Urban farming masuk ekstrakurikuler sekolah

id urban farming,ekstrakurikuler sekolah batam,Kepala BI Kepri,Gusti Raizal Eka Putra,TPID Kepri

Urban farming masuk ekstrakurikuler sekolah

Kepala KPw Bank Indonesia Kepulauan Riau,. Kepala Bank Indonesia Perwakilan Kepulauan Riau, Gusti Raizal Eka Putra (ANTARA/Danna Tampi)

Nanti kan bisa dilakukan dengan cara ditanam di dalam polibag atau hidroponik
Batam (Antaranews Kepri) - Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Kepulauan Riau akan melakukan terobosan untuk menekan harga sejumlah komoditas yaitu dengan menggandeng pihak sekolah dan menjadikan aktivitas urban farming sebagai kegiatan ekstrakurikuler.

Wakil Ketua TPID Provinsi Kepri Gusti Raizal Eka Putra, di Batam, Sabtu, mengatakan urban farming merupakan salah satu program TPID untuk mendorong ketahanan pangan dan untuk menekan harga beberapa komoditas di pasar.

Pihaknya memilih sekolah karena tempat belajar mengajar itu memiliki halaman yang cukup luas untuk melakukan aktivitas bercocok tanam.

"Nanti kan bisa dilakukan dengan cara ditanam di dalam polibag atau hidroponik," katanya.

Tahun lalu, lanjutnya, kegiatan urban farming dilakukan di kawasan industri Mukakuning yang dilakukan koperasi karyawan dengan menanam beberapa komoditas inti dengan cara hidroponik.

"Mereka bahkan sudah menjual hasilnya ke beberapa supermarket," katanya.

Gusti berharap dengan semaikin banyak masyarakat yang melakukan aktivitas bercocok tanam nantinya bisa membantu pemerintah untuk mengontrol harga di pasar.

Pria yang juga menjabat Kepala Bank Indonesia Perwakilan Kepri itu berharap setiap masyarakat Kota Batam nantinya bisa melakukan aktifitas tersebut dengan menggunakan polybag atau hidroponik. "Itu tidak memerlukan tanah yang luas," katanya.

Gusti menyatakan apabila masing-masing rumah memiliki lima sampai 10 polibag yang ditanami salah satu komoditi misalnya cabai atau tomat, sudah bisa mengurangi biaya belanja warga tersebut.

"Selain bisa menjadi hiasan, juga menghasilkan dan kebutuhan harian seperti cabai tidak perlu lagi dibeli ke pasar," ujarnya.

Dengan adanya aktivitas bercocok tanam TPID yakin bisa menekan harga sejumlah komoditas di pasar sehingga bisa mengurangi beban belanja masyarakat.

Beberapa waktu lalu Bank Indonesia Perwakilan Kepri merilis cabai menjadi salah satu komoditas penyumbang inflasi terbesar dan dengan adanya program urban farming, inflasi di daerah tersebut dapat ditekan.(Antara)

Editor: Rusdianto

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE