Industri manufaktur turun pendapatan hotel anjlok

id Industri manufaktur Batam,Hunian hotel Batam

Industri manufaktur turun pendapatan hotel anjlok

Ilustrasi aktivitas di perhotelan (asiatraveltips.com)

Selama ini hotel di Batam sangat tergantung kepada industri manufaktur dan konstruksi,
Batam (Antaranews Kepri) - Turunnya industri manufaktur tidak hanya berdampak pada pengangguran di Kota Batam Provinsi Kepulauan Riau, tetap juga menyebabkan anjloknya tingkat hunian hotel.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Batam Muhammad Mansyur, di Batam, Selasa, mengatakan lebih dari 40 persen hunian kamar hotel bergantung kepada pekerja perusahaan manufaktur.

“Paling besar penghuni hotel tenaga kerja industri, baik dari dalam atau luar negeri," katanya. Mansyur menyatakan pendapatan mereka dari sisi pariwisata tidak begitu besar karena tingkat hunian banyak di akhir minggu.

Pada 2017, kata Mansyur merupakan saat paling kelam dirasakan industri perhotelan. Menurutnya tingkat hunian di 2017 hanya 55 persen. 

"Selama ini hotel di Batam sangat tergantung kepada industri manufaktur dan konstruksi," ujarnya. 

Karena lanjutnya korporasi industri kerap menginapkan karyawan luar kota atau luar negeri di hotel dalam waktu yang lama. Bahkan satu perusahaan kata Mansyur bisa memesan 10 hingga 15 kamar hotel. Bahkan ada yang memesan kamar untuk satu tahun. 

Selain itu, kata Mansyur, sejumlah perusahaan mulai melirik cara lain untuk menghemat biaya. Yaitu dengan menyewa rumah yang harganya jauh lebih murah dari pada di hotel.

Salah satu cara yang dilakukan pihak hotel untuk memikat para tamu adalah dengan melakukan perang tarif dan hal itu bahkan dilakukan hotel berbintang. 

Peran pemerintah lanjutnya sangat diharapkan para pelaku perhotelan. “Untuk even-even skala besar melalui pintu PHRI, nanti PHRI yang mengatur akomodasi untuk kegiatan tersebut tidak 'door to door' lagi," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwistara Kota Batam Febrialin mengatakan kontribusi sektor pariwisata terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Batam masih lemah. 

Kata Febrialin, manufaktur masih memberikan kontribusi terbesar, yakni 55,46 persen diikuti sektor konstruksi 19,47 persen. Kemudian perdagangan besar dan eceran sekitar 6,24 persen. 

Transportasi dan pergudangan 3,58 persen, jasa keuangan dan asuransi sekitar 3,5 persen. Dari sektor akomodasi dan makanan, termasuk pariwisata menduduki peringkat enam dalam struktur PDRB Kota Batam yaitu sekitar 2,34 persen.

“Ketika sektor itu (manufaktur) jatuh dampaknya lebih terasa ke semua sektor,” katanya.

Febrialin mengatakan pihaknya sedang berupaya menaikan peran sektor pariwisata terhadap PDRB Kota Batam. 

Targetnya sektor manufaktur dapat berada diperingkat tiga hingga empat dalam dalam dua tahun kedepan.(Antara)

Editor : Rusdianto

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE