Satgas: harga beras tidak terpengaruh bongkar muat

id Satgas Pangan Karimun,AKP Lulik Febryantara,Satgas Beras Karimun,Harga Beras Karimun

Satgas: harga beras tidak terpengaruh bongkar muat

Ketua Satgas Pangan dan Beras Karimun AKP Lulik Febyantara (foto: Istimewa)

Belum ada pengaruh pada harga, kalau memang ada bongkar muat yang lama
Karimun (Antaranews Kepri) - Satuan Tugas Pangan dan Beras Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau, menyatakan harga beras di daerahnya tidak terpengaruh oleh kelambanan bongkar muat di pelabuhan.

"Belum ada pengaruh pada harga, kalau memang ada bongkar muat yang lama," kata Ketua Satgas Pangan dan Beras Karimun AKP Lulik Febyantara di Tanjung Balai Karimun, Rabu.

Lulik mengaku memang mendapat informasi saat rapat koordinasi dengan Dinas Perdagangan beberapa waktu lalu bahwa bongkar muat di pelabuhan sangat lama, bisa satu hingga dua pekan.

Namun demikian, berdasarkan pantauan yang dilakukan setiap pekan, harga beras termasuk kebutuhan pokok lain relatif wajar, kalaupun terjadi peningkatan, itu disebabkan ada kenaikan harga di daerah penghasil.

Dia mencontohkan harga beras medium dari Medan, Sumatera Utara, cukup tinggi atau berkisar Rp9.100 per kilogram. Distributor kemudian menaikkan harga menjadi Rp9.400 per kilogram, atau sebesar Rp300/kg untuk ongkos kapal, ongkos buruh dan pengangkutan ke gudang.

Sementara, harga eceran tertinggi (HET) beras yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp9.950/kg. Selanjutnya, distributor kembali mengambil keuntungan sebesar Rp300/kg, sehingga harga jual beras Rp9.700/kg kepada pengecer.

"Jadi ada `space` Rp250 per kilogram. Persoalannya sekarang, kita kesulitan untuk mengawasi harga beras di tingkat pengecer, yang kadang-kadang melebihi HET yang ditetapkan sebesar Rp9.950/kg," kata dia.

Dia memastikan pengawasan di tingkat distributor sudah cukup ketat, sehingga mudah memonitor jika terjadi penyelewengan atau menaikkan harga secara sepihak, apalagi mencoba-coba untuk menumpuk barang dengan cara kapal lambat bongkar muat di kapal.

"Kita akan terus awasi," kata dia.

General Manager PT Pelindo I Cabang Tanjung Balai Karimun Syahri Ramadana, dalam satu kesempatan menyangkal aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Taman Bunga terlalu lama sehingga memicu kelangkaan persediaan beras di pasar.

"Kami punya standar, bahkan kami menginginkan proses bongkar muat lebih cepat lagi. Kecuali masalah cuaca seperti hujan, tidak mungkin beras dibongkar saat hujan," kata dia.

Syahri justru mempertanyakan lambatnya kapal yang lego jangkar merapat ke dermaga. Dia menduga distributor memperlambat proses bongkar muat untuk menimbun barang di kapal.

"Kalau ditumpuk di gudang bisa ketahuan, atau disidak," ujarnya.

Editor: A Jo Seng Bie

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE