Tanjungpinang (Antaranews Kepri) - Rencana pembangunan jembatan Batam-Bintan sebaiknya disejalankan dengan perbaikan kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas (Free Trade Zone), kata Ketua Fraksi Keadilan Sejahtera DPRD Provinsi Kepulauan Riau, Ing Iskandarsyah.
"FTZ di Batam, Bintan, Tanjungpinang dan Karimun sebaiknya menyeluruh. Jembatan Batam-Bintan akan lebih efektif untuk meningkatkan perekonomian Kepri jika kawasan bebas menyeluruh, bukan hanya pada kawasan tertentu," tambahnya di Tanjungpinang, Rabu.
Iskandar yang juga anggota Komisi II DPRD Kepri mengatakan rencana pembangunan jembatan Batam-Bintan (Babin) mendapat sambutan positif dari berbagai elemen masyarakat. Namun ia mengingatkan rencana ini jangan hanya sebatas wacana karena hal tersebut sudah pernah bergema sejak Ismeth Abdullah-HM Sani menjabat sebagai gubernur dan wakil gubernur pertama di Kepri periode 2005-2010.
Pembangunan jembatan Babin, menurut dia dapat menumbuhkan perekonomian di Pulau Bintan (Kabupaten Bintan dan Kota Tanjungpinang). Selama ini, perkembangan perekonomian antara Pulau Bintan dengan Batam tidak berimbang, karena itu FTZ menyeluruh menjadi jawaban untuk meningkatkan sektor perdagangan, perindustrian dan ekonomi kecil dan menengah.
Sejak 2007 hingga sekarang, FTZ di Kabupaten Bintan, Tanjungpinang dan Karimun tidak menyeluruh. Kondisi ini yang menyebabkan FTZ tidak dapat sepenuhnya menjadi mesin pertumbuhan perekonomian di Pulau Bintan maupun Karimun. Sedangkan kawasan bebas di Batam relatif lebih luas sehingga usaha yang digeluti Badan Pengusahaan Batam berkembang pesat.
"Yang lebih parah itu Tanjungpinang, hanya ada dua kawasan FTZ sehingga jalan di tempat," ujarnya.
Menurut dia, jembatan Babin sebagai jawaban awal untuk menyatukan kabupaten tertua di Kepri dan ibu kota Kepri dengan Batam. Selama ini, masyarakat hanya mengandalkan transportasi laut untuk mengangkut barang.
"Dengan adanya jembatan Babin, semestinya biaya distribusi barang menjadi lebih murah," katanya.
Selain persoalan pembangunan jembatan Babin dan FTZ, Iskandar juga mengingatkan pemerintah pusat untuk bersinergi dengan Pemerintah Kepri dalam membangun kawasan perbatasan. Kepri merupakan wajah Indonesia yang memiliki 1.976 pulau, sekitar 20 pulau di antaranya berbatasan dengan negara tetangga.
"Kepri ini memiliki potensi perekonomian yang besar karena letaknya sangat strategis. Seharusnya, Pemerintah Kepri diberi kewenangan khusus untuk membangun wilayah ini," katanya.
Editor: Rusdianto
Berita Terkait
Bapenda sebut kesadaran warga Kepri bayar pajak semakin baik
Rabu, 24 April 2024 16:33 Wib
Realisasi penerimaan Bea dan Cukai Batam Kepri capai Rp98,42 miliar
Rabu, 24 April 2024 12:55 Wib
KPU Batam butuh 60 petugas PPK pada Pilkada 2024
Selasa, 23 April 2024 19:22 Wib
Kunjungan kapal ke Pelabuhan Batam naik jadi 24.818 call di Triwulan I tahun 2024
Selasa, 23 April 2024 16:22 Wib
TP PKK Batam ajak masyarakat bangun keluarga berkualitas
Selasa, 23 April 2024 14:46 Wib
Kemenkominfo pertimbangkan pemblokiran gim Free Fire
Selasa, 23 April 2024 14:37 Wib
Lantamal IV/Batam tangkap kurir sabu dan empat PMI ilegal
Senin, 22 April 2024 18:57 Wib
KPU Bintan sebut syarat dukungan minimal calon independen adalah 12.336 orang
Senin, 22 April 2024 18:11 Wib
Komentar