Cate, Kelurahan Rempang Cate Kecamatan Galang. 

Pembangunan SPAM di pulau penyangga penting untuk membuka akses pelayanan air bersih

Menurut dia, pelayanan air bersih di pulau penyangga relatif sulit karena keterbatasan air baku di pulau. Pemerintah harus pintar mencari dan melihat yang ada untuk didistribusikan warga. 

Seperti di Pulau Mercan, pemerintah mendistribusikan air di pulau itu ke Pulau Sarang yang berpenduduk namun tidak memiliki sumber air baku. 

"Tahun depan juga untuk Pulau Lengkang akan disuplai dari Mercan. Ini harus kita lakukan karena tidak semua pulau punya potensi air baku," kata dia. 

Editor: Dedi

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE