Gubernur: sulit penuhi kebutuhan sembako Kepri

id Gubernur Kepri Nurdin Basirun,impor sembako,impor beras

Gubernur: sulit penuhi kebutuhan sembako Kepri

Gubernur Kepri Nurdin Basirun (Antaranews Kepri/Danna Tampi)

Karena kami bukan daerah penghasil, memang sulit sembako, kalau hanya mengharap pasokan dari daerah lain
Batam (Antaranews Kepri) - Gubernur Kepulauan Riau, Nurdin Basirun menyatakan sulit untuk memenuhi kebutuhan sembako setempat, bila tidak diimpor dari negara lain.

"Karena kami bukan daerah penghasil, memang sulit sembako, kalau hanya mengharap pasokan dari daerah lain," kata Gubernur Nurdin Basirun di Batam, Rabu.

Lokasi geografis Kepri yang lebih dekat dengan Singapura dan Malaysia ketimbang daerah Indonesia lainnya menyebabkan lebih mudah bila sembako diimpor dibandingkan didatangkan dari provinsi lain.

Selain jauh, distribusi sembako dari Pulau Jawa dan Pulau Sumetra juga sangat tergantung dengan cuaca, mengingat harus melewati perairan dengan gelombang laut tinggi.

Karenanya, Gubernur berharap pemerintah pusat membuka keran impor khusus wilayah Kepri.

Baca juga: Gubernur Kepri temui menteri bahas impor beras

"Kita lagi minta, kemarin komisi VI DPR RI melalui Nyat Kadir, semoga ada perhatian pemerintah pusat," kata dia.

Pemkot Batam juga sudah mengajukan pembukaan impor beras untuk memenuhi kebutuhan pangan warga kota yang berbatasan dengan Singapura dan Malaysia itu.

"Wali Kota sudah meminta ke Kementerian agar dibuka importasi di Batam," kata Wakil Wali Kota Batam Amsakar Achmad di Batam.

Harga beras di pasar-pasar kota terlalu tinggi. Beras kualitas medium rata-rata Rp14.000 per kg, di atas Harga Eceran Tertinggi yang ditetapkan pemerintah.

Menurut dia, bila impor beras dilakukan, maka dapat menekan harga. Selain harga dari negara asal lebih murah, ongkos distribusinya juga lebih sedikit ketimbang membawa beras dari Pulau Jawa.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kepulauan Riau, Gusti Raizal Eka Putra mengatakan harga beras di Batam tinggi karena harga di daerah penghasil juga meningkat.

Selain itu, harga beras juga dipengaruhi biaya distribusi yang juga tinggi.

"Impor salah satu alternatif. Tapi itu tidak mudah. Impor dilakukan secara hati-hati," kata dia.

Menurut Gusti, TPID perlu menyusun neraca pangan yang akurat agar pemerintah daerah mudah membuat kebijakan dan mengambil tindakan.

"Karena volatile food menjadi faktor penyumbang inflasi pada umumnya," kata dia. Baca juga: Gubernur akui perekonomian kepri anjlok

Editor: Rusdianto

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE