Karimun (Antaranews Kepri) - Gubernur Kepulauan Riau Nurdin Basirun mengaku telah menemui menteri membahas impor beras untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di beberapa kabupaten/kota menjelang bulan Ramadhan.
"Kalau bupati mau berkirim surat, saya malah sudah menemui menteri membahas soal itu," kata dia dalam kunjungan ke Tanjung Balai Karimun, Kabupaten Karimun, Minggu.
Baca juga: Pemkab Karimun surati gubernur terkait kuota impor
Nurdin Basirun mengatakan, kementerian belum memberikan jawaban terkait permintaan dibukanya kran impor komoditas, terutama beras untuk kebutuhan kabupaten/kota, salah satunya Kabupaten Karimun.
"Tidak gampang disetujui, Kementerian tentu akan mengkaji dulu," kata dia.
Untuk mengatasi permasalahan persediaan beras, dia mengatakan ada dua hal yang akan dilakukan, yaitu meminta kepada Bulog agar memastikan ketersediaan beras di pasaran.
Kemudian, dia berharap ada kebijakan yang bersifat kearifan lokal dengan memberikan kuota impor beras sebatas untuk kebutuhan masyarakat setempat, apalagi kebutuhan akan meningkat menjelang bulan Puasa dan Lebaran.
"Kita tunggu saja hasilnya, karena masalah ini sudah saya sampaikan ke menteri," katanya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi, UKM dan ESDM Karimun Muhammad Yosli mengaku sedang menyiapkan surat untuk dilayangkan kepada Pemerintah Provinsi Kepri terkait permasalahan beras.
"Rencana surat tersebut mau kita antar langsung ke provinsi," kata Yosli.
Muhammad Yosli mengatakan, berdasarkan rapat antara Bupati Karimun Aunur Rafiq bersama sejumlah distributor dan instansi beberapa waktu lalu, diputuskan untuk mengajukan impor beras kepada pemerintah pusat melalui pemerintah provinsi.
Baca juga: Karimun minta pemerintah pusat buka keran impor
"Surat yang kita siapkan untuk provinsi tersebut berisikan permintaan agar provinsi memfasilitasi keinginan kita ke pemerintah pusat," katanya.
Menurut Yosli, persediaan beras memang masih aman dan tercukupi, namun harga beras, terutama beras premium dari daerah penghasil terlalu tinggi, sehingga harga di tingkat eceran melebih Harga Eceran Tertinggi (HET) sebesar Rp13.300 per kilogram.
"Penyebabnya tingginya biaya distribusi dari daerah penghasil. Dengan diberinya kuota impor oleh pusat, kita berharap harga beras di pasaran bisa lebih murah," katanya.
Editor: Subagyo
Berita Terkait
KPU Batam butuh 60 petugas PPK pada Pilkada 2024
Selasa, 23 April 2024 19:22 Wib
Polres Karimun gagalkan penyelundupan 6 PMI ilegal asal NTB
Selasa, 23 April 2024 18:03 Wib
Kunjungan kapal ke Pelabuhan Batam naik jadi 24.818 call di Triwulan I tahun 2024
Selasa, 23 April 2024 16:22 Wib
TP PKK Batam ajak masyarakat bangun keluarga berkualitas
Selasa, 23 April 2024 14:46 Wib
KPU Natuna membuka pendaftaran PPK untuk Pilkada 2024
Selasa, 23 April 2024 14:16 Wib
Direktur RSUD RAT Pemprov Kepri mundur karena lanjutkan pendidikan
Senin, 22 April 2024 19:36 Wib
Lantamal IV/Batam tangkap kurir sabu dan empat PMI ilegal
Senin, 22 April 2024 18:57 Wib
KPU Bintan sebut syarat dukungan minimal calon independen adalah 12.336 orang
Senin, 22 April 2024 18:11 Wib
Komentar