Karimun (Antaranews Kepri) - Gubernur Kepulauan Riau, Nurdin Basirun, mengakui pertumbuhan perekonomian setempat kini tengah anjlok jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
"Perekonomian Kepri anjlok disebabkan banyak faktor," kata dia saat berkunjung ke Tanjung Balai Karimun, Kabupaten Karimun, akhir pekan.
Nurdin Basirun mengatakan, kondisi perekonomian di Kota Batam sebagai barometer perekonomian Provinsi Kepri, anjlok karena hanya mengandalkan sektor industri galangan kapal.
Menurut dia, banyak sektor yang bisa dikembangkan di Batam dan kabupaten/kota lain, seperti sektor pariwisata yang menurutnya sangat menjanjikan.
Dia mengapresiasi kebijakan pemerintah kabupaten/kota yang berupaya menggenjot sektor pariwisata.
"Sektor pariwisata di Kepri sangat menjanjikan," katanya.
Nurdin yang pernah dua periode menjabat Bupati Karimun juga menyinggung kondisi perekonomian di Kabupaten Karimun.
Kabupaten Karimun, kata dia, yang "gagah" dengan kehadiran PT Saipem Indonesia Karimun Branch (SIKB), perusahaan terbesar di Kawasan Perdagangan Bebas (FTZ) Karimun, juga tampak kurang bergairah.
Sejak 2017, perusahaan asal Italia tersebut melakukan pengurangan tenaga kerja besar-besaran karena tidak ada pesanan proyek.
"Karimun memang memiliki keunggulan di bidang keagamaan dan patut dibanggakan. Namun peluang pengembangan investasi juga cukup besar, bila tidak dimanfaatkan dengan baik maka investor akan lari," tuturnya.
Dia menyebutkan hal yang dikhawatirkan adalah tidak berlanjutnya pembangunan infrastruktur di Kabupaten karimun.
"Tidak membangun infrastruktur, investor yang sudah ada bisa lari. Bupati tidak bisa bekerja sendiri, peran masyarakat juga sangat penting. Pemerintah mendorong investasi, masyarakat yang mengamankannya," katanya.
Dia mengakui, tidak gampang untuk mendorong investasi kalau tidak ada upaya agar investor tetap bertahan dan investor baru yang tertarik menanamkan modalnya.
"Di Singapura, Malaysia dan Vietnam saat ini sedang lucu-lucu dan genit-genit dalam menarik investasi. Mereka menawarkan berbagai kemudahan kepada investor," kata Nurdin.
Sementara itu, Antara di Batam melaporkan bahwa Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Kepri mencatat pertumbuhan ekonomi Kepri pada 2017 sebesar 2,01 persen (yoy), terendah sepanjang lima tahun terakhir.
"Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi 2017 jauh di bawah 2016 yang mencapai 5,03 persen (yoy)," kata Kepala Perwakilan BI Kepri, Gusti Raizal Eka Putra di Batam.
BI mencatat dalam lima tahun terahir, ekonomi Kepri terus mengalami penurunan. Pada 2013 sebesar 7,21 persen (yoy), 2014 sebesar 6,6 persen (yoy), 2015 sebesar 6,01 persen (yoy), 2016 sebesar 5,03 persen (yoy) dan 2017 sebesar 2,01 persen (yoy).
Meski secara tahunan melemah, namun pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2017 membaik dibanding kuartal sebelumnya, meningkat dari 2,38 persen menjadi 2,57 persen.
Editor: YJ Naim
Berita Terkait
BP Batam sebut rumah contoh di Rempang Eco City sudah dialiri listrik dan air
Jumat, 19 April 2024 18:27 Wib
DPRD Kota Batam imbau perusahaan di Batam prioritaskan pencari kerja lokal
Jumat, 19 April 2024 16:11 Wib
BPBD Natuna padamkan kebakaran lahan di Kecamatan Bunguran Selatan
Jumat, 19 April 2024 16:00 Wib
Penumpang Bandara Tanjungpinang selama libur lebaran naik 25 persen
Jumat, 19 April 2024 15:35 Wib
Natuna Juara I Lomba Teknologi Tepat Guna tingkat Kepri
Jumat, 19 April 2024 15:28 Wib
Bapenda Batam sebut pendapatan dari jasa hotel pada April capai Rp10,9 miliar
Jumat, 19 April 2024 14:46 Wib
Natuna-Kepri berstatus siaga darurat bencana kekeringan
Jumat, 19 April 2024 13:49 Wib
BP Batam dukung realisasi pembangunan gerai premium
Jumat, 19 April 2024 12:04 Wib
Komentar